Kedelapan

45.4K 2.6K 82
                                    

Saka sudah sekitar 10 menit di rumah Bang Jere, ketika Billy tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saka sudah sekitar 10 menit di rumah Bang Jere, ketika Billy tiba.

"Masuk masuk Bil. Bang Jere masih mandi. Paling bentar lagi beres. Nanda juga udah di dalem kok,"

Suara Em terdengar ketika membukakan pintu, sementara Saka duduk di ruang tamu. Di depannya, TV sedang menayangkan acara CSI dari tv kabel, dan di atas meja sudah ada teh untuk Saka. Ketika Saka menoleh, dia melihat Billy yang baru masuk, dan kemudian duduk di sebelahnya.

"Udah lama lo?" tanya Billy sambil menepuk lututnya, sebelum kemudian melepaskan tas dari gendongannya.

"Gak. Baru 10 menitan lah." Kata Saka, sambil menyandarkan tubuhnya ke sofa.

"Minum apa, Bil?"

"Gampang Em, gausah repot-repot. Air putih aja lah gue," kata Billy, sementara Em mengangguk, sambil pergi ke dalam.

"Eh, Em udah isi?"

Setelah Em tidak terlihat, Billy langsung menoleh ke arah Saka.

"Lo tanya Bang Jere aja lah nanti." Katanya, merasa tidak berwenang juga menyampaikan hal itu. Lagian, Saka sudah mendengar suara Bang Jere yang berbicara dengan Em, dan memang tidak lama kemudian, muncul dari dalam rumah.

"Nan, Bil, sorry ya, gue baru beres mandi." Kata Bang Jere sambil duduk di sofa yang lain, sambil meletakkan ponselnya di atas meja.

Billy langsung menyikut Saka pelan, sementara Saka menoleh ke arahnya.

"Bang, Billy mau nanya."

"Bangke Nan!" kata Billy, sementara Saka tertawa.

"Ape? Em?"

Billy cengegesan, sementara Saka mengeluarkan laptop dan berkas dari tasnya.

"Iya, udah jalan 11 minggu sih. Udah mulai keliatan ya?"

"Gak, nebak doang sih. Perut sih belum keliatan, cuma pipinya sama lengannya, keliatan banget."

"Sialan lo Bil!"

Billy sempat sedikit terkejut melihat Em yang ternyata sudah muncul. Bang Jere bahkan sampai tertawa.

"Gila lo ya! Gue aja ga berani ngomong begitu!" kata Bang Jere, sementara Em meletakkan segelas air putih dingin untuk Billy, dan satu lagi untuk Bang Jere.

"Ya kalo lo berani ngomong gitu, tidur di halaman, Bang." kata Billy, dan mereka semua tertawa.

"Tumben gak kopi, Bang?" tanya Saka, sementara Bang Jere tertawa.

"Gak boleh banyak-banyak sama dia. Sehari sekali doang, pagi. Harusnya udah ga boleh tiap hari, tapi gue tawar, soalnya gue gabisa kalo kerja gak kopi. Sabtu sama Minggu harusnya ga boleh, tapi gue gak sanggup, jadi tadi pagi masih. Kalo udah kopi sehari, minum gue harus dua liter air putih,"

Conflate (Adult Content) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang