Tiga

246K 19.9K 2K
                                    

Cowok jangkung berbalut kaus putih dan celana jeans selutut itu duduk di atas motornya yang terparkir di taman. Di samping motornya ada dua motor yang ikut terparkir. Cowok itu membenarkan posisi topi yang menutup kepalanya, lalu mengeluarkan rokok dari saku celananya dan segera membakar batang silindris berisi tembakau untuk ia hisap asapnya.

"Udah lah Raff, cewek kayak Julia nggak usah dibikin galau kayak gini. Masih banyak cewek yang bisa lo pacarin," ucap Juna menatap Raffa yang sering murung asyik dengan khayalan kepedihan semenjak memergoki pacarnya berselingkuh dengan Dimas.

"Gimana nggak kayak gini Jun, Julia selingkuh sama temen gue sendiri. Lo tahu gimana gue sama Dimas? Kalau dia minta bantuan pasti gue bantu. Tapi nyatanya, dia malah nikung gue kayak gini, nyeseknya double, bro!"

"Iya juga sih, lagian Julia goblok dipelihara. Lo selama ini nggak pernah macem-macem, mana baik juga sama dia. Eh, dia malah selingkuh dan ninggalin lo demi Dimas," gumam Juna lalu meneguk isi minuman bersoda dalam kaleng yang tengah ia genggam sampai tandas. Begitu tandas, kalengnya langsung ia remas hingga penyok dan segera ia buang ke sembarang arah.

"Lepasin aja orang yang udah ninggalin lo demi orang lain. Karena bakalan sulit ngejelasin ke anjing kalau daging lebih nikmat daripada tulang," celetuk Aidan seperti biasa dengan kata tajamnya. Cowok itu lalu menghisap dalam-dalam batang rokoknya kemudian dikeluarkan melalui bibir dan hidungnya.

"Mantap tuh omongan Aidan, nggak usah dipikirin lagi. Dimas di rumah nggak dikasih makan, jadi makan temen sendiri," ucap Juna membuat Raffa mengusap gusar wajahnya. Rokok yang terselip di antara jari tengah dan telunjuk ia jatuhkan lalu diinjak dengan ujung sepatunya sampai benar-benar padam.

"Namanya juga temen. Ada yang baik ada yang munafik," cibir Aidan. Raffa membenarkan ucapan Aidan. Dimas munafik, bilangnya tidak suka Julia. Pernah saat Raffa masih pedekate dengan Julia dan Raffa memperkenalkan Julia pada Raffa. Saat Raffa bertanya bagaimana Julia, dengan nada mengejek Dimas berkata jika Julia sama sekali bukan typenya.

"Oke, gue terima sakitnya dengan seperangkat kebencian dan dibayar dengan karma!" gumam Raffa bertekad untuk melupakan Julia dan kenangan bersamanya yang berakhir seperti ini.

"Ke D'zeimer aja kuy! Gue yang traktir, baru dapat transferan dari bokap," ajak Juna.

"Beneran nih Jun? Gue lagi kayak nih, makannya banyak. Entar lo bangkrut lagi," kelakar Raffa sembari menarik resleting jaket yang ia kenakan.

"Masih ada gue, lo sekarang lagi sedih. Jadi tugas gue sama Juna buat nyenengin lo," celetuk Aidan membuat Juna tersenyum riang ke arah Raffa. Dalam hati Raffa beruntung memiliki dua sahabat seperti Aidan dan Juna yang ada di saat ia dalam keadaan terpuruk.

Aidan, Raffa, dan Juna bersiap dengan motor masing-masing. Jaket mereka sudah melekat sempurna lengkap dengan sarung tangan yang begitu khas untuk cowok. Aidan melepaskan topi yang ia kenakan lalu dimasukan ke dalam jaketnya sebelum mengenakan helm untuk melindungi kepalanya. Tiga motor yang dikendarai tiga cowok tampan itu melesat membelah jalanan dengan kecepatan penuh.

***

Aidan beranjak dari motornya bergegas masuk ke dalam cafe yang sepertinya sudah cukup ramai. Terlihat dari banyaknya kendaraan yang sudah terparkir di area parkiran. Kunci motornya yang berbandul tulisan dengan nama Angel, sudah ia masukan ke dalam saku celana. Langkah tegapnya disusul oleh Juna yang mulai sibuk dengan ponsel dalam genggamannya.

"Woy Raf! Buruan!" teriak Juna saat menyadari Raffa masih diam di atas motornya. Tangannya memeluk helm yang baru ia lepas dan pandangannya tertuju pada mantan pacarnya yang gandengan mesra dengan pacar barunya.
Raffa menarik napas dalam-dalam, mencoba meyakinkan diri lalu beranjak menyusul kedua sahabatnya. Tubuhnya terhuyung ke belakang saat Dimas dengan sengaja menubruk bahu kanannya.

The Lady KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang