Deringan ponsel yang tergeletak di ranjang membuat aktivitas gadis yang tengah mengeringkan rambut panjangnya dengan handuk kecil terhenti. Diletakkannya handuk di tangannya di meja rias sebelum akhirnya gadis itu melangkah untuk meraih ponselnya yang terus saja mengalunkan lagu Treat You Better yang dibawakan oleh Shawn Mendes.
Senyum gadis itu terbit kala melihat nama kekasihnya terpampang di layar ponselnya. Akhirnya penantian panjangnya berbuah juga. Sedari malam, Angel memang menunggu kabar dari Aidan. Dan baru pagi ini Aidan menghubunginya.
"Hallo, Aidan. Kemana aja? Kok baru nelepon. Gimana urusannya? Udah selesai semua? Urusan apa kalau Angel boleh tahu," ujar Angel begitu panggilan terhubung. Sebelum Aidan sempat mengucapkan salam, Angel sudah memberondong Aidan dengan beberapa pertanyaan.
"Nggak pake cerewet bisa? Lo siap-siap, Raffa udah otw jemput Lo. Raisya udah sadar."
"Raisya? Syukurlah Raisya sudah sadar. Om David pasti bakalan seneng kalau Raisya udah sadar. Angel seneng kalau om David juga seneng. Kenapa Rasya yang jemput Angel, kenapa nggak Aidan aja?"
"Gue sibuk. Raffa atau gue sama aja yang penting jemput, kan?"
"Iya, iya. Lagian Angel udah biasa sama Rasya. Aidan----"
"Udah nggak ada yang penting. Gue tutup dulu."
"Iya. Makasih udah kasih kabar dan nyu----"
Tut Tut. Panggilan terputus.
"Dan nyuruh Raffa buat jemput," lanjut Angel seraya meletakkan ponselnya di ranjang. Ia melangkah menuju meja rias guna melanjutkan kembali aktivitasnya yang tertunda.
***
"
Mau kemana lo?" tanya Braga yang tengah duduk di kursi rotan yang ada di teras sembari menikmati secangkir kopi hitam. Nada bertanyanya terdengar ketus seperti biasa, menyiratkan rasa tidak sukanya secara terang-terangan pada Angel.
"Ke rumah sakit. Raisya udah sadar kata Aidan, jadi Angel mau jenguk. Mas Braga mau ikutan? Bareng Angel, nanti dijemput Raffa."
Braga yang semula terfokus pada cangkir kopinya, kini beralih pada Angel. Tatapannya berhasil membuat nyali Angel menciut. Gadis itu meremas dress yang ia kenakan.
"Berhenti peduli pada orang yang nggak peduli sama Lo. Jangan terlalu polos. Yang ada Lo cuma dipermainkan sana-sini," tukas Braga membuat Angel tidak mengerti.
"Maksud mas Braga apa? Angel nggak boleh jengukin Raisya? Raisya itu anak om David dan itu artinya Raisya sepupu Angel. Raisya udah Angel anggap sebagai saudara kandung Angel. Lagian om David udah ngurus Angel dari dulu."
"Terserah kata lo. Jangan cari gue kalau lo udah tahu semuanya," ucap Braga ambigu. Cowok itu memalingkan wajahnya lalu menyeruput kopi buatannya.
Suara klakson membuat Angel tersentak kaget. Ia tersenyum saat melihat seseorang yang bertugas menjemputnya sudah sampai dengan motor matic. Raffa melepas helm yang ia kenakan.
"Udah siap?" tanya Raffa. Tangannya sibuk merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Wajahnya diarahkan ke kaca spion matic miliknya.
"Mas Braga, Angel berangkat dulu."
"Nggak usah pamit, nggak peduli"
Mata Angel berkaca-kaca. Selalu saja ia diperlakukan seperti ini oleh Braga. Hati Angel memang sangat rapuh. Mudah terbawa suasana. Dan luka sedikit saja bisa mengundang tangisnya.
Tidak mau terlihat sedih di depan Rasya, Angel menarik senyum paksa.
"Udah ganteng Raf, nggak perlu ngaca mulu. Gemes deh sama jambulnya," kelakar Angel lalu mengacak rambut Rasya padahal baru selesai di tata oleh pemiliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lady Killer
Teen Fiction[ tanpa edit ] Aidan Alexander playboy, bertindak semau sendiri, dan tidak suka ucapannya dibantah. Angelina Arfina. lemah lembut, penyabar, selalu menuruti perkataan Aidan. Mereka backstreet. Yang Angel tahu tentang Aidan adalah cowok baik, peny...