Keduapuluh

35.1K 2.3K 79
                                    


Karena Saka ditugaskan Bang Jere ke kantor Aurum setelah meeting jam 11, dan ternyata dia bisa menyelesaikan pekerjaan di kantor client tersebut dalam waktu singkat, maka Saka punya waktu makan siang yang lebih panjang.

Dan, dia memutuskan pulang ke rumah.

Tidak akan ada orang yang ada di rumah jam makan siang. Malah, biasanya baru ada penghuni di atas jam 9 malam, setelah pulang makan malam masing-masing di luar.

Dan Saka langsung disambut oleh Parjo, tukang kebun slash satpam yang membukakan gerbang ketika Saka tiba dengan motornya.

"Den Saka kemana toh gak pulang?"

"Ada orang di rumah gak?"

"Ya gak ada, Den. Si mbok sama bibik aja di belakang paling." Kata Parjo sambil kembali menutup gerbang.

Parjo sebenarnya sudah berumur 40 tahunan, tapi Saka ataupun saudaranya tidak pernah memanggilnya dengan sebutan 'pak', padahal dia lebih tua juga dari Mbak Vina.

Saka turun dari motor dan masuk ke rumah. Dia langsung berjalan ke arah tangga untuk naik ke lantai dua dan menuju kamarnya. Tapi, baru juga dia menjejakkan kaki di anak tangga pertama, Mbok Yu, asisten rumah tangga yang rasa-rasanya sudah ada dari jaman papa masih remaja dan sangat dekat dengan nenek dulu, menghampiri Saka.

"Den Saka kemana kemarin malem?"

"Ada kerjaan Mbok." Kata Saka ngasal, sambil tetap berjalan. Dia tau Mbok Yu jelas tidak akan percaya.

Mungkin, selain nenek, Mbok Yu satu-satunya orang yang juga peduli padanya. Jelas lebih sayang padanya dibanding mama dan papa juga.

"Den Vano kemaren nyariin Den Saka." Kata Mbok Yu, sementara Saka tidak menjawab. Tapi dia memperlambat gerakan kakinya, karena Mbok Yu mengekor di sebelahnya.

"Trus Bapak sama Ibu bilang, kalau Den Saka pulang, suruh tunggu sampe makan malem. Katanya ada yang mau diomongin."

Saka berhenti, dan kemudian menoleh.

"Ngomongin apa?"

"Mbok gatau Den, cuma dibilangin begitu tadi pagi.

"Mas Vano bilang apa?"

"Gak ada. Cuma nanyain Den Saka ke si mbok kemaren pas dia pulang, jam 10-an."

"Aku gabisa sampe makan malem, aku ada kerjaan Mbok."

Saka sudah siap kembali melangkah, tapi Mbok Yu malah menarik tangan Saka.

"Tapi, katanya kalau Den Saka gak ada di makan malam nanti, disuruh bawa semua barangnya keluar."

Saka terdiam. Lalu berkedip dua kali. Masih mencoba mencerna ini.

Well, Saka sudah bisa memprediksi soal ini, sebenarnya. But, finally experiencing it it real life feel...

Unreal.

"Ada apa sih Den?"

"Bilangin papa sama mama, gausah khawatir, ini aku ambil semua barang aku."

"Den Sakaaaa...." Mbok Yu meremas pelan tangannya, sambil menggelengkan kepala. Wajahnya yang menua terlihat lelah, tapi juga kasihan.

"Mas Vano toh lebih berharga buat mereka daripada saya Mbok."

"Ndak gitu Den Saka."

"Gapapa Mbok." Kata Saka, sambil menarik tangannya, lalu memengan lengan Mbok Yu, menenangkan.

"Aku beresin barang-barang aku dulu ya."

Dan Saka setengah berlari, menaiki tangga menuju kamarnya.

Conflate (Adult Content) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang