***Ali terlihat mondar mandir didepan pintu besar utama rumahnya. Para pelayan juga terlihat menunduk karena melihat Tannya sedang cemas dan menahan amarahnya. Terlihat dari wajahnya yang memerah dan rahangnya yang mengeras.
"Kalau dia pulang katakan kalau saya menunggunya dikamar" ucap Ali datar. Ali langsung berjalan menuju kamarnya.
Para pelayan menghembuskan nafasnya lega. Sejak 2 jam lalu Tuan besarnya itu terlihat uring uringan dan menahan amarahnya. Pasalnya istri dari Tuan besarnya itu belum pulang meskipun sekarang pukul 23.00.
"Aduh Non Prilly kemana kok belum pulang" ucap pelayan yang bernama Yani.
"Tuan Ali pasti marah" sahut pelayan yang satunya lagi.
"Ini pasti gara gara bantuin buat kejutan untuk Non Icha" ucap Siti.
Tak berapa lama bel pintu utama berbunyi, Siti buru buru membuka pintu.
Dilihatnya Siti, Prilly sudah berdiri didepan pintu.
"Non kemana aja" ucap Siti, Prilly melangkahkan kakinya memasuki rumah. Disana sudah berjejer semua pelayan dan bodyguard.
"Ada apa nih?"
"Non Prilly sudah ditunggu Tuan Ali dari jam delapan tadi kelihatannya Tuan mencemaskan non" ucap seorang pelayan.
"Non bilang akan pulang sebelum jam sepuluh malam tapi sekarang sudah jam sebelas malam lebih" ucap Yani.
Prilly mengusap wajahnya kasar, karena terlalu semangat membuat kejutan untuk Icha sampai ia lupa janjinya dengan suaminya sendiri.
"Non mau kemana?" tanya Siti karena melihat Prilly terlihat ingin beranjak menuju dapur.
"Saya ingin membuatkan dia kopi"
"Biar kami saja non, non langsung temui Tuan kekamar. Non sudah ditunggu" ucap Siti.
Prilly mengangguk, jantungnya berdetak sangat cepat. Mengingat Ali tak pernah marah, lalu apa sekarang ia akan marah.
Prilly menggeleng, dibukanya pintu kamar tapi tak ada Ali. Prilly berbalik menutup pintu kamar.
"Ali kemana mbak?" tanya Prilly pada siti yang berdiri dibelakangnya membawa kopi dan cup cake.
"Tapi tadi Tuan bilang menunggu non, di kamar"
"Gak ada"
"Mungkin diruang kerjanya" ucap Siti, Prilly mengangguk.
"Kopi sama cup cakenya biar saya saja" ucap Prilly, Siti tersenyum memberikan kopi dan cup cakenya pada Prilly.
Setelah itu Siti berlalu sementara Prilly berjalan menuju ruang kerja suaminya.
Dibukanya pintu ruang kerja Ali, ternyata benar terlihat Ali sedang duduk dikursi kerjanya, rahangnya terlihat mengeras dan wajahnya memerah padam.
Prilly menghembuskan nafasnya kasar, pasrah dengan apa yang akan terjadi. Jika Ali atau suaminya akan marah.
"Sudah pulang?" ucapan datar dan tegas, membuat Prilly tersadar. jika suaminya sadar bahwa ia berdiri didepan pintu ruang kerjanya.
Prilly menutup pintu ruang kerja Ali dan berjalan mendekati laki laki itu.
Prilly meletakkan kopi dan cup cakenya diatas meja "Sudah baru saja, itu kopi sama cup cake buat nemenin kamu kalau kamu mau lembur kerja dirumah" ucap Prilly tersenyum manis.