Tanpa kirei

22 2 0
                                    

Dalam sebuah lembar kosong.
Memilih mengisinya lalu meninggalkan tanpa menyelesaikan, apakah itu bentuk manusia yang berperasaan?

Aku beranjak keluar kelas
Memperjelas pengelihatan ku terhadap kericuhan yang sedikit meredah
Aku berusaha bertindak seakan akan tidak mengetahui apa pun

"Ran.." ucap seseorang mendatangi ku

"Ah-iya" tanya ku

"Maaf.. tadi membentakmu"

Aku pun tersenyum sembari memperbaiki postur tubuh ku menghadapnya

"Ran marah ya.." tanya nya lagi

Dia adalah pria yang tadi pagi membentakku saat aku menghalangi mobilnya

Aku menganguk dengan menatapnya..

Jujur sih aku tidak sanggup berkata apa pun, aku tidak kuat mengatakannya..

Mengatakan bahwa aku sangat kecewa..

Bahwa aku terluka..

Goresan itu parah namun ia tak berdarah..

Apa lagi setelah kau mengetahui penyakit ini.. Fikri..

Dia menarik tangan ku..

Aku terkejut, ntah kemana ia ingin membawa ku..

Namun ku harap dia membawa ku pergi jauh dari tempat ini, meninggalkan segala hal yang ingin aku tinggalkan..

Namun, tidak jauh dari kelas..

"Fik.. T-tunggu.." langkah kami pun terhenti tepat di tengah lapangan sekolah..

"Jika seseorang tadi.. adalah aku.. Apa kamu akan tetap menggenggam tangan ku seperti ini" ucapku dengan perlahan, menarik nafasku dan melanjutkannya..
"Aku kira umur ku.. Sudah tidak lama lagi.. Kamu tau kenapa beberapa hari ini aku terlihat lemah.. Aku terkena penyakit kanker fik.." tak sengaja air mata ku pun bercucuran

Aku menatapnya yang hanya diam tanpa menunjukkan ekspresi apa pun..

"Aku tau kamu nggak bisa terima aku, aku ikhlas jika kamu pergi sekarang.. Pergi fik.." lanjutku merunduk

Dan kini aku menyadarinya..
Aku sendiri.. Tidak satu orang pun peduli dengan penyakitku.. Bahkan fikri pun pergi..

Dada ku terhisak.. Seakan tersayat, sakit.. Yang awalnya tidak ku rasakan saat ini membara begitu terasa sakit..

Tringgg... -Bel pulang

Aku memilih melupakan kejadian tadi, berusaha untuk tetap berada disini walaupun sendiri

"aku akan beranggapan, aku tidak punya teman.." ucapku dalam hati

"huh! Penyakitan!" teriak seseorang saat melewatiku

Aku tersentak kejut, menatap orang tadi dan berfikir ternyata fikri telah menyebarkan kepada semuanya tentang penyakitku..
Tapi aku tidak boleh ambil pusing, tetap yakin aku bisa lewati ini semua

Aku jadi teringat pada pesanku yang ku kirim kan ke Al

Sepertinya Al sudah menunggu ku, aku pun berlari menuju pintu gerbang, segera ku stop taksi yang melintas di depan sekolah

Saat di jalan menuju taman, sekilas tatapan ku mengarah pada mobil yang hendak berhenti di suatu toko bunga..

Dan aku menatap dengan sungguh sungguh seseorang yang keluar dari mobil itu..

Ternyata.. Itu adalah fikri dan candy..
Saat mengetahui itu mereka.. Aku langsung memalingkan pengelihatanku..

Sesampainya aku ditaman.. Aku membayar ongkos dan segera berlari masuk kedalam..

Aku menyusuri semua tempat yang ada termasuk tempat yang biasa ku datangi bersama Al..

Namun tidak ada Al disini..

Aku tetap mencari, bertanya pada setiap orang yang ada disitu tapi tetap Al tidak ada..

Aku putus asa..
Air mata ku tak terbendung..
Aku memutuskan menunggu Al di sini..
Kursi yang biasanya aku dan Al tongkrongi, yang terlihat jelas setiap sudutnya ada kebahagia..

Hanya ada aku dan Al..

Tanpa kirei..

Dan kini.. aku merasa saat saat itu lebih menyenangkan dari pada sekarang..

MENGAGUMIMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang