Sisi 13

5.7K 481 79
                                    

Ratna keluar dari kelas seraya mengembuskan napas panjang. Langkahnya terayun tanpa semangat menyusuri koridor. Sudah sehari lebih, ia sama sekali tidak mendengar suara Bayu. Oh, Ratna tahu bahwa Bayu sudah sampai dengan selamat di Malang, bahkan sudah check in di hotel. Bayu mengabarinya melalui story whatsapp, tetapi lelaki itu tetap tidak mau menghubunginya lebih dulu, baik melalui telepon ataupun chat. Suaminya benar-benar marah.

"Mbak, jangan jalan sambil melamun."

Sebuah suara berat lelaki menghentikan langkah Ratna sekaligus laju pikirannya yang kusut.  Raja memasang senyum manis menyambut wajah Ratna yang tengadah. Pria muda itu menyandang tas ransel hitam di satu bahu. Enam tahun bekerja di Prime English, Raja pun kini bukan lagi pegawai paruh waktu. Ia bahkan sudah dipercaya memimpin bagian keuangan.

"Aku nggak melamun kok. Cuma sedang mikir aja."

"Serius banget mikirnya, sampai disapa siswa nggak noleh."

"Eh, tadi ada siswa yang nyapa aku?" Ratna celingukan.

"Tuh, kan. Malah nggak nyadar. Sedang ada masalah, Mbak?"

"Nggak kok," jawab Ratna terpaksa berbohong.  Bagaimana pun juga, Raja adalah pihak luar dan tidak wajib tahu masalah rumah tangganya. "Aku mau siap-siap pulang, Ja. Sebentar lagi dijemput."

"Mas Bayu?"

"Bukan. Bayu sedang ke Malang."

Raja mengernyit. "Dijemput siapa, kalau begitu? Memangnya Mas Bayu nggak cemburu kalau Mbak dijemput orang lain?"

Raja tentu sangat paham tentang tabiat Bayu yang pencemburu. Entah bagaimana, jika menyangkut Raja, Bayu selalu mudah cemburu, padahal pria muda itu sudah tidak punya perasaan apa pun pada Ratna. Suatu ketika, pernah motor Ratna mengalami kehabisan bensin dan diantar Raja pulang. Alhasil, Bayu mengambek selama tiga jam dan baru luluh setelah Ratna bersedia menuruti keinginannya, yakni memasakkan nasi goreng pete dengan hanya memakai apron. Tentu saja kegiatan memasak yang seharusnya bisa selesai dalam lima belas menit terjeda dan berganti dengan kegiatan panas yang sama sekali tidak melibatkan kompor dan api.

Ah, mengingat itu semakin membuat Ratna merindukan Bayu dan membenci situasi mereka yang sedang tidak akur.

Ratna melihat sosok Gita muncul di ujung koridor dari arah pintu masuk. Adik iparnya melambaikan tangan dengan bersemangat.

"Itu dia yang jemput aku." Ratna membalas lambaian tangan Gita.

Pandangan Raja beralih pada sosok gadis berambut panjang yang mengenakan setelan kerja celana panjang dengan name tag yang masih terkalung di leher. "Lho? Cewek, Mbak?"

"Kamu pikir siapa?" Ratna tersenyum. Saat Gita telah sampai di hadapannya, ia pun memperkenalkan sang adik ipar pada Raja.  "Kenalin, ini Gita, adiknya Bayu. Git, ini Raja. Kepala bagian keuangan di sini."

Gita dan Raja berjabat tangan. "Ah, aku ingat kamu. Kamu yang dulu nyanyi di acara nikahannya Bang Gian kan? Waktu Mas Bayu nembak Mbak Ratna," cetus Gita keras-keras.

Ingatan Ratna kembali melayang pada sosok suaminya. Cara nyeleneh Bayu melamarnya tidak akan pernah ia lupakan seumur hidup. "Raja sekarang terkenal, Git. Subscriber di channel Youtube-nya udah 50K. Dia sering cover lagu. Setiap kali Valentine, siswa cewek banyak yang kasih dia cokelat."

"Kebetulan aja itu, Mbak," ujar Raja merendah.

"Kamu temani Gita sebentar, ya," pinta Ratna pada Raja. "Aku mau ambil tas dulu di ruang guru."

***

Ratna dan Gita memutuskan untuk makan malam di Waroeng Steak. Karena Bayu sedang tidak ada di rumah, Ratna pun tidak memasak. Lambungnya kini sudah kenyang diisi double chicken steak dan jus stroberi.

Di Sisimu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang