Sisi 24

4.9K 528 51
                                    

"Mbak, kalian habis having sex ya?"

Bayu dan Ratna kompak tersedak minuman yang sedang dalam perjalanan menuju tenggorokan. Tudingan Gita terlalu mengejutkan, meskipun hal itu benar adanya. Ratna terbatuk-batuk, sedangkan reaksi Bayu lebih parah lagi. Sebagian minuman di mulutnya muncrat dan membasahi meja.

"Kalau dilihat dari reaksi mereka sih, pasti omonganku benar," sindir Gita lagi.

"Gita..." Raja memperingatkan seraya mengangsurkan wadah tisu makan kepada Bayu, guna mengelap meja.

"Hasil pacaran sama Raja, mulutmu jadi nggak tahu tata krama ya?" Bayu menutupi rasa malu dengan bersikap sok galak. Tidak ada yang lebih memalukan daripada ketahuan setelah bercinta.

"Nggak usah nyalahin Raja," bantah Gita. "Kalian terlambat 40 menit dan muncul dengan rambut masih setengah basah."

Ratna seketika menyentuh rambutnya yang tergerai. Memang tidak cukup waktu untuk mengeringkan rambut sampai tuntas. Entah apa yang merasuki suaminya, Bayu sangat bernafsu saat berhubungan intim tadi. Tidak puas hanya dengan satu posisi

"Tuh, di leher Mbak Ratna ada bekas cupang." Gita melanjutkan bagai seorang detektif yang sedang menyimpulkan kasus.

Ratna refleks menutupi titik di dekat tulang selangka. Ia ingat Bayu mengisap kulitnya kuat di sana. Dan Ratna tidak sempat menyamarkan bekasnya dengan concealer karena mereka sudah sangat terlambat.

"Bukti apa lagi yang ingin Mas Bayu dustakan?" tantang Gita.

Bayu berdeham. "Suka-suka aku dan Ratna dong. Mau ena-ena sehari sepuluh kali juga nggak apa-apa. Halal dan terhitung ibadah," dalihnya.

"Sabar ya, Mbak... punya suami otak mesum. Untung cowokku otaknya lurus." Gita melemparkan senyum manis untuk kekasihnya.

Ratna meringis sambil melirik suaminya. Gita sudah mengambil langkah yang salah. Bayu paling tidak suka dibanding-bandingkan dengan Raja. Sekarang Bayu pasti bertambah kesal.

"Awas aja kalau kamu berani macam-macam sama Gita, Ja. Ingat ya, aku belum sepenuhnya merestui kalian."

Nah, benar kan? Bayu pongah. Mentang-mentang punya kekuasaan sebagai kakak.

"Restu Mas Bayu mah nggak penting. Kalau aku dan Raja menikah, yang jadi wali itu Papa, bukan Mas Bayu."

"Nikah? Kamu mau nikah sama cowok yang pernah naksir kakak iparmu?"

Ratna meneliti ekspresi Gita. Adik iparnya tidak menunjukkan raut terluka atau sebagainya. Ratna pun lega. Artinya, antara Gita dan Raja telah terbangun sikap saling percaya.

"Soal itu, Raja udah jelasin semuanya sama aku. Mbak Ratna juga. Raja udah nggak ada feeling apa pun buat Mbak Ratna. Udah lama berlalu."

"Raja lebih muda daripada kamu." Bayu masih belum mau kalah.

"Cuma selisih dua tahun."

"Tetep aja. Belum terbukti kalian siap melangkah ke jenjang pernikahan."

"Mas dulu juga nikah di usia yang lebih muda daripada aku sekarang."

"Kalian baru pacaran sebentar. Kenal juga baru sebentar. Beda dengan aku dan Ratna yang sudah kenal lama."

Ratna memutar bola mata. Bayu dan Gita ini punya cara menunjukkan kasih sayang yang unik, yaitu lewat perdebatan. Jika mereka berada di satu tempat, jangan harap bisa menyaksikan mereka saling rangkul atau ada usapan sayang dari Bayu di puncak kepala Gita. Itu adalah hal yang mustahil. Kalau sudah bertemu, Bayu dan Gita selalu adu mulut. Saling balas mengejek. Istilah kerennya, love hate sibling relationship.

Di Sisimu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang