Setelah seminggu penuh menginap di rumah Epin – dan enam hari di antaranya dia tidak ke café sama sekali – akhirnya, di hari ketujuh, Anas pergi juga ke café. Dia memilih ke café di hari Minggu walaupun dia sebenarnya masih curiga wanita-wanita Saka akan muncul di cafenya.Meskipun Abby tidak masalah dengan Anas yang tidak ke café sama sekali – well, Anas kan memang fokusnya di keuangan dan operasional café, dan Abby yang bagian cake dan menu dan segala macamnya – tapi Anas tidak enak juga sama Abby. Well, dan juga Epin sebenarnya.
"Lo udah baikan?" adalah kata-kata yang entah berapa kali diulangi Abby setiap nyamperin Anas di mejanya. Anas sampai bosan juga sebenarnya, karena Abby tidak melakukan itu hanya di hari pertama Anas balik ke cafe, tapi bahkan sampai seminggu kemudian. Walaupun makin hari intensitasnya makin menurun, tapi benar-benar selalu ada selama seminggu.
Tapi kemudian, setelah seminggu, Anas sudah tidak tahan lagi, dan mengatakannya ke Abby.
"Sumpah, ini udah seminggu, dan tolong berhenti nanya itu, By." Katanya, ketika Abby baru duduk di hadapannya, dan bahkan belum bersuara. Abby sampai kaget sendiri.
"Gak, gue gak bakal nanya itu kok. Gue juga yakin, dan semoga bener sih, kalau lo udah gapapa. Mungkin soal Saka belum, tapi soal Randy pasti udah."
"Kok soal Randy?" tanya Anas.
"Soalnya gue mau ceritain lengkap soal si tunangan cowok brengsek itu." Kata Abby. Anas menaikkan alisnya, dan kemudian, menutup laptopnya.
"Untung lo gak masuk seminggu, karna kayaknya, tiga hari berturut-turut, dia terus dateng ke cafe. Tapi, gue masih gak bisa lupa yang dia omongin ke gue, Nas. Dan, gue masih emosi banget." Kata Abby. Anas masih diam mendengarkan.
"Cewek itu bilang kalau dia sudah akan menikah sama Randy, tapi katanya, itu cowok tiba-tiba ke Jakarta, dan ketemu lo. Balik-balik, mereka berantem, tapi Randy bilang, dia kemungkinan ga bisa nikah sama cewek itu, karena dia ke Jakarta nemuin lo itu, karena lo bilang kalau lo udah hamil, dan itu anak Randy."
"Iya, lo kemaren udah bilang, kan?" kata Anas, meskipun dia kembali kesal mengingatnya.
"Iya eeng... tapi kan kemaren cerita gue belum selesai, karna dipotong Epin." Kata Abby.
Memang kemarin Abby tidak bisa melanjutkan ceritanya karena Epin sudah ngamuk begitu Abby bilang soal Randy ngakunya Anas udah hamil, ke tunangannya. Gak cukup dengan motong cerita, Epin melanjutkan dengan marah-marah, ngomelin Anas yang masih bisa-bisanya ngasi waktu ngomong dan ketemu sama Randy, sampe ke ngata-ngatain Anas soal percaya aja perkara kawin lari itu.
Padahal kan, Anas gak percaya!
Cuma yaaa, kepikiran juga.
APAAN SIH NAS!
"Jadi, cewek itu bilang kalau lo sampe nangis-nangis ke Randy, minta dia tanggung jawab segala macem, trus kayak Randy juga ga mau kalau lo gugurin kandungan, apalagi anaknya lahir tanpa bapak. Yaaah, gitu-gitu lah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Conflate (Adult Content) [END]
Literatura Kobieca[FINISHED] [Bonus chapter available on KK] Conflate (v): To blend together. --- Saka itu anak terakhir yang gak kayak anak terakhir. Papa sayang Kak Vina, dan mama sayang Mas Vano. Saka? Gak ada yang sayang. Nenek doang dulu yang sayang. Tapi sekar...