Tercyduk

765 83 6
                                    

Kayla POV

Sekarang seisi kelas sedang merhatiinn Alin yang berdiri di depan kelas sambil memegang buku basa jawanya.

"Buruan Lin." Teriak Somi.

Guanlin menatap Somi sebentar lalu kembali fokus pada bukunya. Ia melirik Hana yang sedang senyum padanya, seakan ada tambahan energi ia pun mulai nembang.

Yang pertama ia menyanyikan cakepan dengan tema pelajarang yang paling disukai, kurang lebih seperti ini liriknya.

Plajaran PKWU ( Pelajaran PKWU )

Pelajaran kang penak ditiru ( Pelajaran yang gampang diikuti )

Ana ngomah banjur kanggo wong pe bisnis ( Di rumah lalu digunakan untuk modal bisnis)

Bisa ngembangke leleku ( bisa mengembangkan lele saya )

Banjur tak dol pitung kilo ( Lalu ku jual 7 kilo)

"Hahaha." Terdengar gemuruh tawa dari siswa lelaki.

Gue nggak terlalu ngerti mengapa mereka tertawa setelah Alin nembang, apakah ada yang aneh? Entahlah sepertinya memang ada yang aneh. Mulai bikin onar nih anak. Memang nggak ada yang salah sih dari tembang yang dinyanyiin Alin karena pelajaran PKWU ada materi wirausaha dan ada praktek budidaya Lele juga.

Namun sepertinya kalimatnya kurang tepat, hingga membuat mereka tertawa tak henti-henti. Bahkan Alin di depan pun sedang tertawa sambil bertepuk tangan. Ya, Alin memang punya kebiasaan saat melihat hal yang aneh, lucu atau menggelikan dia akan tertawa sambil tepuk tangan seperti yang dilakukannya saat ini.

Aku menoleh ke arah Soyi dan bertanya.

"Kok pada ketawa kenapa sih Soy?" tanya gue.

"Tau, emang ada yang lucu ya?" eh Soyi malah balik nanya. Akhirnya gue nanya sama Baejin.

"Aa!! Kenapa sih kok pada ngetawain Alin emang ada yang lucu ya?" gue nanya sama Baejin.

"Hah, enggak kok." Kata Baejin di tengah tawanya. Ngeliat gue yang hendak marah dia mengulangi kalimatnya.

"Nggak tau maksudnya, gue Cuma ikutan aja." Jelasnya.

Gue mulai sebel karena nggak ada yang bisa ngasih gue penjelasan akhirnya gue mikir sendiri. Belum selesai gue mikirnya eh Bu Ima teriak.

"Wis cah, meneng dikik." Kata Bu Ima.

Seisi kelas kembali tenang semetara Alin masih tertawa di depan sana, dia baru berhenti saat mendaoat tatapan tajam dari Bu Rini dan melanjutkan nembangnya yang belum selesai. Sekarang saatnya dia nembang cakepan yang temanya tempat pariwisata yang paling disukai.

Dia menarik nafas dan mulai bernyayi, seperti inilah liriknya.

Yen wektu prei aku ( Saat liburan aku )

Menyang yogya ngentekke duitku ( pergi ke jogja menghabiskan uangku )

"Huuu, sok kaya lo Lin."

"Jangan ngawur lo Lin, yang bener dong kalo bikin lirik. Dari tadi nggak ada yang bener ngawur semua."

"Tau ih Alin, bandel banget."

"Dapet C baru tau lo."

Kelas mulai rame ngeledekin Alin yang mulai ngaco, gue udah males dengerin suara Alin apalagi tembangnya ngawur gitu.

"Serah gue dong, udah deh mending pada diem gue mau nembang nih." Kata Alin. Kayaknya dia mulai nggak terima deh.

Alin kembali nembang saat kelas sudah mulai tenang, dia terpaksa mengulangi tembangnya tadi.

Be Mine: Bae JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang