Sakura terdiam didepan makam kedua orang tuanya. Air Mata mengalir membasahi pipinya. Sementara Dari kejauhan terlihat beberapa orang bersembunyi dibalik pohon.
"Sakura.." lirih salah satu dari mereka.
Sakura kemudian duduk disamping makam itu dan mengelus makam itu. Dia bahkan bisa melihat makamnya tidak jauh dari sana. Salah lebih tepatnya Makam Shyrena.
"Apa aku terlalu keras pada Athena ibu!? Apa aku salah memarahinya!?" ucap sakura disela-sela isakkannya.
Sakura menangis disamping makam ibunya. Tiba-tiba saja sakura teringat sebuah kata yang diucapkan Ibunya sebelum meninggal dulu.
"Jadilah gadis baik dengan mendengarkan orang lain berbicara! Dan jadilah kakak yang baik untuk Aletha! Jaga dia seperti ibu menjaga mu!"
"Beri dia kasih sayang! Dia berbeda dari yang lain! Kau tidak boleh membiarkan kegelapan menguasai dirimu! Dan ketika dia sudah besar kau tidak boleh terus mengatur kehidupannya.."
Kata-kata itu masih terngiang-ngiang dikepala Sakura. Dia melupakan hal itu! Dia tidak bisa selalu mengatur kehidupan Athena. Sakura bangkit dan mengusap air mata yang ada di pipinya.
"Bicara dengan ibu membuatku lebih tenang! Terimakasih ibu!" ucap sakura dengan senyumannya kemudian berjalan menjauhi makam tersebut.
Tomoyo, Kaze, dan Rio yang sedari tadi memperhatikan Sakura langsung memakai mantra tembus pandang ketika sakura berjalan mendekat kearah mereka.
Sakura yang berjalan mendekati mereka langsung terdiam sejenak, "Aku tau kalian mengikutiku sampai kemari!" ucap Sakura seraya menatap kearah Tomoyo yang tembus pandang.
Tomoyo, Kaze, dan Rio, langsung menghilangkan wujud tembus pandang mereka dan Tomoyo memasang wajah konyolnya.
"Hehe..." kekeh Tomoyo dengan wajah konyolnya.
***
Sementara itu Athena.
Felly, Edwin, dan Robbie yang sibuk mencari keberadaan Athena pun akhirnya menemukan Athena di rumahnya karena Edwin menggunakan kekuatan sensor untuk mendekteksi Athena.
Mereka berempat duduk di ruang tamu dengan kakak Athena.
"Kau sudah lebih baik!?" tanya Edwin pada Athena dengan khawatir.
Athena mengangguk lalu tersenyum kepada Edwin. Senyumannya itu seperti terpaksa.
"Maaf Semua ini terjadi karena ide dari ku..!" ucap Edwin dengan penuh penyesalan. Seraya mengengam tangan Athena erat.
James yang melihatnya tersenyum jahil. "Jadi ini tunangannya Athena!?" tanya James dengan wajah jahilnya.
Athena yang mendengar ucapan James langsung menatap kakaknya itu kaget dengan wajah yang memerah. Sementara Edwin hanya terdiam dan memalingkan Wajahnya.
"Ka-kakak!!!" pekik Athena yang kaget.
Felly dan Robbie hanya menatap kedua insan itu dengan menahan tawanya. Kemudian pandangan james mengarah kepada Felly dan Robbie.
"Jadi Robbie!? Felly ini adalah Pacarmu?" tanya James masih dengan wajah jahilnya.
Robbie menatap James sebentar kemudian menatap Felly dengan wajah jahilnya.
"Iya! Dia calon tunanganku..." jawab Robbie dengan santai. Felly yang mendengarnya langsung menatap Robbie dengan kaget.
James tertawa, "Kau lebih gentle ternyata! Kapan kau akan melamarnya!?" tanya James seraya menaik turunkan alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atelino & Satorik #3 (END)
FantasyEmpat tahun setelah Athena dikabarkan meninggal. Keberadaan penyihir diketahuin dan terbongkar oleh manusia biasa, membuat kedua dunia ini saling terbuka satu sama lain, dan akhirnya kedua dunia ini sudah sangat damai. Tapi...muncul musuh baru dari...