Chapter 30 - Kill The Jabberworky!

910 94 3
                                    

"Apa! Naga sungguhan!?"

*
*
*

Delena tersenyum penuh kemenangan.

Flashback!

Pukul 04.00 AM.

Delena memantrai para petugas latar yang akan memunculkan jabberwocky dengan mantra yang akan memunculkan wujud aslinya, bukan sihir.

"Tunggu saja! Lihat sampai My Baby Jabberwocky, mengamuk disana!" delena tersenyum sinis.

Flashback Off..

Athena berbalik melihat ke arah Edwin, Felly, dan Robbie yang kaget melihat darah sungguhan memancar dari ekor jabberwocky.

Jika jabberwocky hanya gambaran dari mantra sihir yang hidup seperti virtual, maka seharusnya darahnya bukan berwarna ungu seperti naga sungguhan. Tetapi merah seperti darah manusia.

"Lanjutkan Athena! Kita tidak bisa menghentikan drama ini, dan memberitahu semuanya kalau naganya sungguhan." edwin memberikan telepati kepada athena yang masih menatapnya dengan binggung.

"Akan aku kalahkan dia!" athena tersenyum licik.

Alice kembali berlari memutar membuat jabberwocky mengikutinya.

Hatter dengan isengnya menusukan pedangnya pada ekor jabberwocky yang melewati dirinya karena berputar mengejar alice.

"Hatter mengganggu! Serang!" red queen memerintahkan pasukannya menyerang.

Hatter memimpin pasukan putih untuk membalas serangan red queen dan alice berlari kesebuah puing-puing bangunan tua yang berada di sebelah lahan perang.

"Bagaimana ini!? Dia terus mengejarku!" alice panik tak karuan.

Alice mendapat ide untuk membunuh jabberwocky dengan cara memotong lehernya seperti difilm, walau naskahnya mengatakan alice harus menusukan pedang vorpal dileher jabberwocky, dia tidak peduli! Ingat ini naga sungguhan.

Bagaimana bisa para penonton tidak tau kalau athena benar-benar melawan seekor naga sungguhan!?

Karena para penonton pasti mengira itu hanya sihir ilustrasi, dan tidak bisa membedakannya.

"Rio! Rio!" athena mentelepati rio.

"Rio ini naga sungguhan! Bagaimana bisa kau membiarkan aku bertarung dengan naga sungguhan!" athena marah-marah kepada rio yang merupakan ketua back stage.

Rio yang kaget mulai mencari keberadaan Sakura, Kaze, dan Tomoyo.

"Sakura!" rio menepuk bahu sakura.

Sakura berbalik dan menatap rio bingung.

"Sakura! Itu naga sungguhan!" ucap rio sukses membuat sakura dan yang lain membulatkan matanya kaget.

"Darimana kau tau kalau itu naga sungguhan!?" dengus sakura kaget dengan berbisik.

"Athena yang mentelepati ku dengan marah-marah!" jawab rio.

"Bagaimana bisa mereka mengeluarkan naga sungguhan!?" tomoyo menjerit heran.

"Kita saja tidak bisa memanggil dan mengeluarkan seekor naga! Tapi mereka berhasil memanggil seekor naga!?" kaze bingung.

"Karena mereka telah dimantrai!" ucap sakura tiba-tiba seraya menatap tajam pertunjukan.

"Maksudmu!?" rio menjerit heran.

"Pikirkan! Dalam sejarah sihir. Hanya para penyihir hebat yang bisa bisa memanggil seekor naga sungguhan, selain itu hanya seorang penyihir hitam yang dapat melakukannya! Iya penyihir murni saat ini adalah Atelino, Satorik, Madam Scarlet, Dan Para The Wars saja. Aku curiga delena yang melakukan semua ini!" jelas sakura panjang lebar.

"Tapi kekuatan delena bukanlah sihir hitam?" jawab tomoyo panik.

"Kita serahkan semuanya kepada alice yang akan membunuhnya." jawab sakura dengan khawatir.

Alice terus berlari mencoba menghindari setiap serangan jabberwocky, dia masih mencari waktu yang tepat untuk membunuh jabberwocky.

Delena yang berperan sebagai Red Queen mulai mengawasi gerak-gerik Alice yang berlari menjauhi jabberwocky.

"Aku tau kalau Jabberwocky tidak bisa menahan kirari sampai dia mati, tapi aku sudah siapkan senjata utama sebelum rencana utama dengan Hoku! Aku harap kau bisa menghabisinya Othoki!" delena menyeringai kecil.

Alice berdiri dengan pedangnya di lantai paling atas reruntuhan. Bersiap dengan pedangnya.

"Biarkan aku menjadi alice kali ini!" gumamnya seraya mengencatkan pedangnya.

Jabberwocky muncul.

ROAAAAARRRRRRR,!!!!!!!!!

"KU PENGAL KEPALAMU!!!!" teriak alice lalu menebas kepala jabberwocky sampai terpental.

Dia menendang kepala jabberwocky hingga terjatuh ke tengah-tengah lahan pertempuran.

Red Queen membulatkan matanya kaget.

Alice keluar dari reruntuhan istana itu, membawa pedangnya yang berlumuran darah jabberwocky.

Pertarungan berhenti dengan pihak White Queen sebagai pemenangnya.

Mahkota yang dipakai Red Queen melayang, menandakan kalau tahta sudah menjadi milik White Queen.

Mahkota yang semula kecil dan berwarna Emas dihiasi batu Kristal Ruby, berubah menjadi lebih besar dan berwarna silver serta hiasan Batu sapphire yang Indah, lalu terpasang dikepala White Queen.

"Iracebeth dari Crims! Kejahatan mu pada dunia Underland patut mendapatkan hukuman mati! Tapi itu bertentangan dengan sumpahku. Dengan ini kau diasingkan selamanya didaerah dimana tidak ada kehidupan! Disana kau tidak akan bisa memerintah dan menjadikan siapapun budakmu! Dan Jendralnya juga patut untuk ikut!" ucap White Queen dengan sangat serius, lebih serius dari biasanya.

Para prajurit putih membawa Red Queen dan jenderalnya pergi.

Hatter memakai topinya dan menarikan Futterwacken.

Semua tertawa melihat hatter, tapi kemudian hatter mentap alice yang terlihat pucat.

"Ada apa alice!?" tanya hatter dengan khawatir.

"Aku ingin tau apa aku bisa pulang seperti dulu!?" ucap alice dengan wajah pucatnya.

White Queen memberikan sebuah botol kecil yang isinya merupakan darah dari jabberwocky.

"Putri Alice! Terimakasih atas bantuanmu menyelamatkan Underland, minumlah ini dan kau akan kembali keduniamu. Tapi kau masih bisa kembali kedunia ini suatu hari nanti." ucap white queen seraya memberikan botol itu kepada alice.

"Kau selalu akan menjadi Putri kerajaan Underland Alice, Princess Alice." ucap white queen lagi seraya memakaikan sebuah kalung kepada alice. Sebuah kalung siluet mahkota yang jika kita mengatakan Underland, maka dia akan muncul di Underland.

"Kau bisa tinggal alice!" ucap hatter tiba-tiba.

"Kau bisa tinggal di istana!" ucap Wirvit(White Rabbit) memohon.

"Iya! Kau bisa punya kamar sendiri!" sambung gravit(Gray Rabbit).

"Maaf semuanya! Aku ingin tapi aku punya kehidupan yang ingin aku jalani diduniaku. Tapi aku pasti kembali." ucap alice lalu membuka botol itu dan meminum cairannya.

TAK!

Lampu di Auditorium mati tiba-tiba.

"Cek sambungan listriknya!" teriak akira pada semua stafnya.

Semua penonton tidak ada yang panik, karena mereka mengira kalau semua ini adalah bagian dari dramanya.

Athena kebingungan! Dia tidak bisa melihat, "Edwin! Felly! Robbie!" panik athena.

"Aku menemukanmu! Kirari Si Setengah Dewa!" bisik seseorang diperdengarkan Kirari.

Tanpa bisa dilihat oleh semuanya Delena menyeringai jahat dan berjalan keluar dari auditorium dengan pakaian Red Queennya.

"Selamat berkerja untuk kalian Hiroku! Othoki!" desisnya pelan.

*
*
*
*
*
*
*

Bersambung.....

Atelino & Satorik #3 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang