Keempatpuluhenam

27.5K 2.4K 100
                                    

"Tumben gak bawa motor, lu!" kata Bella, yang baru duduk di sebelahnya, dan kemudian menutup pintu taksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tumben gak bawa motor, lu!" kata Bella, yang baru duduk di sebelahnya, dan kemudian menutup pintu taksi.

"Dari Senen udah pulang pagi mulu, gue pikir, sekali-kali gue naik taksi aja lah. Capek juga angin-anginan mulu malem-malem." Kata Saka, sambil menyandarkan tubuhnya ke belakang. Ini hari Rabu, dan sudah seminggu ini Saka gila-gilaan bekerja di kantor. Dia merasa lebih baik menyalurkan stress nya ke pekerjaan.

Nasya yang masih tidak mau dihubungi memang masih jadi masalah besar dalam hidupnya, tapi paling tidak, Saka menepati kata-katanya untuk membuat Reni dan Lala, juga Tiara, menyesali perbuatan mereka.

Tiga hari setelah kejadian pesan terakhir Nasya itu, Saka berhasil melakukan segala hal yang dia bisa, untuk membuat suami Reni akhirnya ikut ditangkap untuk dugaan suap, dan tentu saja, Reni ikut terkena masalah, karena tentu saja, aliran dana transferan tiap bulan, juga masuk ke Reni. Sebenarnya Saka juga sudah tahu sejak lama – heck, a lot of people knew that! – dan dengan bantuan Bang Josh dan beberapa teman Bang Josh yang lawyer litigasi, Saka bisa melaksanakan misinya. Dia berhutang banyak sama Bang Josh.

Saka ingat, tidak sampai 24 jam sejak penangkapan itu ditayangkan di TV, ponselnya dibombardir Reni dengan telpon, pesan whatsapp, direct message di instagram, sampe sms segala. Mulai dari marah-marah, memaki-maki, sampai akhirnya kemudian memohon-mohon untuk bantuan. Saka hanya membaca pesan-pesan yang masuk, sebelum kemudian, dia memutuskan menelpon Reni, hanya untuk menghiraukan semua kata-kata dan permintaan maaf serta entah apa saja racauan Reni; dan mengucapkan satu kalimat.

"Udah liat apa yang lo terima kan, Ren?" kata Saka, yang langsung direspon dengan permintaan maaf Reni. Tapi Saka memang tidak mau membuang waktunya, dan dia memutuskan sambungan telpon.

Lala? Tidak gampang. Tapi paling tidak, minggu lalu, di hari Senin, usaha Saka membuahkan hasil.

Saka tahu beberapa tanah Lala itu masih tanah sengketa, tapi dia sudah membangun vila-vila besar. Dan, thanks to his connection with all those people dari BPN (Badan Pertanahan Negara) wilayah Bali akibat tugasnya belakangan dari Bang Jere, Saka bisa sedikit menggunakan network-nya – dan bahkan membantu orang yang pun masih berhak atas beberapa tanah tempat villa Lala – untuk sedikit memberi pelajaran ke Lala. Saka merekomendasikan Bang Josh untuk menangani kasus litigasi – juga sebagai balas budi untuk bantuan Bang Josh – dan katanya, Senin kemarin, gugatannya sudah masuk ke pengadilan negeri, dan pun akan masuk ke BPN. Lala mungkin tidak tahu bahwa Saka di balik masalah itu – Bang Josh menginformasikan Saka bahwa Lala sudah menghubungi Bang Josh, karena memang Bang Josh sebagai lawyer dan kuasa dari pemilik tanah – dan Saka ingin Lala tahu. Jadi, hari Senin minggu lalu, jam makan siang, Saka mengirimkan pesan ke Lala. Tidak berniat menelpon, dan cukup mengirimkan satu pesan whatsapp dengan isi kalimat yang mirip dengan yang dia ucapkan ke Reni.

"Udah liat apa yang bisa gue lakuin kan La? Good luck soal masalah tanahnya. PS: I will help the other one and not you, so you know you need a good luck."

Conflate (Adult Content) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang