Memilih mu

26 2 0
                                    

Aku pun hanya tersenyum padanya..

Perasaan ini sangat membingungkan buatku, namun tetap saja kalau aku bisa memilih untuk jatuh kan cintaku kepada siapa, aku akan tetap memilih Al, walau aku tau sesakit ini..

"Udah ran nggak usah di pikirin" ucap fikri dengan nada rendah..
Lagi lagi aku hanya bisa tersenyum padanya..

Dan tidak berapa lama kemudian es cream yang sudah kami pesan pun datang..

"Hmm.." ucapku sembari ingin menerkam es cream es cream yang ada di depan ku ini..

"Satu Dua Tiga" hitungan dari fikri yang membuatku tambah semangat untuk menyantap es cream itu..
Aku pun memakannya sangat lahap, seperti makan nasi, tanpa ku sadari fikri sedari tadi hanya memperhatikanku..





Beberapa menit kemudian es cream es cream yang 6 mangkok di atas meja sudah habis ku santap..
Fikri hanya tersenyum manis melihatku kekenyangan, sangking kenyangnya aku sampai susah bergerak..

"Ran.. Yang mau lo bilang di sekolah tadi.. Apa?" tanya fikri yang membuat moodku berubah kembali dan kali ini aku harus memberi taunya..
"Tunggu, sebelum gua jawab, gua mau nanya dulu sama lo" ucapanku yang mulai mengarah serius..
"Lo kok bisa akrab sama candy?" tanyaku.. "Hmm candy itu leader gua di english club" jawab fikri, "Gini fik.. Ternyata Al itu cinta pertamanya candy" ucapku dengan nada yang menegangkan, "Terus lo cemburu?" pertanyaan fikri yang membuat moodku tambah ancur, "Tauk Ah fik, Gua itu cuman kefikiran sama perasaanya candy, soalnya tadi Al bilang ke candy kalau gua pacarnya" cetusku, "Ohgitu" jawab Al singkat seperti tidak mau tau lagi tentang itu, setelah melihat ekspresinya sontak aku langsung berdiri dengan menghentakkan kaki ku, "Kalau kayak gini, mending lo nggak usah nanya!" ucap ku dengan kemarahan yang memuncak.

Fikri berdiri, dia mendekatiku..

"Ran.. Gua tau lo nggak enak untuk nyakiti orang lain, tapi sampai kapan lo mau nyakiti diri lo sendiri" bisikan fikri padaku, aku langsung tersentak kaget mendengar perkataan itu..

Fikri pun pergi meninggalkan ku yang sedang mencoba mencerna perkatannya fikri..

Setelah membayar semuanya fikri pun mengantarku pulang..
Di perjalanan kami tidak berbicara sepatah katapun dan aku hanya memikirkan perkataan fikri tadi..

"Apa mungkin fikri menyuruhku untuk ngutarakan perasaan ku kepada Al ya.." ucapku dalam hati..

Saat sampai di depan rumahku, aku melihat keretanya Al sedang nongkrong di depan rumahku..
"Makasih ya fik" ucapku sembari turun dan bergegas masuk..

"Ran kok baru pulang?" tanya ayah
"Tadi ran main main sama fikri yah" ucapku sembari menyalam ayah, "Kamu gimana sih, kan udah janji mau cek keadaan kamu ke dokter" omelan ayah kepadaku, "Iya ayah, kan ran udah pulang sekarang" ucapku dengan nada yang merendah, "yaudah ayok la kita pergi" ucap ayah sembari beranjak pergi..

"Al ikut ya om" kata Al, "iya nak iya" kata ayahku..

Kringg kringg.. (ponsel Al berbunyi) saat hendak menaiki mobil..

"Iya kirei? Nggak bisa, Gua lagi bareng ran" ucap fikri di telphone..
"Sakit di bagian mananya?" ucap Al yang menghentikan langkah ku saat hendak menaiki mobil..
"Yaudah gua sekarang kesana" ucap Al menutup telphonenya..

"Maaf om, ran.. Al nggak bisa ikut, tiba tiba aja perut kirei sakit, takutnya ada apa apa jadi Al harus kesana" ucap Al terbatah batah seakan tidak enak terhadap aku dan ayah, "Iyaudah nak" kata ayah ku dengan tersenyum, "Ran apa pun hasilnya hubungi gua" ucap Al sembari beranjak pergi, aku terdiam memandanginya, ntah apa dengan perasaanku, tapi aku sangat takut kehilangan..

Al..

MENGAGUMIMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang