Sisi 22

4.9K 485 94
                                    

"Bay, nanti pulang futsal coba tengokin Gita di kosan."

Bayu sedang mengikat tali sepatunya ketika Ratna berpesan. Istrinya berjalan menghampiri dengan sebotol infuse water di tangan. Menyenangkan sekali rasanya kembali diurusi oleh Ratna. Memasuki bulan keempat, Ratna sudah tidak mual muntah lagi. Wanita itu sudah bisa memasak dan mengurus keperluan Bayu seperti sedia kala.

"Oke," sahut Bayu. Menengok Gita di kosan berarti ia tidak bisa nongkrong terlalu lama dengan geng futsalnya. Tapi tak mengapa, sudah kewajibannya sebagai kakak.

Ratna menyerahkan botol minuman dan langsung disimpan Bayu ke dalam tas olahraganya. "Feeling-ku, dia lagi dekat dengan seseorang. Kayaknya cowok," imbuh Ratna.

"Nggak apa-apa, kan. Gita udah dewasa."

"Memang. Tapi kamu sebagai abangnya harus ngecek dong, cowok seperti apa yang sedang deketin dia." Ratna mengingatkan. "Apalagi weekend begini. Waktunya pacaran."

"Kosan Gita aman, kok. Jam setengah sepuluh pasti ibu kosnya keliling. Mastiin semua tamu cowok udah pulang."

"Tengokin dia, nggak ada salahnya kan?"

"Iya, Ibu Bos. Aku ke sana nanti." Bayu mencangklong tas di pundak. Seragam futsal sudah dipakai, sedangkan pakaian ganti tersimpan rapi di dalam tas. Ia siap berangkat. Futsal sudah menjadi hobinya semenjak SMA.

Bayu berdiri menghadap Ratna. "Minta vitamin C dulu," pintanya.

Ratna menyungging senyum manis, satu langkah maju membawanya merapat pada tubuh sang suami. Lengan Ratna mengalung di leher Bayu. "Pulangnya jangan kemalaman."

"Siap!" Kepala Bayu menunduk, bibirnya mendarat di bibir Ratna. Mengecup lalu menggigit kecil bibir bawah istrinya, sebelum mengisap lembut. Vitamin C dari Ratna masih saja menjadi candunya.

Ratna yang lebih dulu menyudahi ciuman mereka. Bibirnya beralih mengecupi garis rahang suaminya.  "Nanti kalau Dedek udah lahir, katanya bakal jealous kalau papanya cium-cium mama."

"Anak kita nggak bakal begitu. Dia pasti maklum kalau papanya bucin sama mamanya." Bayu bisa merasakan bibir Ratna mengulas senyum, lalu satu gigitan lembut mendarat di cuping telinga. Napas Bayu menderu. Jika Ratna sedang agresif begini, Bayu malah suka.

"Bay..."

"Hmm..."

"Kamu cuma minta vitamin C kan?"

"He'eh."

"Terus kenapa bokongku kamu remes-remes?"

Bayu terkekeh. Tangannya memang sedang beraksi di area bulat kesukaannya.  "Nggak boleh minta tambahan vitamin B ya?"

Ratna memukul pelan bahu Bayu, sambil mengerucutkan bibir. "Kamu mah ... kalau udah dapat Vitamin C plus Vitamin B, pasti jadinya vitamin E. Vitamin Ena-ena."

Bayu tergelak lepas. "Ya gimana, habisnya kamu enak."

Es krim kali, enak...

***

Geng futsal Bayu terdiri dari sepuluh orang. Anggotanya tidak ajek. Sering berganti-ganti. Yang jadi pemain tetap hanya empat orang: Bayu, Gian, Rafka dan Faris. Faris dulu merupakan teman kuliah Gian, sedangkan Rafka merupakan kenalan Bayu saat menempuh magister di Jakarta. Mereka berempat sama-sama sudah menikah.

Di Sisimu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang