Aidan, kelas Angel udah selesai. Aidan masih ada kelas ya?
Y
Iya udah, Angel pulang sendirian ya. Angel pusing, kayaknya gak kuat kalau harus nunggu Aidan selesai kelasnya. Angel udah Pesen ojek online
Batalin
Lah kenapa? Nanti Angel pulang sama siapa?
Gue. Dimana?
Perpustakaan. Ini udah otw keluar, mau langsung pulang.
Belakang perpus. Otw
Aidan, Angel mau pulang.
Dan, Aidan.
Astaga Aidan. Bales kek, Angel mau pulang aja ya Angel pusing. Serius. Kalau nunggu Aidan di belakang perpustakaan bisa-bisa Angel mati gak ketauan.
Gue udah di belakang perpus.
Hah? Aidan selalu aja kayak gini sama angel. Angel kan udah bilang angel pusing. Angel mau pulang.
Belakang perpus.
Angel menghembuskan napas yang terasa berat. Selalu saja Aidan seperti ini padanya. Angel tidak berbohong jika siang ini kepalanya terasa pening. Mungkin karena tadi pagi ia tidak sarapan ditambah dengan materi hari ini yang membuat kepalanya semakin terasa pening.
Angel memasukan ponsel ke dalam Sling bag yang ia kenakan. Bergegas ia mengayunkan kedua kakinya menuju belakang perpustakaan.
Di belakang perpustakaan ada sebuah taman kecil yang dilengkapi dengan bangku panjang yang terbuat dari kayu yang di cat menggunakan warna cokelat. Kini warna bangku itu sudah semakin memudar karena termakan usia dan alam.Angel duduk di samping cowok yang mengenakan kaus pendek berwarna putih dengan dibalut kemeja flanel kotak-kotak yang kancingnya tidak terpasang. Celana jeans dan sepatu sneaker yang dikenakan berwarna senada.
"Aidan!" Angel yang sudah duduk di samping Aidan, memanggil nama Aidan dengan ketus dan suara meninggi.
"Apa?" sahut Aidan ogah-ogahan. Cowok itu menoleh menatap cewek yang tengah menekuk wajahnya kesal.
"Jawab jujur sama Angel, Aidan tadi bilang masih ada kelas. Dan Angel tahu kalau kelas Aidan sampai jam 1 siang. Terus kenapa Aidan di sini? Aidan bolos lagi ya? Jawab jujur, Angel gak suka dibohongi," desak Angel menarik-narik kaus yang Aidan kenakan.
"Udah tau jawabannya, ngapain nanya My Angel?" Aidan menoleh malas ke arah Angel. Punggungnya yang lebar bersandar di kepala bangku.
"Tuh kan! Aidan gak pernah berubah. Kan angel udah bilang supaya Aidan jangan bolos lagi, masih aja bolos. Apa sih alesan Aidan pakai acara bolos-bolos segala?" kesal Angel.
"Lo," ketus Aidan.
Angel memukul bahu Aidan sekali."Kok Angel, emang Angel ngapain? Kok Aidan nyalahin Angel. Harusnya kan cowok yang terus disalahin, ini kenapa Angel yang salah te----" Angel menutup bibirnya rapat-rapat saat pandangan Aidan lurus menusuk ke arahnya. Salivanya ia telan dengan susah payah. Sudah bisa ditebak apa yang akan terjadi selanjutnya.
Aidan pasti akan memarahi dirinya yang kelewat cerewet.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lady Killer
Teen Fiction[ tanpa edit ] Aidan Alexander playboy, bertindak semau sendiri, dan tidak suka ucapannya dibantah. Angelina Arfina. lemah lembut, penyabar, selalu menuruti perkataan Aidan. Mereka backstreet. Yang Angel tahu tentang Aidan adalah cowok baik, peny...