"Terserah lo mau percaya sama gue atau nggak. Gue emang brengsek, tapi maaf gue bukan pembohong," ujar Braga setelah menyelesaikan penuturan tentang Aidan yang ia ketahui selama ini.
Bukti-bukti Braga lontarkan lewat lisannya.
Bukti pertama kali adalah saat Braga tidak sengaja melihat Aidan dan Raisya di dapur. Keduanya tengah berpelukan mesra. Braga tahu saat itu Aidan pamit ke kamar mandi pada Angel yang ada di ruang tengah menonton televisi.
Raisya sendiri memang tinggal di rumah peninggalan orangtua Angel. Saat itulah Braga menaruh curiga pada Aidan. Meski Braga tahu jika Aidan dan Raisya sahabatan sudah lama namun Braga tidak pernah mempercayai adanya persahabatan antara cowok dan cewek.
Kecurigaan Braga semakin menguat. Mungkin hanya Braga yang peka dengan sikap Aidan. Kemanapun Aidan pergi bersama Angel, Aidan selalu mengikutsertakan Raisya diantaranya. Bahkan jika diperhatikan dengan seksama, Angel seperti obat nyamuk diantara Aidan dan Raisya. Mungkin karena Raisya yang terlihat lebih aktif untuk mengajak Aidan berbicara sementara Angel memilih mengalah.
Banyak lagi kejadian-kejadian mengganjal yang Braga temukan. Seperti Aidan yang selalu berbicara sembunyi-sembunyi dengan Raisya di taman belakang, hadiah-hadiah yang Aidan berikan pada Raisya, dan Braga juga pernah memergoki Aidan mencium dengan Raisya. Bukan ciuman di bibir. Hanya ciuman di kening.
"Sekarang semua ada di tangan lo. Lo mau percaya sama gue atau Aidan. Pesan gue, jangan terlalu baik. Karena orang baik itu yang paling disakitin," ujar Braga lalu bangkit meninggalkan Angel berduaan dengan Raffa.
"Ngel." Raffa memanggil Angel dengan suara yang sangat lembut. Ia tahu bagaimana kondisi hati Angel sekarang. Raffa pernah sakit, tapi tidak sesakit Angel.
Angel menepis tangan Raffa yang hendak mengusap air matanya. Gadis itu memilih membiarkan air matanya mengalir. Pandangannya dialihkan. Menatap Putri yang tengah mengejar Juna yang meledeknya. Putri dan Juna tengah berada di taman samping. Angel bisa melihat mereka lewat kaca jendela.
"Apa Raffa udah tahu kalau Aidan ada hubungan sama Raisya?" tanya Angel dengan suara serak lantaran menahan tangisnya.
"Maaf."
"Kenapa kalian tega sama Angel? Apa salah Angel sama kalian?" Isak Angel menatap penuh luka pada Raffa. Air matanya berjatuhan. Rasa sakitnya bertambah berkali-kali lipat.
"Gue----" Raffa kehilangan kata-kata untuk menjelaskan pada Angel. Tidak tahu harus berkata apa lagi untuk membela dirinya yang bersalah telah menyembunyikan sesuatu yang menyakitkan ini.
"Angel tahu. Angel cuma bisa ngerepotin kalian. Angel cuma cewek bodoh. Buktinya Angel dibohongin sana sini. Kalian tahu nggak gimana Angel pernah banggain kalian terutama Aidan. Kalian tahu nggak gimana Angel bersyukur punya kalian yang sayang sama Angel. Sekarang kalian tahu nggak gimana sakitnya Angel saat tahu apa yang kalian lakukan itu palsu. Kenapa? Kenapa Raf? Jelasin!" desak Angel lalu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Kedua tangan Raffa menggantung di udara. Niatnya untuk merengkuh tubuh Angel ke dalam pelukannya ia urungkan.
"Gue minta maaf. Gue tahu gue salah. Gue harusnya jujur soal ini dari dulu. Gue----"
"Antar Angel ke tempat Aidan. Angel mau ngomong sesuatu sama Aidan sekarang. Angel mohon."
***
Angel seperti kehilangan napas dan detak jantungnya saat melihat Aidan tengah menggenggam erat tangan Raisya yang tengah terbaring. Keduanya saling menatap satu sama lain. Tatapan penuh cinta yang membuat Angel semakin sakit.
"Ekhem," deheman dari Raffa membuat Aidan dan Raisya saling melepaskan genggamannya. Nampak bagaimana terkejutnya Aidan melihat Angel yang tidak disadari kedatangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lady Killer
Teen Fiction[ tanpa edit ] Aidan Alexander playboy, bertindak semau sendiri, dan tidak suka ucapannya dibantah. Angelina Arfina. lemah lembut, penyabar, selalu menuruti perkataan Aidan. Mereka backstreet. Yang Angel tahu tentang Aidan adalah cowok baik, peny...