---
[PLAYLIST]
Alessia Cara: River Of Tears
Olivia O'Brien: Trust Issues
boleh dengerin, biar dapet aja mood nya sambil baca ini
---
Dan itu lah, pertemuan mereka minggu lalu. Berakhir dengan Saka yang akhirnya pulang dengan tangan hampa, pipi bekas tamparan Nasya, dan sepanjang perjalanan, diomel-omelin Bella.
Lengkap sudah.
Tapi kali ini, Saka sendiri.
Dan, dia sudah ada di private room. Menunggu Nasya.
Dia sebenarnya bingung pada dirinya sendiri. Lebih ke arah terkejut, karena well, masih mau-maunya berusaha setelah apa yang sudah dilakukan Nasya minggu lalu. Sementara biasanya, justru para wanita yang bahkan memohon-mohon untuk bertemu Saka. Malah Saka yang seringnya jual mahal, atau menolak karena memang sibuk.
Sekali lagi, mengejar wanita sudah tidak ada di kamus Saka sejak... well, sejak lama. Terlalu lama, mungkin.
Tapi kenapa dia masih mau begini?
Karma?
Pintu bergerak, dan Saka kembali fokus pada dunia nyata, dimana Nasya baru saja memasuki ruangan, dan berjalan ke arahnya.
"Hai." Kata Saka sambil tersenyum, meskipun masih duduk. Nasya, sudah tiba di hadapannya, duduk dengan segaris senyum tipis di wajahnya.
Hening sesaat, karena Nasya tidak juga bersuara. Saka masih belum tahu harus bersikap apa. Pun tidak juga berani bersuara karena, sekali lagi, dia tidak tahu kondisi apa yang dia hadapi disini.
"Aku kelewatan ke kamu minggu lalu. Maaf ya."
Saka sampai terkejut mendengar Nasya berkata demikian, dan otomatis menggeleng kencang.
"Gak! Gak kok. I deserve that, really."
"Gak Sak. Aku kelewatan."
"Gak Nas, aku-"
"Dengerin aku dulu." Nasya langsung memotongnya.
"Okay. Sorry." Kata Saka. Tapi bukannya berbicara, Nasya malah diam. sesaat. Dia menarik napas dua kali, dalam-dalam di setiap tarikan napasnya, sebelum kemudian, memundurkan tubuhnya.
"Aku tahu aku udah bilang sama kamu kalau aku bakal dengerin penjelasan kamu. Tapi, hari ini aku yang bakal ngomong dulu. Kamu bisa jelasin nanti. Gapapa ya?"
"Gapapa Nas." Kata Saka lagi. Nasya mengangguk dan mengucapkan 'makasih' tanpa suara, sebelum kemudian kembali menarik napas panjang. Hanya sekali, kali ini.
"Sebelum sama Randy, aku pernah punya pacar yang, bisa dibilang cukup serius. Kami pacaran dari jaman kuliah, dan bertahan sampai sekitar lima tahunan. Dari tahun kedua aku di kampus, sampai dia lulus. Dia seumuran aku, tapi angkatannya di bawah aku setahun. Ketemu karena organisasi, dan bertahan cukup lama. Pacarannya sebenernya cukup drama-free, walaupun selama lima tahun itu, kita pernah juga putus nyambung. Hampir dua tahun pacaran, aku sama dia putus karena aku sibuk ngurusin skripsi aku, dan dia sibuk di organisasi. Kita gak bareng untuk hampir setahun, tapi trus aku mesti ke kampus untuk ngambil ijazah sekitar setahun kemudian gitu, dan ketemu dia di kampus. Kita bond connection again, and then well, dua bulan kemudian jadian lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Conflate (Adult Content) [END]
Chick-Lit[FINISHED] [Bonus chapter available on KK] Conflate (v): To blend together. --- Saka itu anak terakhir yang gak kayak anak terakhir. Papa sayang Kak Vina, dan mama sayang Mas Vano. Saka? Gak ada yang sayang. Nenek doang dulu yang sayang. Tapi sekar...