Ting..
Ting..
Ting..
Bel sekolah berbunyi..
"Ran!" seseorang memanggilku dari belakang saat aku hendak keluar dari kelas.
Aku menoleh kearahnya, ternyata itu adalah fikri "lo juga marah pada gua ya" fikri mendekatiku dan menatapku dengan serius.
Aku sangat gugup kala itu, aku tidak pernah menatap cowok selain Al sedekat ini, langsung ku tundukkan pandangan ku. "Ran jujur gua sama sekali tidak tahu tentang ini.."dengan nada seperti merasa bersalah fikri menambahi.
Perlahan aku melangkahkan kaki ku mundur setelah itu ku tatap wajah fikri dan tersenyum "marah? Untuk apa? Tidak apa kok" aku pergi meninggalkan fikri dengan senyuman.
Jujur..
Aku sangat teroma jika dekat. dengannya,
Bukan karena dia
namun, karena mereka yang mempunyai lisan beracun.•••
Saat aku berada di depan gerbang sekolah..
Aku menatap dua orang yang sangat penting dalam hidupku sedang menatapku di pojok jalan yang sepi.
Dengan melambaikan tangannya kerei memanggilku,"Rann!!"wahh suaranya sangat mendengung, untung hanya ada kami bertiga di situ kalau tidak bisa bisa aku terkenal nih. gurau ku."kita jalan jalan yuk"ajakkan Al membuat ku mengangguk.
Aku dan kirei bergoncengan sedangkan Al sendirian, kami menuju di suatu tempat yang sangat jauh yang pernah kami datangi sebelumnya sewaktu masa smp dulu.
Suatu tempat itu adalah sebuah villa di tengah danau yang indahhhh banget, aku sampai tidak bisa menggambarkan keindahannya, aku seperti melihat air di setiap penjuru dunia. Villa itu adalah villa peninggalan orangtuanya Al yang orangtua ku belikan untukku.
•••
"Masak apa nih buk"candaan Al mengejutkan kirei, "eh..." pisau yang di gunakan kirei untuk mengiris tomat tiba tiba saja mengenai tangan kirei dan menggoreskan luka.
Aku yang melihatnya dari kejauhan sepontan belari menuju kearah mereka namun langkah ku terhenti di balik sebuah patung yang dekat dengan mereka, Al membersihkan luka itu dengan begitu serius seakan akan Al takut terjadi apa apa dengan kirei.
"hanya segores pisau kau takut kehilangan dia Al, bagaimana denganku menggoreskan begitu besar luka di tubuhku untukmu! Apakah kau juga akan takut kehilanganku?" gumamku beranjak pergi menjauh dari mereka.
Candaan tawa mereka menimbulkan rasa cemburu yang begitu besar di dalam hatiku, aku begitu lemah dengan keadaan ini, aku langsung memutuskan untuk pulang meninggalkan mereka berdua.
•••
Ztt.. *notif dari kirei
"Ran lo dimana"
read..Sesampainya dirumah aku mematikan daya ponselku, tidur dengan gaya terlungkup diiringi lagu yang selalu aku dengarkan.
Seketika air mata ku menetes mendarat hingga mengenai bantalku, ku tenangkan diriku dan aku tertidur lelap.
"Ran.. Ran.. Bagun ada Al tuh" suara ibu membangunkanku, ternyata hari sudah sore. "hmm.. Iya iya" dengan mata yang sembab aku keluar dari kamar.
"lo kok pulang sih ran, nggak asik lu" ucap Al saat aku mendatanginya.
"hmm, iya gua nggak enak ganggu kalian.." jawabku dengan polos. "ganggu? Apaan sih ran" Al semakin kesal dengan jawaban ku itu."pergi sana ganti baju!"sambung Al dengan mendorongku yang tengah duduk. "ihh.. Mau kemana sih"aku jadi ikutan kesal dengan sikap Al.
Segera ku ganti pakaianku..
Beberapa menit kemudian..
Tok.. Tok..
Terdengar suara ketukan dari pintu kamarku..
Krek! Ternyata ibuku
"Tadi Al pesan kamu di suruh datang saja langsung ke taman baca, dia ada urusan sebentar"ucap ibu sambil merapikan penampilanku.Sore ini aku memakai baju lengan panjang berwarna putih dengan paduan jeans coklat dan sedikit kuciran yang membuatku tampak seperti anak kecil
•••
Beberapa menit kemudian aku sampai di taman baca yang di tujukan ibu tadi, taman baca adalah kenangan bersama Al yang tidak pernah aku lupakan, dia mengajariku tersenyum dan bercanda disini.
•••
Waktu menunjukkan pukul 19.30 WIB namun tidak ada tanda tanda kedatangan Al, nomor ponsel Al pun tidak aktif.
Menurutku sudah terlalu lama aku menunggu jadi ku putuskan untuk pulang mungkin ada halangan yang membuat Al tidak bisa datang.
Namun saat aku keluar dari gerbang taman baca..
Terlihat dengan sorotan lampu jalan seperti Al dengan seorang wanita, mereka berdua berjalan arah keluar dari taman ini, sepertinya mereka baru dari sini.
Wajah itu.. Sangat tidak asing bagiku, ku pandangi terus hingga aku sadar..
Bahwa dugaan ku benar..
Wanita...
Wanita itu adalah kirei..
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGAGUMIMU
Teen Fiction"Jika setiap orang melihatmu dengan mata, dia melihatmu dengan hati.Jika semua menganggapmu hujan,dia menganggapmu pelangi" ••• Ini bukan hanya tentang aku dan kamu namun juga hidupku