Pulang dari acara ulang tahun Opa-nya Nasya, mereka memang akhirnya pergi makan malam. Tapi, sebelum pulang, Nasya mengenalkan Saka dulu ke orang tuanya. Sekalian pamitan.
Seumur-umur, Saka belum pernah dikenalkan ke orang tua wanita. Wanita manapun.
Ya, jelas tidak pernah kalau wanita-wanitanya. Well, kehidupan Saka dan para wanitanya kan memang berkisar di tempat tidur. Walaupun, tanpa dikenalkan, Saka tau keluarga dan orang tua dari para wanitanya. Well, tidak jarang, orang-orang berada.
Oh, Saka pernah kok dikenalkan ke keluarga salah satu wanitanya.
Oke, ralat, ke suami. Suami Renita. Iya, si anggota dewan itu.
Dulu sih, statusnya belum jadi suami Reni. Dan Saka, statusnya dulu senior di kantor, ketika mengantar Reni bertemu si suami.
Oke, fokus! Kembali ke bertemu orang tua Nasya.
Dan, kenapa juga Saka mau?
He must like this woman so much. And even probably a little too much.
"Saka, Om. Tante." Kata Saka sambil menyalami tangan papa dan mama Nasya, dan sedikit membungkuk.
"Adek kesini sama Nak Saka?" tanya Mama, dan Nasya mengangguk.
"Gak sama Randy?"
"Mama!"
Terdengar papa Nasya menegur istrinya, sementara Nasya terlihat sedikit menggeleng, memberi kode. Mama Nasya masih terlihat sedikit bingung.
"Saka kerjanya apa?"
"Eeeng, pengacara, Tante."
"Oh ya?"
Dan wajah yang bingung tadi, berubah jadi senyum.
Saka sendiri, juga hanya tersenyum sambil mengangguk.
"Dimana?"
"Kantornya di Sudirman situ sih Tante, SCBD."
"Waaah."
Sekarang pake megang-megang lengan segala. Saka hanya mengangguk sambil tersenyum sopan, sementara mengerling sedikit ke arah Nasya, yang melotot ke arah ibunya.
"Aku sama Saka mau balik ya."
"Loh kok?"
"Kenapa Dek?"
Kedua orang tua Nasya langsung kembali menoleh ke arahnya.
"Gapapa, aku males. Tadi udah ketemu Tante Prita." Kata Nasya. Papanya terlihat tersenyum, sementara mamanya masih bingung.
"Ya gapapa. Papa sama mama malem tapi baliknya."
"Tapi kan Dek..." mamanya terlihat masih tidak setuju.
"Aku besok ketemu Opa deh. Aku udah males disini nih, ntar orang pada heboh trus rame. Males."
"Gapapa Ma."
Ibunya masih mau bersuara, tapi papanya Nasya menahan.
"Nanti Adek gausah jemput, papa sama mama kayaknya sampe lewat tengah malem malah. Di rumah baik-baik ya."
"Iya Pa."
Saka bisa melihat mamanya berbisik ke arah papanya, tapi papanya menepis dengan tangannya.
"Udah ya, aku balik?" Nasya kembali bersuara.
"Iya. Saka yang nyetir kan?"
"Iya, saya Om."
"Om minta tolong jagain Nasya dulu ya."
"Siap, siap Om." Kata Saka lagi, sambil mengangguk.
"Titip Nasyanya dulu ya Saka ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Conflate (Adult Content) [END]
ChickLit[FINISHED] [Bonus chapter available on KK] Conflate (v): To blend together. --- Saka itu anak terakhir yang gak kayak anak terakhir. Papa sayang Kak Vina, dan mama sayang Mas Vano. Saka? Gak ada yang sayang. Nenek doang dulu yang sayang. Tapi sekar...