Chapter 49 - Not End?

617 55 0
                                    

Kaget dan Sedih adalah dua kata yang melambangkan hati Athena saat ini. Dia melakukannya! Dia benar-benar melakukannya! Menghukum Hiroki dengan tangannya sendiri. Tubuhnya terkulai lemas diatas Afira, sapu terbangnya.

Setelah ledakan karena serangan Athena mengenai Hiroki dengan telak. Dia terus menatap tubuh yang perlahan itu jatuh keatas permukaan bumi. Tubuh yang sudah menghitam dengan sebuah panah putih yang menancap di tengah dadanya. Tubuh itu terus jatuh dengan perlahan. Hingga saat mengenai permukaan bumi Athena langsung berlari mendekatinya.

“Hiroki! Bodoh! Kau bodoh!” Athena mendekati tubuh Hiroki yang sudah tidak bernyawa lagi. Edwin dan yang lainnya hanya bisa menatap Athena dengan sendu. Mereka tidak akan egois meminta Athena untuk tidak menangisi kepergian Hiroki. Bagaimanapun juga lelaki itu telah menemani hari-hari Athena selama 4 tahun di amerika. Yang menemani Athena saat sedih dan senang. Hingga Meyakinkan Athena untuk kembali pada teman-temannya.

Mereka mendekati Athena. Gadis itu berdiri dihadapan Tubuh gosong Hiroki. Dia menatap lelaki itu, tubuhnya terjatuh duduk. “A-aku melakukannya!” Lirih Gadis itu. Semua menatap Athena. “Aku melakukannya! Membunuhnya...” Setitik air mata mengalir keluar dari pelupuk mata Athena.

Suara jeritan hebat terdengar dengan sangat jelas. Athena menjerit, dia menumpahkan semua perasaanya pada tangisannya. Dia benar-benar membunuh sahabatnya sendiri. Orang yang sudah menemani dirinya selama 4 tahun di negara asing. Menemani dirinya suka maupun duka. Meyakinkan dirinya untuk tidak melakukan hal egois dengan cara mejauhi sahabat dan Cinta nya. Orang yang sudah rela bersama dirinya. Dan kini dia membunuhnya.

Edwin merangkul bahu Athena, memeluk gadis itu. “Sahabat macam apa aku ini Edwin!” Lirih Athena dengan air mata yang terus mengalir dari pelupuk matanya. “Dia menemani hari-hariku selama 4 tahun! Menemani aku kapan pun! Dan kini aku membunuhnya..!” Athena menjerit kuat. Dia tidak habis pikir dengan apa yang dia lakukan. Dia membalas jasa sahabatnya dengan membunuhnya? Tidak! Itu bukan membalas jasa sama sekali!
“Apa yang sudah aku lakukan Edwin!” Isak gadis tersebut. Dia memeluk Edwim erat. Ini terlalu menusuk hatinya. Edwin tidak bisa berkata apa-apa. Ya! Ini terlalu tragis untuk di saksikan! Seorang sahabat membunuh sahabatnya sendiri. Walau dia tahu Athena melakukan hal yang benar tapi kenapa harus ini caranya!?

“Berhentilah menangis Athena! Kau harus membunuh Senzz untuk membalaskan dendam Hiroku!” Suara Sakura menghentikan tangisan Athena. Dia dan Edwin menoleh kebelakang. Menatap gadis bersurai biru tersebut.

“Ingat! Senzz memanfaatkan kecemburuan Hiroku dan memberi dia kekuatan kegelapan! Dia yang bersalah! Hiroku hanya korban dari ambisi Senzz!” Sambung Sakura sambil menatap Athena dalam.
Athena terdiam. Ucapan Sakura memang benar! Tapi rasa bersalah tetap menghiasi hatinya. Walau Senzz yang memanfaatkan Hiroki. Tetap saja yang membunuh lelaki itu adalah dirinya sendiri.

“Sakura benar! Bagaimana pun juga Senzz patut disalahkan! Dan juga jangan merasa kau sendiri yang membunuh Hiroki hanya karena kau yang melepaskan anak panah itu menuju jantungnya! Dalam anak panah itu juga ada kekuatan kami Athena! Jadi yang membunuh Hiroki bukan hanya dirimu! Tapi kami semua..” Ucap Edwin sambil mengelus rambut Athena pelan.

***

“Yang Mulia Rio! Kami mendapat kabar dari medan perang!” Seorang penyihir berlari dan mendekati Rio sambil memberi hormat. Rio yang sedang memperhatikan sekitarnya sontak menoleh ke arah penyihir tersebut.

Bagai mengerti maksud dari tatapan Rio! Penyihir tersebut langsung memberitahukan Rio kabarnya, “Yang Mulia Athena dan yang lain berhasil menghentikan Hiroki! Dan juga mereka mengabarkan kalau Kireny menghilang dari medan perang!” Ucap sang penyihir tersebut. Membuat Rio sontak menatapnya. Kireny menghilang?

“Perketat menjagaan! Minta para penyihir di empat kerajaan sihir untuk mengaktifkan pelindung rumah mereka masing-masing! Juga minta mereka untuk tidak meninggalkan rumah mereka!” Rio memerintahkan pasukannya untuk memperketat penjagaan. Ini buruk! Firasatnya mengatakan hal buruk benar-benar akan terjadi!
“Perketat juga penjagaan di Gerbang Utama WitchWorld!” Penyihir tadi mengangguk dan memberi hormat pada Rio. Sebelum akhirnya dia meninggalkan Rio ditempat tersebut.

***

“Perketat penjagaan Narioka Academy! Aktifkan pelindung Sekolah! Dan juga hentikan proses pembelajaran! Minta para murid untuk tidak menggunakan mantra dan kekuatan mereka selama sehari ini!” Tomoyo langsung memberi perintah tegas pada seorang penyihir yang baru saja memberi dirinya kabar mengenai apa yang terjadi di Medan Perang.

Penyihir tersebut memberi hormat pada Tomoyo kemudian meninggalkan dirinya, “Ini buruk! Kireny menghilang dari medan perang!” Gumamnya kesal. “Alu benar-benar memiliki firasat buruk! Dan firasat ini terlalu buruk!” Sambungnya sambil mengeluh frustasi. Dia membenarkan rambutnya yang berantakan kemudian menatap tajam kearah langit.

***

Senzz dan para The Wars menatap ledakan energi hitam yang kedua kalinya. Mereka terdiam, “Jadi? Pangeran Hiroku sudah kalah?” Gumam Senzz seraya menatap The Wars. Tatapan kebencian terlihat dimatanya. “Baiklah! Sudah cukup main-mainnya..” Senzz merentangkan otot-ototnya dan kembali menyerang The Wars dan Madam Scarlet.
Dengan cepat Madam Scarlet dan The Wars menghindari serangan Senzz. Mereka membalas serangan Senzz. Tetapi sepertinya tidak terlalu berpengaruh pada Senzz. Alfian memunculkan sebuah pedang, dia meremas pegangan pedang tersebut dan kemudian melesat mendekati Senzz dengan kecepatan tinggi.

Senzz yang tedikit lengah karena membalas serangan dari yang lain. Hanya bisa menahan serangan tiba-tiba dari Alfian dengan tangan kirinya. Alfian tersenyum penuh kemenangan. Dia terus mendorong pedangnya agar dapat memotong lengan kiri Senzz.

“Kau lengah!” Senzz tersenyum miring.

Alfian tertawa, “Tidak! Kau yang lengah!” Senzz sontak menoleh kebelakang. Dilihatnya sebuah serangan besar diarahkan padanya. Membuat dirinya lengah saat menahan serangan Alfian.

SREETTT!

Lengan kiri Senzz terlepas dari tubuhnya. Dan juga serangan tersebut mengenai Senzz dengan telak. Senzz terdorong mundur, dan terkena dampak dari serangan tadi, membuat dirinya mengeram marah.

“Baiklah! Aku benar-benar kesal sekarang...” Senzz menatap tajam para The Wars dan Madam Scarlet. Energi hitam perlahan menyelimuti dirinya. Lengan kirinya yang berhasil dilepaskan dari tubuhnya oleh Alfian perlahan tumbuh lagi. Membuat The Wars dan Madam Scarlet kaget.

Senzz tersenyum miring, “Mari kita mulai permainan yang sebenarnya..”

*
*
*
*
*
*

Bersambung...

Atelino & Satorik #3 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang