MASA LALU

102 4 0
                                    

         "masa lalu biarlah masa lalu"
Seperti itulah kalimat yang seringku dengar, tapi kali ini kan ku buka lembaran lama yang usang untuk memperkenalkan sebuah hal menyakitkan terdapat dalam bingkaian masa lalu.

Sedari SMP aku sudah terkenal sebagai sosok yang dingin bahkan lebih dingin dari es karena itu tidak ada yang berani berteman dengan ku bahkan untuk dekat dengan ku. jika ada kegiatan kelompok aku selalu mengerjakannya sendiri.

Sampai ketika aku di pindahkan ke kelas yang super duper ribut tidak ada hening sama sekali, guru guru pun kewalahan untuk menenanginya dan alasan aku di pindahkan ke kelas itu agar aku di jadikan contoh murid yang teladan walaupun sedikit berprestasi namun hanya berdiam diri di kelas tanpa berbicara itu adalah salah satu prestasi di mata guruku.

"hei.. Bisu".."uhhh coool"..bla bla bla kata kata itu merupakan bagian dari olok olokkan teman teman sekelasku padaku, sudah 2 tahun aku bersekolah disitu dan baru kali ini ku temukan teman teman yang begitu memperhatikanku tapi aku tidak meperdulikan mereka, bagaikan angin numpang lewat serta burung burung berkicauan di telingaku.

   Namun ada satu anak laki laki yang membuat perhatianku tertuju padanya, dia sama sekali tidak mengolok ngolok ku bahkan dia begitu baik padaku. Dia menjadi teman sebangku ku dan menceritakan begitu banyak hal hal lucu meskipun selalu ku abaikan, bahkan dia berani datang kerumahku hingga dia berani mengajakku bermain ke taman baca.

Hari hari ku semakin mengasyikkan semenjak aku mengenalnya,  aku jadi mudah tersenyum dan bercerita bahkan aku sudah pandai bercanda. Hanya perlu satu bulan buatku untuk merubah hidupku yang dingin bagaikan es menjadi mentari yang terang benderang. Juga berkat nyalah teman temanku tidak mengolok ngolokku, aku juga mendapatkan teman baru namanya kirei, aku dia dan kirei sering bermain bareng dan kemana mana selalu bertiga sudah seperti saudara kembar.

Ohiya anak laki laki itu bernama alda setya, kami memanggilnya Al laki laki yang berwatak tinggi putih dengan senyum pipi yang dalam serta selalu berpenampilan acak acakkan.

Semakin hari semakin terasa bahwa dengan sendirinya aku memberi perhatian lebih pada Al, aku sering mengirimin Al puisi yang selalu ku lampirkan di mejanya setiap hari walaupun ku tau orang seperti Al tidak menyukai puisi namun hanya itu yang bisa aku lakukan untuk mengutarakan suatu hal yang menggoyahkan di dadaku.

Perhatianku membawaku kepada suatu perasaan yang aku tidak mengerti bagaimana cara penyampaiannya, Al membuat ku menjadi seorang wanita yang spesial, setelah dulu dia merubahku kini dia menjagaku dari celaan kala itu saat ayahku di tuduh sebagai koruptor.

Hanya Al yang ada di sampingku, kirei pun enggan menyapaku dia percaya bahwa ayah ku seperti itu namun Al membuatku tidak sadar akan celaan itu dia terus membuat ku tersenyum dengan tingkah konyolnya, dan membuat orangtuanya di panggil karena telah membawaku keluar sekolah tanpa seizin guru.

"hallo Al gimana? Kamu tidak apa apa? Maaf.." Kata kata ku terpotong dengan tawanya yang berisik di telinga ku, "jiaaahh, apaan sih cupu banget baru gitu aja, pakek minta maaf lagi udah la gua bahagia kok" suara Al selalu membuat ku tenang, aku menutup telphonenya karena sudah terlalu larut.

Waktu pun berlalu begitu cepat tidak terasa masa SMA sedang menunggu kami. "pagi Al" kirei menghentakkan kakinya untuk mencoba mengejutkan Al, sejenak ruangan haula yang luas terdengar begitu tenang bahkan detikkan jam terdengar namun tiba tiba di pecahkan dengan suara tawa Al yang keras membuat orang di sekitar melihat ke arah kami bertiga.

Al beranjak pergi dengan tawanya itu meninggalkan aku dan kirei."padahal aku dan kirei baru saja sampai tapi malah ditinggal gitu aja dasar anak aneh" cetusku di dalam hati. "Al lucu ya" ucapan kirei mengingatkan ku tentang suatu hal yaitu puisi untuk Al, namun aku tidak bisa memberikan itu langsung pada Al karena aku di panggil untuk sidik jari. Jadi aku menitipkan puisi itu pada kirei dan kirei pun mengambilnya.

Kirei dan Al masuk di SMA yang sama tidak dengan ku, dengan kepintaran yang cukup ibuku menyuruhku masuk ke SMAN1. Semenjak beda sekolah dengan mereka, kabar mereka senyap begitu saja, nomor mereka dan akun sosmednya pun tidak bisa dihubungin.
Apakah kali ini aku akan kehilangan kebahagiaanku..?

MENGAGUMIMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang