Berlari.. jatuh, bangkit.. berkali kali menahan sakit adalah cara hidup seseorang untuk menuju keberhasilan
Ku tatap sekeliling hutan yang penuh dengan pohon pohon besar, sambil berlari mengejar nenek itu namun tidak dapat ku temukan.
Dimana..
Nenek itu..
Aku takut..
Begitulah kira kira rintihan hatiku.
•
•
•
•Namun akhirnya tuhan kirimkan seseorang untuk menyelamatkan ku dari ketakutan ini..
"Ran!!"Ayah memanggilku dengan penuh khawatir, aku memeluk ayah dengan segala ketakutanku, "Ayah.."begitu banyak kata kata yang tidak bisa ku ungkapkan.. Aku sangat takut disini..
Bayangkan, bagaimana mungkin seorang wanita berada di hutan pada gelapnya malam sendirian.
Kami pun kembali ke tenda..
terlihat ibu yang sangat khawatir padaku membawaku ke tenda.Terdengar dari dalam tenda pembicaraan ayah dan yang lain di luar..
Al : Ada apa dengan ran om? (dengan nada bingung)
Ayah : Dia ketakutan.. Kalian ada yang melihat ran keluar nggak tadi?
Kirei : Tadi sempat sih aku dan Al jumpa ran sama seorang nenek tua gitu (menghangatkan diri dengan api unggun)Setelah itu aku tidak mendengar pembicaraan mereka lagi karena aku sudah tertidur lelap sambil memeluk ibuku yang ada di sampingku
*civana tidak ikut, dia mengikuti pembelajaran di luar kota
•
•
•
•
"Haom.. Hmm udah pagi ya" kata petama ku untuk mengawali pagi hari ini.Saat aku beranjak keluar, tidak ada ku temukan seorang pun di luar..
"Sial! Aku di tinggal" ucap ku sangat kesal sambil lesehan di depan tendaku.
Tidak beberapa lama fikri pun datang..
"Ran udah bangun?" tanya fikri sambil membawa pakaian kotornya.
"Iya.."cetus ku kesal, "Oh kalian udah bermain air ya di danau?" tanya ku menyindir. "Eh, iya nih. Tadi kami mau membangunkan mu, tapi kata Al tidak usah, dia kasihan padamu yang terlalu lelap"jawab fikri yang tengah merapikan bajunya."Hmm ada apa ini bising bising"sahut Al dari samping tendaku, membuat aku terkejut.
Ternyata Al tidak ikut bermain di danau hanya untuk menjaga tidurku."Al kamu.. Dari tadi kamu disini" tanyaku mencoba meyakinkan. "Iya"jawab Al singkat sambil membaringkan badannya lagi di atas kardus yang di tidurinnya tadi..
"Aaaa.. Al, jangan buat aku semakin jatuh cinta padamu.." ucapku dalam hati sambil melamunkan apa yang dilakukan Al padaku.
"Ehh apaan lo senyam senyum" tiba tiba Al mengagetkan ku.
"Al!!" teriak ku, aku sangat malu, untung saja Al tidak bisa membaca pikiran ku jadi untuk saat ini aku aman.
"Ihh, aneh!"sahut Al lagi sembari beranjak pergi dari dekatku.
"Ayo gabung sama mereka" ucap fikri yang menyodorkan tangannya di hadapanku.
Tapi sepertinya Al tidak mau kalah dengan fikri, dia juga menyodorkan tangannya di hadapanku.Jadi saat ini ada 2 harapan di 2 tangan yang salah satunya akan aku genggam, satu seseorang yang memberikan aku harapan tanpa suatu kepastian, yang sifatnya berubah ubah dan yang satunya seseorang yang memahami persis perasaanku walaupun dia tidak selalu ada untukku namun bersamanya tidak ada rasa sakit sedikit pun.
Pemikiranku semakin melayang kepada pernyataan nenek misterius itu tadi malam.. Ternyata cinta juga bisa menjadi pilihan, aku bisa memilih hanyut pada kisah cinta yang rumit atau menata cinta ku kembali.
Dan tuhan memberikan pilihan itu padaku sekarang, pada dua orang pria yang sama sama mengulurkan tangannya padaku.
Apakah ini takdir?
Ntah kenapa fikiranku mejadi seperti ini, membuat mereka menunggu terlalu lama..
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGAGUMIMU
Teen Fiction"Jika setiap orang melihatmu dengan mata, dia melihatmu dengan hati.Jika semua menganggapmu hujan,dia menganggapmu pelangi" ••• Ini bukan hanya tentang aku dan kamu namun juga hidupku