"Ihh.. Apaan sih"bentakku kepada seseorang yang merusak suasana pemikiranku.
Seseorang itu tertawa tanpa hentinya membuatku tambah kesal, terlihat wajahnya yang merah padam saat tertawa lepas, dengan rambutnya yang pendek serta baju berwarna ping bintik putih, hmm.. Siapa lagi kalau bukan kirei.
Kirei membawaku ke suatu danau buatan yang sangat jauh dari hutan yang kami tempati tadi, disana sudah ada Al dan fikri sedang duduk di papan atas air.
Kami pun menghampiri mereka serta duduk di samping mereka.
"Eh, kalian romantis banget sih"ucapku mencoba mengepoin mereka yang tiba tiba saja sudah sangat akrab.
Krik.. Krikk.. Krikk
Mereka sama sekali tidak menghiraukan perkataanku, mereka sangat asik membicarakan hal yang sangat tidak penting bagiku, tapi sepertinya kirei sangat masuk dengan obrolan mereka.
"huh! Apa enaknya berbicara tentang games yang ada di ponsel"cetusku yang mencoba pergi dari mereka.
Namun saat aku beranjak pergi, mereka tiba tiba saja berlari, aku yang sangat polos mengikuti mereka yang larinya cukup kencang sekali.
Namun aku sudah tertinggal jauh dari mereka dan saat aku berada di dekat jurang yang tinggi, batu yang sedang ku injak mengeser dan tanah disekeliling batu tersebut rapuh mengelincir kebawah jurang, aku mencoba bertahan dengan kaki yang menginjak sebuah ranting pohon.
Namun rasanya aku sudah tidak bisa bertahan lagi, aku segera meminta tolong, terlihat dua orang yang sedang berlari kearahku, ternyata itu Al dan fikri.
Mereka sama sama menarik tanganku, namun pegangan tanganku yang ada pada fikri tiba tiba saja terlepas, aku hanya bergantung pada tangan Al yang memegang tangan ku dengan erat, tangan Al bergetar membuat aku semakin panik terlihat wajah Al yang memucat, Al tidak pernah seperti ini sebelumnya.
Fikri terdiam sejenak saat melihat raut wajah Al yang tengah berusaha menarik kaki ku ke atas kembali, dengan hitungan detik fikri pun kembali menarik tangan ku yang terlepas darinya.
Aku berhasil di selamatkan dengan bantuan fikri."Makasih.."kata ku yang masih saja ketakutan, fikri hanya tersenyum kearahku dan memberiku kehangatan dengan menyelimutiku jaket hijau pekat yang di pakainya tadi.
Namun Al tiba tiba saja pergi meninggalkan aku dan fikri.
•
•
•
•Aku dan fikri berjalan menuju tenda yang sangat jauh dari sini,
"lo.. Liat nggak tadi wajah Al"ucap fikri memberhentikan langkahnya.
"I iya"jawabku yang masih terhanyut dalam ketakutan.
"fik, lo luan deh. Gua mau nyusul Al"lanjutku sembari meninggalkan fikri.Aku berjalan mencari Al sendirian hingga beberapa menit kemudian aku melihat Al yang tengah duduk di gumpalan pasir,"Al.."kata ku menghampiri,"Maaf ya ran, tadi gua nggak bisa nyelamatin lo"terlihat raut wajah Al yang membendung kecewa, aku tidak pernah merasa seberarti ini dalam hidup seseorang apalagi seseorang yang awalnya tidak melihat kearahku sekalipun.
Aku mencoba menenangin Al sebagaimana yang sering Al lakuin kala aku di hujat dan di kucilkan oleh orang banyak, dan syukurnya aku berhasil membuat Al tertawa lagi.
"Eh, btw kalian kenapa lari sih tadi" tanyaku.
"Tadi kami cuman taruhan aja, siapa yang lambat dia yang kalah, datang lo.. Kepanikan nggak jelas"dengan wajah kesalnya Al memperaktekkan wajahku tadi yang panik saat mereka lomba lari.
"yah.. Kirain ada bahaya tadi"aku tertawa saat mengingat wajahku yang penuh ekspresi bodoh tadi.
"Makanya jadi orang jangan polos polos kali.."ucap Al menggoda tingkahku yang sok cool tapi tetap aja kepolosan membodohiku, aku yang seharusnya terlihat sebagai cewek keren, sekarang jatuhnya terlihat bodoh dengan kepolosanku itu..Ya.. Itung itung membuat seseorang tersenyumla..
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGAGUMIMU
Teen Fiction"Jika setiap orang melihatmu dengan mata, dia melihatmu dengan hati.Jika semua menganggapmu hujan,dia menganggapmu pelangi" ••• Ini bukan hanya tentang aku dan kamu namun juga hidupku