Sisi 12

5.4K 461 129
                                    


Bayu tidak banyak bicara sepanjang perjalanan ke Malang. Ia merasa perlu menyalurkan kekesalannya, maka Bayu pun memilih menyalakan laptop dan mengutak-atik lagi power point presentation yang akan ia sajikan di seminar pagi ini. Meskipun sebenarnya, power point itu tidak perlu disunting lagi. Namun, perasaan kesal Bayu terus bertahan hingga sore harinya, ketika ia dan ketiga rekannya sudah selesai mengikuti seminar hari pertama dan hendak cek in di hotel.

"Diem mulu. Kamu nggak sempat bercinta sama Ratna sebelum berangkat, ya? Kentara banget wajahmu kayak wajah orang kurang orgasme," kelakar Anton, menyenggol bahu Bayu.

"Kayak wajahmu, dong," balas Bayu ketus.

"Eits, kata siapa aku kurang orgasme."

"Iya, kamu sering banget orgasme, tapi hasil ngocok sendiri."

Anita menggeleng-gelengkan kepala sedangkan Della mengulum senyum saat tanpa sengaja mencuri dengar percakapan antara Bayu dan Anton.

"Cowok, udah nikah atau belum, bakalan sama aja kelakuannya. Boys will always be boys," komentar Anita.

Della pun sependapat dengan Anita. Menikah atau tidak,  gurauan berkonten seksual sudah lumrah di kalangan lelaki. Mereka tidak sungkan mengobrol tentang bagian tubuh  wanita ataupun aktivitas ranjang. Saat masih menjadi model, Della bahkan sering mendengar para kru pemotretan membicarakan kemolekan tubuhnya.

"Susunya Della bisa nampung berapa liter ASI ya? Gede dan bulet, gitu."

"Pasti enak banget tuh buat teman ngopi. Kopi susu cap Nona Della."

"Sayang kita cuma bisa motretin Della. Gue rela potong bayaran asalkan boleh grepe toketnya."

Komentar-komentar seperti itu sudah familier bagi telinga Della. Della jadi bertanya-tanya apakah Anton dan Bayu pernah berbagi komentar tentang tubuhnya? Semoga saja benar. Jika kedua pria itu menggunakan Della sebagai bahan candaan berbau seks, itu justru bagus. Bayu akan terbayang-bayang akan sosok Della dan tidak menutup kemungkinan timbul fantasi liar dalam benak lelaki pujaannya itu.

Jika benar dugaan Anton bahwa Bayu sedang sedikit ada masalah dengan Ratna, maka Della harus bisa memanfaatkan kesempatan ini.

***

Bayu memandangi layar ponsel yang menampilkan jendela chat dengan Ratna. Tidak ada pesan baru. Pesan terakhir tertanggal sehari yang lalu. Baik dirinya maupun Ratna, sama-sama tidak ada yang berinisiatif mengirimkan chat terlebih dahulu. Selalu begitu, jika mereka bertengkar, yang sepanjang usia pernikahan, sangat jarang terjadi.

Kedua ibu jarinya bergerak mengetik pesan:  Kangen. Namun, segera ia hapus lagi. Bayu memang merindukan Ratna tetapi kali ini Ratna-lah yang memicu pertengkaran mereka dengan membawa-bawa nama Ayu. Bayu tak sudi menjadi pihak yang lebih dulu meminta maaf, sebab bukan dia yang bersalah.

Sebuah pesan baru masuk ke ponselnya. Bukan dari Ratna, melainkan dari Della.

Mas, mau jalan-jalan ke sekitar hotel nggak?

Sekarang baru pukul delapan malam dan Bayu juga belum mengantuk. Biasanya jika sedang ke luar kota, jam segini ia pasti sedang sibuk bertelepon dengan Ratna. Saling bertukar cerita tentang hari yang mereka lalui. Namun, sekarang Bayu tentu lebih memilih berjalan-jalan keluar daripada menghabiskan waktu memandangi layar ponsel, menunggu Ratna menghubunginya dan meminta maaf.

"Ton, diajak Della jalan-jalan nih. Mau ikut nggak?" tawar Bayu. 

"Ke mana?"

"Katanya, sekitar sini aja."

Tentu saja Anton setuju. Pria itu lekas berganti baju dan tampil bergaya. Jaket kulit yang melapisi kaus hitam, dipadukan dengan celana jin baru. Bayu sendiri telah siap dengan kaus hitam lengan panjang dan celana chino warna cokelat.

Di Sisimu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang