welcome to the happy zone

24 2 0
                                    

   Hingga sampai saat ini, tepat pada pukul 08.12 WIB mereka masih ada di depan mataku..

Tangan mereka yang melambay di wajahku ternyata masih bisa aku lihat..

"Kalian kok masih disini, Ayo Al aku membutuhkan mu"ucap kirei yang tiba tiba saja datang menarik tangan Al yang seharusnya dari tadi ku gapai.

Aku berdiri dengan bantuan fikri sembari menatap Al yang sedang beranjak pergi bersama kirei, kirei memegang tangan Al begitu erat, seerat luka yang sedang menancap di hatiku.

"Apa ini? Sakitt sekali!"ucapku dalam hati.

Tanpa ku sadari fikri sedang memperhatikan aku yang tengah memegang dada untuk menahan sakit.

"Ran.. Ayo!" Ajak fikri sembari memegang tanganku.
Aku hanya mampu mengangguk, memandang fikri yang saat ini ada di sampingku.




  Sesampainya kami di danau..
"Ah, ran telat kamu. Kamu melewatkan air sejuk" ucap ayah yang sedang mempercikkan air ke padaku.
"Sini ran.. Airnya semakin hangat"sambung kirei yang tengah bermain air bersama Al.
Aku hanya bisa tersenyum melihat mereka yang tengah berbahagia di atas pedihnya lukaku.

  Tapi aku sadar, semua ini bukan salah mereka, ini kesalahanku yang tidak pernah mengungkapkan perasaanku.
  Jangankan untuk mengungkapkannya, untuk bertahan disisinya saja aku tidak mampu.

  Kembaliku tatap wajah fikri yang dari tadi masih berada di sampingku.

"Andai saja saat ini Al yang ada di sampingku, mungkin hati ku tidak sesakit ini"ucapku dalam hati sambil duduk di tepi danau.
Fikri pun duduk di sampingku, dia mencoba memalingkan pengelihatanku kepada Al dan kirei.
"Ran.. Besok kita sekolah kan? Berarti liburannya harus berakhir"ucapnya.
"hmm, aku lebih suka liburan ini berakhir"lagi lagi aku melontarkan kata kata yang tidak sepantasnya ku katakan, mungkin aku yang terlalu terbawa oleh suasana hatiku yang hancur.

Namun fikri hanya tersenyum kecil dan beranjak pergi dariku.

Huftt! Aku semakin menyesal telah melontarkan kata kata itu.

Tiba tiba saja seseorang menarik tanganku, aku yang tengah berfikir pun terkejut..

  "Ayo ran! masak jauh jauh kemari, nggak main air nyesal lo ntar" sahut Al menarik narik tanganku.
Aku pun yang tadinya melongok akhirnya termakan rayuan Al.

Burr! Siraman pertama dari kirei yang membasahi semua bajuku, aku pun membalasnya pula.
Kami pun membagi tim agar tidak ricuh, aku satu tim dengan Al dan kirei bersama fikri.

Serunya bisa melepas semua rasa sakit disini, bersama orang orang yang terkasih membuat suasana semakin sejuk nan indah.

Benar ya kata orang, bahagia itu sederhana cukup dengan bermain air bersama, itu merupakan suatu kebahagiaan yang tidak bisa di ungkapkan, karena sangking bahagianya..

Siapa bilang hidupku penuh dengan air mata nyatanya aku bisa tertawa lepas saat ini, bagi kalian yang pernah menghujat mengucilkan aku lihatlah aku sudah bahagia tanpa kalian..

welcome to the happy zone..RAN!




  Acara bermain airnya pun selesai..

Aku, keluarga serta teman teman beranjak naik untuk mengganti baju karena matahari sedang lagi panas panasnya.

Saat kami sudah di tepi danau, aku melihat Al masih terdiam di dalam air aku pun segera menemuinya namun langkah ku terhenti saat ku lihat kirei sudah ada bersamanya, dia pun beranjak ke tepi.

Jujur sih sempat ada sedikit cemburu dihatiku, tapi mampu ku redahkan dengan kata kata yang menguatkan seperti "ya.. Mereka kan cuman teman sama sepertiku.."

Kami semua kembali ke tenda.

Ya..
seperti biasanya selalu di barengin canda tawa Al yang menggelikkan, tidak ada wajah yang tidak bahagia kala Al melawak dengan tingkahnya yang konyol sedikit menjengkelkan

MENGAGUMIMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang