from god

46 3 0
                                    

     "Kalau aku tidak bisa menyembuhkanmu apalah gunanya cintaku"

   Berdiam diri dengan merenungkan takdir. Itulah yang ku lakukan sambil menunggu penentuan dari tuhan, ku tahan sakit yang menggoreskan luka di salah satu sisi tubuhku.
Walaupun aku di bius tapi rasa sakit itu sedikit terasa di tubuhku, rasanya tubuhku sedang diiris iris.

Ku tegarkan hatiku dan akhirnya untuk beberapa waktu yang lama aku tidak sadarkan diri

•••

  Saat itu aku seperti melihatmu dengan senyuman berkesan manis.
  Aku terbangun di tempat yang sama dan di ranjang yang sama saat aku memiliki dua ginjal, ku lirik di sekeliling ku namun tidak ada satu orang pun.
Aku mencoba menggerakan tubuhku namun rasanya kaku, ku coba raih ponsel ku untuk menghubungi kirei namun tidak mampu ku raih dan vas bunga yang berada dekat ponselku terjatuh.

Braaak!!
Suara itu membuat salah satu suster datang menemuiku, aku sangat khawatir, segera aku minta maaf untuk kesalahan itu,Suster itu pun memakluminya.

"sus,  bagaimana keadaan Al" aku bertanya dengan suara yang begitu halus serta keadaan sangat lemah.

"Al baik baik aja kok ran, makasih ya kamu teman yang baik" kirei tiba tiba saja datang dan memotong pembicaraan ku dengan suster itu.

Wajah kirei besinar lebih terang dari kemarin, tapi aku tidak ingin berpikiran buruk tentangnya karena bagaimana pun juga dia sahabatku.

Tanpa aku berbicara sepatah kata pun kirei memberiku satu permintaan, untuk tidak memberitahukan kepada Al bahwa aku telah mendonorkan ginjalku padanya karena kirei takut kalau Al khawatir tentang itu.
Bagiku ketakutan kirei itu sangatlah wajar maka dari itu aku menyetujuinnya, dengan menganggukkan kepala, aku menjawab permintaan kirei.

Setelah lama berbincang, kirei menyuruhku pulang dengan alasan tubuhku sudah terlalu lelah, dia menyuruhku untuk beristirahat di rumah.  Aku juga memahami keadaan ku, tidak mungkin dengan keadaan seperti ini aku menemui Al.

Kirei menelphone taksi untuk membawaku pulang, aku di gotong oleh perawat laki laki yang berada di rumah sakit itu, jujur aku tidak suka tubuhku di sentuh orang lain yang tidak ku kenal tapi apalah boleh buat dengan keadaan lemah seperti itu bagaimana mungkin aku berjalan sendiri.

Tringgg.. Tringg..
Ponsel ku berbunyi.
Panggilan dari dara yang merupakan ketua kelas yang baik dan ramah, dara menyampaikan sebuah kabar yang sangat mengejutkan, membuat nadi ku tidak berdenyut lagi air mata ku kembali bercucuran.

"ran.. Aku percaya kamu tidak melakukannya,  aku tau kamu. Kamu tidak mungkin tidur sekamar dengan fikri kan,  lalu kemana kamu di malam pesta ulang tahun mu" dara menjelaskan sebuah berita yang tidak masuk akal buatku dan menasihatiku dengan hal yang sama sekali tidak terjadi.

Tapi..  Emang iya.
sebelum kirei berbicara padaku, fikri menemuiku di kamar, dia hanya memberi ku satu surat, kado beserta sedikit candaan. dan tiba tiba temannya fikri datang menyuruhku keluar setelah itu aku tidak bertemu dengan fikri.

  Ohh tuhan apa maksudnya semua ini!! Hati ku mulai tidak sanggup dengan keadaan ini.

Aku menutup telphonenya dan tiba tiba saja darah menetes mengenai gaun yang aku gunakan di pesta tadi malam, ternyata darah itu berasal dari hidungku, aku mencoba menghapusnya agar tidak ada yang tau meskipun hidungku terasa perih.

Sesampainya aku dirumah, aku menguatkan diriku untuk berjalan sendiri. walau terasa sangat sakit dan payah sekali untuk di gerakan tapi bagaimana pun aku tidak ingin kedua orang tuaku cemas.
Saat di depan teras rumahku, aku menyumbat hidungku dengan tisu serta mengendap ngendap masuk kedalam rumah.

Syukurnya tidak ada yang melihatku, aku membersihkan wajahku dan mengguyur tubuh ku dengan air setelah itu, dengan perlahan aku meraih ranjangku, jalanku sudah seperti orangtua yang sudah lansia.

  Namun, selepas sakit yang aku rasakan ada rasa bangga di dalam diriku yang mungkin tidak dirasakan oleh orang lain, dan mungkin.. Bagi orang aku bodoh mengorbankan nyawaku demi seseorang yang tidak pernah melihatku tapi hal bodoh itu  aku menggantinya dengan, hal yang membuatku mampu berguna untuk seseorang yang berarti buatku serta aku bisa membantu orang yang tidak pernah melihatku, bagiku ada kebahagiaan tersendiri untuk itu.

Aku yakin suatu saat nanti semua orang memahaminya...
 

MENGAGUMIMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang