Kirari terdiam kaget mengetahui kalau gadis bersurai hitam ini mengetahui identitas aslinya.
"Lady Athena! Terimalah hormatku!" ucap usagi seraya membungkuk layaknya seorang prajurit.
"Ba-bagaimana kau tau!?" kirari berkata dengan bergetar, dia tidak bisa mencerna pikirannya.
"Saya bisa membaca pikiran dan melihat ke isi pikiran." ucap usagi tentu membuat kirari memasang wajah datar.
"Tidak heran jika dia tau siapa aku yang sebenarnya, dan dari aurannya terlihat kalau dia level tinggi." gerutu kirari.
"Tentu saya sudah level tinggi! Jika tidak aku tidak akan bisa menembus kunci pikiran mu!" ucap usagi.
"Jadi kau memanggil ku karena ini!?" tanya kirari heran.
"Tentu tidak Putri! Aku memanggil mu untuk meminta izin!" usagi menggantungkan ucapannya.
"Izin!?"
"Izin untuk berakting sepeti ini dengan pangeran edwin! Karena hamba tau anda akan cemburu dengan akting ini!" ucap usagi.
"Lakukan saja! Asal jangan berlebihan! Dan jaga rahasia ini!" ucap kirari lalu pergi meninggalkan usagi.
"Tentu Putri!"
*
*
*
*
*Sesampainya di ruang kelas.
Kirari langsung duduk dibangkunya.
Mungkin dia perlu istirahat setelah berlari dari lantai satu ke lantai empat. Sungguh jika tidak seperti itu dia akan terlambat. Semua ini karena usagi mengajaknya berbicara.
"Kirari, kau sudah dapat naskahnya bukan!?" tanya akira seraya mendekatinya.
"Ia sudah!" jawab kirari seraya memperlihatkan naskahnya.
"Baiklah! Semuanya pulang sekolah kita akan mengadakan latihan pertama!" teriak akira membuat semua menoleh kearahnya.
"Dan ingat kalau kita harus sudah siap dalam satu Bulan lagi." sambung sakura.
Edwin menatap tajam kirari.
"Kau akan membiarkan naskah ini!?" tanya edwin dalam telepati.
"Ayolah ini hanya drama!" balas kirari lalu membuang mukanya.
Sakura melihat kirari dan edwin langsung menahan tawanya. Felly dari tadi hanya sibuk membaca naskahnya tanpa memperhatikan sekitarnya. Lalu Robbie sedang bercanda dengan Rio dan kaze, sementara tomoyo sedang sibuk menggambar.
*
*
*Sepulang sekolah.
Akira mengumpulkan para peran-peran utama dan bertanya, "Apa ada yang ingin mengganti perannya atau merasa keberatan!?".
Edwin dan Usagi ingin mengangkat tangan mereka tapi setelah mendapat tatapan tajam nan dingin dari kirari mereka mengurungkan niatnya.
"Sial! Kalau bukan karena athena yang memaksa aku tidak akan melakukan ini!" gerutu edwin.
"Lebih baik aku diam daripada mendapat tatapan seperti tadi." gumam usagi seraya memalingkan wajahnya.
"Baiklah kalau tidak ada kita mulai dengan scene awal!" perintah kaze.
Semua bersiap diposisi masing-masing, ingat mereka semua menggunakan sihir untuk latihan kali ini, bahkan untuk latihan akting mereka memakai kelas yang tidak terpakai karena dikelas semua sibuk dengan kegiatan menggambar dan memilih beberapa barang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atelino & Satorik #3 (END)
FantasyEmpat tahun setelah Athena dikabarkan meninggal. Keberadaan penyihir diketahuin dan terbongkar oleh manusia biasa, membuat kedua dunia ini saling terbuka satu sama lain, dan akhirnya kedua dunia ini sudah sangat damai. Tapi...muncul musuh baru dari...