Keduapuluhlima

33K 2.1K 235
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nah jadi, kamu kenapa tadi mukanya merah banget pas mau ke lobby?"

"Masih aja ih ditanyain!"

"Kamu pikir aku bakal lupa? Sayang, aku pengacara."

Nasya hanya cemberut.

"Kenapa sih? Kan tinggal dijawab."

"Eeeengg...."

Saka diam menunggu.

"Eeeeng, ya itu."

"Apa?"

"Itunya kamu."

"Apanya aku Babe?"

"Gatau ah!"

Nasya kesal, dan menarik gelasnya.

Mereka makan malam di salah satu restoran di Senayan City, dan Saka memang memesan red wine untuk dirinya dan Nasya.

Yang, memang tidak menolak sama sekali.

Tapi sekarang, red wine di gelas Nasya sudah habis.

Sementara, Saka hanya tertawa.

"Kenapa sih? Kamu belum pernah?"

Dan Nasya langsung menunduk, meskipun dia menggeleng pelan.

SIALAN! Saka malah kembali bersemangat.

This woman in front of him, is something.

Damn!

"Aku ajarin mau?"

"SAKA!"

Nasya menendak kakinya, sementara Saka mengaduh, meskipun masih sedikit tertawa. Nasya hanya menunggu sampai Saka selesai tertawa.

Dan kemudian bertanya.

"Kamu udah pernah?"

"Well, aku gak mau bohong ataupun munafik ke kamu, so yeah, iya. Aku udah pernah."

"Udah sering?"

"Enggak lah!"

Itu lebih seperti, sudah di set di otaknya. Jawaban otomatis, istilahnya.

Bukan Nasya aja sih. Setiap wanita yang bertanya padanya, pasti Saka jawabnya "enggak" kalau pertanyaannya itu.

"Beneran?"

"Kamu gak percaya?"

"Enggak." Kata Nasya.

"Yaudah aku buktiin. AW!"

Nasya kembali menendang kakinya.

"Lah kamunya gak percaya, kan aku perlu buktiin. Biar kamu percaya kalau aku gak sering juga."

"Tapi udah pernah?"

"Udah lah. Namanya juga udah umur segini."

Nasya hanya menatap Saka diam, sementara dirinya memandang balik, sambil tersenyum.

Conflate (Adult Content) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang