"Bay."
"Hmm..."
"Kamu horny ya?"
Horny banget, jawab Bayu dalam hati tetapi lisannya hanya bungkam dan tangannya memeluk Ratna makin erat. Bayu sadar sekali dirinya diselimuti nafsu ingin bercinta setelah melihat dada montok Della. Hei, jangan dihujat dulu. Bayu hanya lelaki normal yang gairahnya tentu terpancing melihat tubuh indah wanita. Dalam hal ini, tubuh Della yang seksi.
Selesai membantu Gita beres-beres kamar kos dan sebelum setan menyusupkan hasutan sesat ke dalam pikirannya, Bayu bergegas pulang. Namun, bayangan tentang payudara Della terus hinggap di benaknya. Bahkan memeluk Ratna sambil berbaring di ranjang pun tak berhasil mengusir gambaran itu pergi.
"Mau bercinta?" Ratna paham sekali bahwa sang suami jika sudah naik hasratnya, tidak bisa dibendung. Pokoknya harus dituntaskan. Bercinta. Penetrasi. Orgasme. Apalagi sudah dua minggu lebih mereka tidak berhubungan intim. Rekor terlama sepanjang usia pernikahan.
"Emangnya udah boleh?" tanya Bayu, sedikit ngarep.
"Mungkin boleh, kan udah lewat semingguan. Obat yang buat infeksi juga udah habis."
Ah, masih tak pasti. Bayu menggeleng. "Nggak usah," tolaknya. "Aku nggak mau ambil risiko. Kayak gini aja nggak apa-apa. Meluk kamu juga udah relief."
Ratna berbalik, tidur menyamping hingga wajahnya dan Bayu berhadapan. "Beneran bisa lega? 'Itu'-mu keras, kerasa banget nyodok bokongku." Seolah butuh membuktikan tangan Ratna bergerak turun, menyentuh batang kejantanan suaminya yang sedang ereksi di balik celana. "Tuh, kan! Mau handjob?"
Tawaran alternatif itu menggoda Bayu. Walaupun selama ini blowjob dan handjob hanya menjadi pengisi foreplay, mungkin kali ini handjob lebih baik daripada dibiarkan keras begini. Ngilu, euy.
Bayu tidak mengiakan, tetapi kepalanya mendekat. Bibirnya memagut lembut bibir istrinya, sementara jemarinya membuka kancing piyama Ratna. Tiga kancing teratas sudah lolos dari lubangnya, buah dada Ratna terpampang.
Bayu mengecup salah satu puncak payudara, membelai dengan lidah. Warna puting Ratna berubah sedikit gelap karena kehamilannya. Bayu meremas dan mengisap dengan rakus. Hasratnya semakin memuncak, hingga tiba-tiba satu pikiran gila terlintas. Seperti apa rasanya mencumbu payudara Della yang jelas-jelas lebih besar daripada milik Ratna? Apakah bentuk dan warna putingnya sama seperti puting Ratna?
Bayu melepaskan kulumannya pada payudara Ratna. Kepalanya menggeleng, meskipun 'kepala bawah' berdenyut minta dipuaskan. Tidak boleh begini. Ia tidak mau bermesraan dengan Ratna sementara benaknya membayangkan wanita lain. Rasanya seperti berselingkuh.
"Kenapa berhenti?" tanya Ratna. Pandangannya sudah sayu, dilingkupi kabut hasrat. Stimulasi dari suaminya tidak pernah gagal membuatnya terangsang.
"Jangan diterusin. Aku takut nggak bisa nahan diri," dalih Bayu sedikit berbohong. Yah, tidak mungkin kan dia berterus terang bahwa sedang terbayang-bayang cewek lain? Bayu kembali mengancingkan piyama istrinya dan berbaring di samping Ratna.
"Terus kamu gimana? Masih keras gitu." Tonjolan di balik celana bokser Bayu belum juga mengecil.
"Nanti juga lemes sendiri."
"Beneran bisa?"
"Kita ngobrol yang netral aja, supaya horny-nya reda."
Ratna mengusap sayang kening sang suami. Ia paham pasti berat bagi Bayu menahan hasrat seksualnya. Tapi mengetahui suaminya itu rela menahan diri demi bayi mereka, tak ayal memunculkan rasa haru di dada.
"Aku udah mulai ngerasa kedutan-kedutan kecil di perut, lho," ucap Ratna membuka obrolan netral.
"Oya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Sisimu
RomanceSekuel Tiga Sisi Warning: Baca ini jangan ngamuk, karena bab sudah tidak lengkap. Perjalanan rumah tangga tidak mungkin tanpa ujian. Apa yang kita lakukan di masa lalu, akan kita tuai akibatnya di masa depan. Lima tahun menikah dengan Bayu, Ratna...