Tepat di depanku..
Tatapan yang membuatku gugup..
Dia sangat tampan saat berdiam diri dengan alis mata yang terangkat dan tangan di dalam kantong celana serta di lengkapi dengan dalaman baju sekolahnya yang berwarna hitam..Oh tuhan,..jantungku..
"Tidak tidak ran, dia udah ngabaikan lo sejauh ini, masak iya sih lo masih ngelirik dia. Buang muka sekarang ran! Tapi.. Tidak bisa moment ini sayang kalau di lewatkan" begitulah ricuhnya hatiku.
"Ran.. Lo kok baru keluar gua nunggu lo dari satu jam yang lalu nih!"terlihat kekesalan di wajah Al tapi lirikkan Al tertuju pada seseorang yang di sampingku,fikri.
"I i iya Al anu.. Tadi cerita dulu bareng fikri"jawabku sembari menatap fikri. Al langsung menarik tangan ku pergi dari fikri, aku heran Al sangat berubah dari Al yang dulu. Sekarang Al semakin kasar bahkan kemarin sudah berani melempar anak orang pakai tas.
•••
Al akan membawa ku kerumahnya, yang aku sangat yakin kirei pasti ada di sana,"hmm.. Al maaf gua harus segera pulang, besok gua dan keluarga akan liburan gua harap lo sama kirei bisa datang"ucapku memberhentikan Al di persimpangan jalan yang lumayan dekat dengan rumahku, sejenak Al hanya diam seperti memikirkan sesuatu tapi pikirku lebih baik aku pergi saja mungkin Al sudah tidak ingin berbicara. "Ran.. Aku pasti datang kok"kalimat itu memberhentikan ku sejenak, hatiku luluh begitu saja ketika Al menggunakan kata aku-kamu ke aku.
Bayangkan saja seorang Al yang amburadul tidak jelas, kasar, tiap saat menjengkelkan, kadang aja dia bisa nenangin tapi bisa ngatakan aku-kamu, itu suatu keberuntungan bagiku.
•••
Aku berlari menuju rumah, sesampai di rumah aku teriak teriak kegirangan "selamat siangg.. Selamat siangg.." seperti itu teriakan memalukan saat hatiku sedang berbunga bunga.
"buu.. Itu anaknya di kasih makan apa ya tadi"ucap ayah saat aku berteriak teriak kegirangan, ibu dengan membawa mangkok mendatangi ayah yang sedang duduk di ruang tamu "Kenapa sih itu anak" sahut ibuku dengan wajah yang terpelongok.
Setelah berganti baju aku pun mendatangi ayah yang sedang duduk di ruang tamu "Ayah.. Ayahku.. Ooo.. " sangking bahagianya, aku yang sangat pendiamnya terkenal dimana mana saat ini berubah 180 derajat.
"Ada apa ran?"jawab ayah menatapku sambil tersenyum, "pokoknya besok kita liburannya kemah ya yah.. Ran pengen banget punya pengalaman kemah.. Ya ya yah"bujukku.
"Iya nak iya"jawab ayah lagi.Aku sangat senang..
Selain aku bisa mendapatkan waktu luang bersama keluarga, aku juga bisa bermain main dengan teman temanku.•••
Hari pun berganti pagi..
Pukul 05.00 WIB, aku sudah terbangun karena sangking semangatnya, aku langsung mandi dan menyiapkan apa apa aja yang akan ku bawak.Setelah barang barangku beres, aku mengunjungi kamar tidur ayah dan ibu,"yahhh.. Buu.. Bagunnn"ucapku sambil menggedor pintu kamarnya.
"Ran.. Masih terlalu pagi"sahut ayah dari dalam, "ayolah ayah, tolong la.." kataku memohon.Kalau anak kesayangan aja udah memohon apa pun bisa terjadi kalau dengan ayah ku yang satu ini..
Pukul 07.00 WIB Al dan kirei sudah datang ke rumahku, Al begitu sangat tampan saat menggunakan baju berwarna putih dengan di hiasi jaket kulit berwarna hitam, kirei juga tak kalah cantik denganku dia menggunakan baju lengan panjang berwarna ping dengan bintik bintik putih serta jeans celana ponggol.
Kami semua bercanda tawa dengan candaan yang di pandu Al, kalau Al mulai berbicara saja, ayah dan ibuku sudah tertawa karena tingkah konyolnya itu, kadang logatnya sering dia ubah ubah, membuatku tertawa tanpa batas.
Hingga terjadi keheningan saat seseorang datang..
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGAGUMIMU
Teen Fiction"Jika setiap orang melihatmu dengan mata, dia melihatmu dengan hati.Jika semua menganggapmu hujan,dia menganggapmu pelangi" ••• Ini bukan hanya tentang aku dan kamu namun juga hidupku