"Hari ini kita bagi kelompok" kata buk sisi yang merupakan guru senibudaya ku
"Yahh" sontak sorakan dari teman temanku satu kelas
"Ibu yang pilih ya fifi, geisha terus nabila itu satu kelompok.
aleta, farhan satu lagi.. Ran" saat pemilihan kelompok guru ku memilihkan ku kelompok yang sama sekali tidak menyukaiku
"bu.. jangan dong saya nggak mau bareng ran" ucap farhan dengan menunjuk ke arahku
"Saya juga bu, mana ada yang sanggup satu kelompok sama orang yang songong kayak gitu" sambung aleta
"Emang kalian gurunya disini!" bentak buk sisi
"Kan cuman ngasih saran" kata aleta dengan mukanya yang tidak suka dengan sikap buk sisiKeributan pun berlangsung di kelasku, sampai suatu ketika
"Diam lo pada! Kalau lo nggak suka satu kelompok bareng ran lo tinggal bilang nggak usah pakek ngatain segala!" ucap fikri dengan nada yang keras.
Aku sangat terkejut, mungkin bukan cuman aku yang terkejut mereka semua yang di kelas itu pun terkejut termasuk bu sisi, fikri yang sangat menjaga sopan santun nya di depan guru tapi saat ini dia berbeda, tidak seperti fikri yang kami semua kenalKelas pun senyap kembali..
bu sisi sepertinya tidak suka dengan sikap fikri yang tadi, "Fikri nanti keruangan ibu ya" ucap bu sisi saat hendak keluar dari kelas
Saat mendengar itu jantung ku berdetak tidak terkendali, meskipun fikri yang di suruh menghadap ke bu sisi tapi fikri seperti itu karena membelaku
"Aku harus bagaimana ini.." ucapku dalam hati
Bel istirahat..
Aku semakin khawatir saat aku melihat fikri yang hendak keluar dari kelas, aku sangat yakin pasti saat ini fikri sangat takut karena aku paham sekali orang seperti fikri tidak suka berurusan dengan guru seperti ini
...
Beberapa lama kemudian hatiku semakin terhanyut saat aku melihat fikri memasuki kelas terlihat matanya yang berkaca kaca saat aku mendekatinya
"lo nggak papa kan?" tanyaku dengan suara yang lembut serta sangat gugup karena aku takut kalau fikri marah lagi
Dia hanya menggelengkan kepalanya tanpa menatap kearahku,
Aku jadi merasa bersalah kalau seperti ini"kepala ku pusing sekali, aku harus bagaimana" keluhku dalam hati
Dan tiba tiba saja darah keluar dari hidungku mengenai buku ku yang ada di meja, hidungku terasa perih dan aku tidak bisa menahannya lagi akhirnya aku pun pingsan
•
•
•
•Saat aku terbangun, ternyata aku sudah di rumah..
Aku tidak melihat siapa pun di sampingku, saat itu aku juga masih memakai pakaian sekolahKepala ku juga masih terasa sangat pusing karena itu aku hanya berbaring dan tidak berniat keluar dari kamar
Tiba tiba saja terdengar suara yang sangat ribut sekali di halaman belakang rumahku sehingga aku pun keluar untuk memastikan apa yang sedang terjadi di belakang rumahku
"Rannn"teriak civana adik ku yang sedang berada di ayunan belakang rumahku
Terlihat juga ada Al, kirei, fikri, ayah dan ibu
"hah?" ucapku kagetAku sangat kaget dengan keadaan rumahku yang seperti ini
"apa apaan ini" ucapku dalam hati
Yang membuat ku lebih terkejut lagi saat Al dan fikri, tiba tiba menarikku
"Ran sini bantuin gua" ucap mereka berdua serempakSuasana seketika begitu hening, aku kembali menatap mereka berdua sama seperti saat di hutan kemarin, aku kembali merasa mereka seperti dua pilihan menuju kebahagiaan ku
Tuhann.. Jantungku mulai tidak menentu lagi.. Ada apa ini..
Al? Fikri?
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGAGUMIMU
Teen Fiction"Jika setiap orang melihatmu dengan mata, dia melihatmu dengan hati.Jika semua menganggapmu hujan,dia menganggapmu pelangi" ••• Ini bukan hanya tentang aku dan kamu namun juga hidupku