"Awal Dari Sebuah Kehancuran"

72 4 0
                                    

     "Aku selalu memimpikan sebuah kebahagiaan, namun tuhan mempertemukanku dengan kehancuran dan tidak sedikit pun aku menyesalinya."

1 tahun terasa begitu cepat dengan bayangan masa lalu yang membekas. Ntah dimana sahabat sahabatku, Alda dan Kirei,rindu ini sangat menyiksaku.

  Dengan berteman sepi, aku memulai hari pertama ku sebagai siswi kelas 11 di SMAN1 Bandung. Menjadi siswi yang sangat pendiam tentu menjadi sorotan teman teman ku terutama fikri.

"ehh, cupu lagi ngapain lo!"itulah sapaan fikri setiap aku mendengarkan lagu menggunakan earphone di kelas, perkataan fikri itu sama sekali tidak ku hiraukan dan lebih memilih meninggalkannya sesekali saat bicaranya berlebihan.

Aku tau, dia ingin menjadi temanku tapi bagiku cara dia salah.
setelah beberapa waktu aku pun menyadarinya bahwa aku juga butuh teman.
Beberapa hari ku coba memahami sikap fikri kepadaku dan menurutku dia tidak terlalu mengganggu malah dia menjadi penghibur kala aku merindukan Al.

  Hari ini adalah hari ulang tahunku,  ibuku menyuruhku merayakannya untuk sekalian aku meperkenalkan teman temanku,  aku juga mengundang Al dan kirei dari salah satu sosmed mereka meski aku tau mereka tidak akan membacanya.

Di malam itu aku di kejutkan dengan satu hal yang membuat aku bahagia sekaligus merasakan sakit yang teramat dalam, lebih dalam saat sahabatku tidak mengabariku. 
hal itu adalah saat kirei datang kepadaku dengan kabar yang menyayat relung hati, aku terjatuh dengan sebuah kata kata yang tidak lagi mampu dikeluarkan.

Aku langsung berlari meninggalkan pesta ulang tahunku tanpa satu orang pun tau, aku menuju tempat dimana Al dirawat, ternyata benar apa yang di sampaikan kirei padaku tadi, bahwa Alda mengalami kecelakaan dan membuat dia koma selama 3 bulan, ntah apa yang ada di fikiranku aku tidak mampu membendung air mataku, aku menjerit di setiap perjalananku dan tanpa aku sadar aku sampai di rumah sakit yang lumayan jauh dari rumahku dengan berjalan kaki.

Sesampai aku disana waktu menunjukkan pukul 24.12 WIB, di waktu sebegitu larut mana mungkin masih ada seorang dokter di rumah sakit, namun hatiku tetap kukuh, aku ingin menyembuhkannya dengan segenap kemampuan yang aku punya.

.."Tuhan ambillah nyawaku untuk menggantikan nyawanya"..

Aku  tidak berfikir apa apa lagi tentang hidupku karena aku sudah pernah kehilangannya untuk beberapa waktu dan aku tidak ingin kehilangannya untuk selamanya,  dia yang telah merubah hidupku menjadi mentari tidak akan sanggup untuk aku bersinar lagi tanpa dia disisiku.

Tuhan mengabulkan harapanku
Diperjalanan aku bertemu chen dokter asal singapura yang merupakan sahabat ayahku. Dengan keberanian ku temui chen yang tengah keluar dari mobilnya,
Aku menceritakan penderitaan yang di alami Al sahabatku dan aku sangat mengharapkan bantuan dari dokter chen.

Dokter chen begitu cepat menelaah kata demi kata yang aku ucapkan sehingga dia langsung bergerak untuk mencari tau penyakit yang di derita Al.

Setelah memeriksa Al, dokter chen membawaku keruangannya.
Dengan kekhawatiran penuh dan tangisan yang mulai mereda aku mendengarkan hal yang disampaikan dokter chen, aku menangkap satu hal dari apa yang di sampaikannya bahwa Al hanya bisa di sembuhkan dengan sebuah pendonoran ginjal, karena kedua ginjal yang dimiliki Al keduanya tidak berfungsi.

Saat mendegarkan hal itu, luka yang tidak terlukis kian terasa menancap.
Tangan ku mulai bergetar fikiranku terpecah antara hidupku atau hidupnya, aku keluar dari ruangan dengan mata yang memerah dan air mata yang bercucuran.

   Di luar ruangan itu, aku menemukan kirei yang sedang tersenyum pada ku,"aku percaya ran, kamu bisa menolongnya" ucapnya begitu.
Aku tidak tau lagi apa yang harus aku katakan padanya namun seseorang itu harus tetap hidup dengan ginjal yang utuh.

MENGAGUMIMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang