Satu Rasa Dari Dua Orang Yang Berbeda

28 2 0
                                    

Jika pisau di asah terus menerus lama kelamaan pisau itu menjadi tajam dan jika di biarkan maka pisau itu akan tumpul, sama seperti perasaan

______________________________________

Keadaan ini..
Keadaan yang membuat aku takut..
Takut untuk memilih..
Takut untuk terluka lebih parah..




Terlihat banyak ketulusan di kedua wajah itu, dengan tawa yang lepas seakan mempermainkan keadaan..

Dan akhirnya aku memilih untuk melepas gengaman yang selama ini ingin kuraih, yang selalu ku usahakan untuk di gapai karena ada satu genggaman yang melakukan hal yang sama seperti yang ku lakukan hanya saja bedanya aku yang di perjuangkan..

"Ayo fik, gua bantu lo" sembari melepas tarikkan tangan Al.
"yeay! Ran milih gua" ucap fikri kegirangan

"Alah poin" jawab Al sembari bermain mata pada ku, aku pun tersenyum

Aku fikir usaha Al hanya sampai disitu, karena bagaimana mungkin dia mendekatiku sedangkan aku sendiri yang menghentikannya

Namun aku salah menilai Al, dia tetap bersikeras untuk mendekatiku, itu lah yang membuat hati ku tidak bisa pergi dari Al...

"Ran! Kok diam, gosong tuh" ucapan fikri yang mengagetkanku.. "hah?" jawabku dengan nada yang terkejut.. "Itulah kan karena terlalu memperhatikan aku sih jadi gosongkan" ucap Al sembari mengambil sutil yang ada di tangan ku dan tepat di samping ku dengan wajahnya yang tampan sekali sedang membereskan makanan yang ku buat gosong..

"Tuh kan di perhatikan lagi" ucap Al saat perogokin aku memperhatikannya.. "ihh ke pdan banget sih, orang liatin ini juga" ucapan ku yang sedang menahan malu yang membuatku jadi salah tingkah.. "ciee pipi nya merah tuh" kata Al menggodaku yang sedang salah tingkah.. "Al.. Bakar nih" ucapku sambil mengarahkan wajan yang berisi minyak panas ke dekat Al.. "Jangan main main sama ini, ntar kena tangan lo" Al yang seharusnya menjauh saat ku dekatkan wajan berisi minyak panas malah mendekatiku..

Ia segera mengambil wajan itu dan menjauhkannya dari jangkauan ku..

"Dah.. Kan nggak berbahaya" Al berbicara di telingaku, aku hanya bisa terdiam dan menatapnya..

...

"Ran sini bantuin ayah buat saus, biar kamu tau cara buatnya" kata ibu..
"Iya bu" dengan semangat aku berlari menuju ibu dan ayah, sama sepertiku fikri juga ingin tau cara membuat saus buatan ayah yang lezatnya luar biasa_^

"Wahh, fikri kepancing saus ayah juga nih" ucap ayah saat melihat fikri dan aku berebut melihatnya
"Siapa sih om yang nggak terpikat sama saus om" kata fikri yang memuji ayah

Pujian fikri langsung membuat ayah mau mengajarinnya..

"Lah, padahalkan yang tadi di panggil aku" ucapku menyindir dengan nada kesal, "Iya sama sama saja" bujuk ayah, "Dasar manja" ucap kirei yang tiba tiba saja angkat bicara, "tauk nih ran iri banget sama gua" kata fikri yang menyudutkan ku, aku hanya mencela ucapannya dengan gerakan mulut yang meniru kata katanya..

Akhirnya kami pun membuat racikan sausnya bersama sama..

"fikri salah tuh, bawang dulu di masukkin baru cabenya gimana sih" kata ku sembari menunjukkan bawang pada fikri, "nggak ran, ini udah pas" kata fikri yang sedang berusaha membuat racikan saus, "bawang dulu" kata ku dengan keras kepala, "hmm.. Iyaudah sini biar gua masukkin" kata fikri sembari mengambil bawang dari tanganku

Fikri pun membuat racikannya dengan instruksi dariku..
Tidak lama kemudian racikannya pun jadi..

"loh kok beda sih" kata ku dengan wajah yang bingung setelah melihat hasil racikkannya.. "kan udah gua bilang ran" dengan senyuman kecilnya fikri menjawabku.. "yahh maaf ya fik, gua ngerusak racikan lo" ucapku dengan nada merasa bersalah, "its okey ran" jawab fikri dengan senyumnya yang semakin melebar..

Tiba tiba ayah pun datang melihat hasil racikannya..

MENGAGUMIMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang