"Gue sendiri, Ngel," ujar Aidan lalu menarik Angel ke dalam pelukannya. Lewat pelukannya, Aidan melepaskan beban yang terasa begitu berat yang tengah ia rasa.
Angel diam tidak memberontak saat Aidan memeluk semakin erat ke tubuhnya. Kepala Aidan bertumpu pada puncak kepala Angel. Angel bisa merasakan getaran punggung Aidan.
"Gue boleh ngeluh? Gue capek.... banget" gumam Aidan lirih.
Beberapa detik lamanya, Angel membiarkan Aidan memeluk tubuhnya. Ia merasa sedikit kasihan. Ada luka yang menganga lebar dalam diri Aidan. Angel tahu siapa Aidan. Tiga tahun bersama membuatnya hafal persis bagaimana kepribadian cowok itu. Kuat dan tangguh dari sisi luar namun hancur lebur di sisi dalam.
Untuk urusan pura-pura, itu adalah keahlian Aidan. Sikap keras, sangar, kasar, dan bengisnya hanya untuk menutupi kerapuhannya. Dari dulu Angel sudah merasakan adanya beban dalam diri Aidan. Namun gadis itu tidak tahu apa yang menjadi beban cowok itu. Aidan yang tertutup membuatnya tidak mengerti apapun soal Aidan.
Angel teringat posisinya. Tiba-tiba juga sekelebat ingatan buruk saat Aidan memutuskan dirinya di hadapan selingkuhan Aidan, membuat Angel langsung mendorong Aidan menjauh. Dorongan refleks yang cukup kuat mampu melepaskan pelukan Aidan.
"Giliran susah aja kembali ke Angel. Pas lagi seneng kemana?" cibir Angel melipat kedua tangannya di dada. Matanya menatap tidak suka ke arah Aidan.
"Gue nggak ada maksud gi---"
"Udah jangan diterusin. Udah tau kok. Iya itu mungkin karmanya Aidan. Kemarin kebanyakan drama sama Raisya. Sekarang, nikmatin karmanya," cerca Angel.
Aidan menggelengkan kepalanya lemah. Tidak menyangka jika Angel yang dulu tutur katanya begitu lembut, sekarang berkata demikian. Tentu itu bukan Angel yang Aidan kenal. Aidan kehilangan Angelnya yang dulu.
"Gue----"
"Makanya jangan seneng dulu. Karma itu di belakang kita. Pasti dulu ngerasa hoki banget selingkuh nggak ketahuan, kan? Padahal saat itu Aidan lagi nabung karma."
"ANGEL!"
Cewek di hadapan Aidan tersentak kaget saat Aidan baru saja membentaknya. Bentakan yang cukup keras membuat banyak pasang netra menyorot ke arahnya.
"Angel yang gue kenal enggak kayak gini," desis Aidan mencengkeram kuat bahu Angel. Tak bisa sembunyikan, Angel merasa takut pada Aidan. Ada kilatan amarah yang berkobar di kedua mata cowok itu.
Angel tertawa sumbang. Menyembunyikan ketakutannya pada Aidan. Ia tidak boleh terlihat lemah di hadapan cowok itu. Yang ada ia akan diinjak-injak kembali oleh Aidan.
"Angel yang dulu udah pergi. Hm yang dulu itu kan yang manja, penakut, dan gampang dibodohi. Pacarnya selingkuh sama sepupunya aja nggak tahu. Kasihan banget, Angel. Bahkan Angel yang dulu diputusin di depan selingkuhan pacarnya," ucap Angel dengan nada menyindir pada Aidan.
"Berhenti pura-pura Ngel! Gue tahu lo lagi pura-pura kuat di hadapan gue!"
"Aidan."
Seseorang yang memanggil namanya membuat cengkeraman Aidan di bahu Angel terlepas. Cowok itu menjauhkan dirinya dari hadapan Angel. Mengambil jarak beberapa langkah hingga kini ia berjejer dengan cewek yang tadi menyerukan namanya. Raisya.
"Ngel, gue peringatin sama lo. Berhenti ngejar Aidan! Apa semuanya belum jelas? Aidan lebih milih gue daripada lo. Nggak usah cari sensasi buat narik perhatian Aidan lagi. Buang rasa cinta Lo ke Aidan karena itu udah nggak guna!" sarkas Raisya pada Angel.
"Jangan takut Angel bakal ngrebut Aidan. Yang perlu Raisya takuti itu Aidan," ujar Angel santai lalu melenggang pergi.
Langkahnya terhenti saat ia berdiri di samping Raisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lady Killer
Teen Fiction[ tanpa edit ] Aidan Alexander playboy, bertindak semau sendiri, dan tidak suka ucapannya dibantah. Angelina Arfina. lemah lembut, penyabar, selalu menuruti perkataan Aidan. Mereka backstreet. Yang Angel tahu tentang Aidan adalah cowok baik, peny...