Ketigapuluhlima

28.8K 2.1K 25
                                    

Saka tidak pernah tidak percaya diri akan kemampuannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saka tidak pernah tidak percaya diri akan kemampuannya. Rasa-rasanya, sejak dia mengenal yang namanya 'dekat sama cewek' dan memulai kehebatan dan petualangannya sebagai Super Saka, dia bahkan tidak pernah cemburu. Curiga, khawatir, dan hal-hal lain semacam itu, terhadap wanita. Wanita-wanitanya. Karena well, dia dan wanita itu, sudah sepakat di awal, bahwa hubungan mereka hanya sekedar di atas ranjang. Sama-sama enak, sama-sama gak usah pake perasaan.

Ya pernah sih, satu dua pake perasaan. Reni, salah satunya. Atau, Lala dulu. Tapi ya, Saka gak ambil pusing. Toh, dia udah bikin disclaimer di depan. Warning bahkan, lebih tepatnya.

There is no way this thing we do, ended up in a relationship. Any, any kind of relationship. It's purely sex and satisfaction, both of us. That, and that only.

Nothing more. Nothing less.

Itu udah jadi kalimat pembuka bahkan, sebelum Saka mulai mau bersama wanitanya. Dan, selama ini, meski dia tau satu dua itu akhirnya menjadi merasa memiliki hubungan, or even crazier, being clingy and stuff, Saka biasanya tidak peduli. Either let them be, or left them, kalau udah terlalu ganggu.

Dan, itu berlaku juga sebaliknya, ke Saka. Karena, memang dia tidak pernah punya perasaan apapun dengan wanita-wanitanya. Reni yang menikah, Nadya yang memutuskan punya satu 'pria tetap', bahkan Lala yang punya pacar bule dan pindah ke Bali, tidak pernah jadi masalah apalagi kepikiran sama Saka. Nope, not at all. Karena memang, itu pure sex. Fuck buddy.

Jadi, kalau sekarang Saka mendadak merasa khawatir, apalagi cemburu, pasti ada yang salah sama Saka.

"Mau kemana Pak?"

Saka tersadar, dan akhirnya menoleh ke depan. Ke arah supir taksi yang, sepertinya, sudah membawanya berkeliling sekitar 5 menit. Setelah Nasya menghempaskan tangannya begitu saja, dan kemudian masuk kembali ke bagian dalam restoran itu, Saka pamit ke Epin, dan berjalan ke luar, ke arah jalan raya, lalu menyetop taksi. Gak yang mendadak limbung atau lemas atau apalah itu macam pria putus cinta, gak sih.

Cuma ya, lebih tepat, sepertinya shock.

Satu, pada fakta bahwa Nasya mengacuhkannya begitu saja - well, satu lagi hal yang jarang, bahkan bisa dibilang langka terjadi pada Saka: diacuhkan wanita. Kedua, pada fakta bahwa Nasya lebih memilih untuk bicara dengan pria itu - yang, for God sake, sudah meninggalkannya berbulan-bulan untuk menikah dengan wanita lain - dan meninggalkan Saka begitu saja, dengan pintu menutup di depan wajahnya.

Nasya lebih memilih berbicara dengan pria itu, dan sementara ketika Saka bilang dia mau ngomong dan menjelaskan semua, wanita itu hanya mengatakan "belum bisa".

APA-APAAN!?

Oke, sekarang, cemburu ini sudah berubah jadi marah. Emosi bentuk lain.

Tapi, tunggu dulu.

Conflate (Adult Content) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang