Randy yang tadi malam tiba-tiba muncul di café, benar-benar mengejutkan.Apalagi, ketika diantar pulang oleh Abby dan Bagas, Abby akhirnya menceritakan dengan detail pembicaraannya dengan Randy. Karena Anas memaksa.
"Dia dateng trus minta ketemu sama gue. Dia mesen makan dan minum, jadi gue kayak nemenin dia di mejanya. Dan, dia bahkan gak nyentuh makanan sama sekali itu, karena memang cuma pengen ngomong ke gue. Dia tau lo gak di café karena, dia ingat bahwa hari Sabtu kemaren adalah ultah opa lo, dan, dia pikir, kemungkinan lo ga masuk karena masih capek abis acara. Jadi gue ga perlu lama ngeyakinin dia kalo lo gak di café. Dan kemudian, ya kayak yang gue bilang sama lo tadi di café, dia bilang dia perlu ngomong sama lo, karena dia ga yakin dia bisa nikah sama si pacarnya itu, karena dia inget sama lo terus, dan yakin bahwa harusnya nikah sama lo."
Anas baru akan bertanya, tapi dia mendengar Bagas tertawa di depan, di balik kemudi.
"HAHAHA SIANJING BISAAN BANGET!"
Anas memang sudah akrab dengan Bagas, karena kenal sejak kuliah. Dan, Bagas juga termasuk yang cukup emosi ketika tahu Anas udahan dengan Randy, dengan cara seperti itu. Dan, bisa dibilang, kadar benci ke Randy, sama dengan kadar benci yang dimiliki Abby ke Randy.
Emang beneran pasangan serasi mereka berdua.
"Maaf Yang, aku mesti motong. Kalau gue boleh komentar sih Nas, ga usah dengerin omongan sampah kayak begitu."
Abby yang duduk di depan, terus menoleh ke belakang sepanjang cerita, bahkan sedikit memutar tubuhnya, meskipun dia masih memakai seatbelt. Anas yang duduk di belakang, sengaja duduk di tengah agar lebih gampang ngobrol dengan Abby.
"Terus By?" tanya Anas, karena bingung harus berkata apa.
"Terus ya gue omelin. Gue jujur nih ya Nas, gue bilang kok, kayak 'bullshit omongan lo' gitu, trus gue bilang aja 'gimana gue mau percaya sementara lo udah ninggalin temen gue?', gitu-gitu. Dia, selama gue omelin, nunduk aja dan gak protes. Abis itu, dia akhirnya bilang, dia tau dia salah, dan karenanya mau minta maaf sama lo. Gue bilang, gue ga bakal ngijinin, trus dia kayak ngeliatin gue dengan kaget gitu."
Anas masih memandangi Abby, dengan pikiran yang berkecamuk. Selama ini dia sudah tidak memikirkan Randy, sama sekali. Apalagi sejak ada Saka.
Tapi, dia tidak menghubungi Saka sama sekali, sampai sekarang. Sampai hari ini, sudah hari Senin.
Dan, tiba-tiba Randy muncul lagi.
"Gue bilang, dia ga boleh dateng lagi ke café, dan, kalau-kalau nanti gue liat dia di café, gue yang bakal ngadepin dia, dan kemungkinan gue hajar."
Anas membelalak sedikit.
"Nas! Dia udah jahat sama lo! Kenapa malah jadi melototin gue? Inget, gue belum sempat ngehajar dia karna dulu udah kurang ajar banget dan bisa-bisanya bohongin lo kayak gitu." Kata Abby, membela diri atas kelakuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Conflate (Adult Content) [END]
ChickLit[FINISHED] [Bonus chapter available on KK] Conflate (v): To blend together. --- Saka itu anak terakhir yang gak kayak anak terakhir. Papa sayang Kak Vina, dan mama sayang Mas Vano. Saka? Gak ada yang sayang. Nenek doang dulu yang sayang. Tapi sekar...