Malam berlalu Kirari mencari kayu bakar untuk di pakai membuat api unggun.
Hal yang sama yang di lakukan Felly bedanya Kirari ke arah Sungai di barat sementara Felly ke Timur.
"Dalam wujud ini aku terlihat seperti Athena bukan Aletha, saat ini aku sangat ingin mengatakan pada yang lain ini aku aku masih hidup...!!!" Teriak Kirari di akhir.
"Tapi aku tidak bisa...!" Ucap Kirari.
Sementara Edwin dan Robbie.
"Apa yang dilakukan kedua orang menyebalkan itu jam segini belom balik...!" Geram Edwin.
"Mana aku tau mereka itu orangnya misterius...!" Balas Robbie sambil terus memainkan tanah tanpa alasan.
"Kalian akan tau suatu hari nanti jika kalian orangnya peka...!" Ucap Felly tiba-tiba muncul.
"Lagi-lagi bicaranya melantur..." Ucap Edwin dan Robbie serempak.
"Terserah lawan kita itu penguna angin...ingat itu...!" Ucap Felly.
*
*
*
*
*
*
*
*Sementara itu Kirari dan Hiroki tiba-tiba di Serang oleh Dearti, dan mereka terluka parah karena serangan Dearti yang bertubi-tubi, dan sekarang mereka di lilit oleh rantai dan lilitan itu semakin lama semakin mencekik mereka.
"Tuan Senzz keterlaluan mengirimku untuk melawan pengecut seperti mereka...!" Ucap Dearti.
"Bodoh...Edwin, Felly, Robbie ada masalah Dearti menyerang kami, kami terpojok tolong bantu kami...!" Hiroki mentelepati Edwin dan yang lain.
"Mereka dalam bahaya? " Ucap Edwin.
"Apa sekuat itu kah Dearti? Sampai Kirari dan Hiroki kewalahan...?" Tanya Robbie.
"Sudahlah kita bantu saja mereka....!" Ucap Felly.
*
*
*
*"Akkkhhhhh...!" Jeritan Kirari yang di cekik.
"Ki...ra...ri...!" Ucap Hiroki setengah sadar.
Lalu...
Sengg...
Blatsss...
Pedang Edwin menebas rantai yang melilit leher Kirari dan Hiroki.
Kirari dan Hiroki terkapar, Robbie dan Felly langsung menangkap mereka dan membawa mereka pergi.
"Apa..yang terjadi...!" ucap Dearti.
Edwin pun menghilang dari hadapan Dearti.
"SIAL padahal tinggal sedikit lagi...!!!!" Keluh Dearti.
"Cari mereka...!" Teriak Dearti.
Sementara itu Edwin dan yang lain.
"Kita sudah jauh, sebaiknya di sini saja...!" ucap Felly.
Mereka turun dan berkata.
"Ada apa dengan kalian kenapa penampilan kalian berbeda...?" Tanya Robbie.
"Setiap malam Bulan baru kami akan berubah wujud dan kekuatan di malam ini kami akan hanya akan bisa mengunakan Water Power...!" Ucap Hiroki.
"Ini kesempatan yang Bagus untuk membunuh mu Kirari...!" Ucap Edwin dengan tatapan licik.
"Ed kau ingin membunuh seseorang yang sedang terluka...? Dasar pengecut...!" Bentak Felly.
"Sudahlah tidak bisa kah kita lebih singkron sedikit...?" Tanya Robbie.
"TIDAK!!" Teriak Kirari Dan Edwin serempak.
"Huh...kalian seperti ini, lama-lama jadi Cinta...!" Ucap Hiroki.
"Diam Kau...!" Sekali lagi Edwin dan Kirari serempak.
"Mana mungkin aku menyukai dia, Athena adalah yang pertama dan Terakhir untuk ku...!" Ucap Edwin.
"Aku juga tidak tertarik dengan seseorang yang Egois menunggu seseorang yang selalu di permainkan oleh takdir dan sangat ceroboh...!" Ucap Kirari.
"Kau...!" Ucap Edwin mengepalakan Tangannya.
"Kalian berdua...!" ucap Felly.
"Sebaiknya kalian diobati dulu...!" Ucap Robbie mengobati Hiroki dan Felly mengobati Kirari.
"Trimakasih...!" Ucap Kirari dan Hiroki.
"Tapi Kirari ada yang aneh dengan perubahan mu, apa kau adalah...Athena...?" Ucap Edwin.
"Hah..a..apa yang kalian bicarakan...a..aku bukan Athena...!" Ucap Kirari terbata-bata.
"Benar juga ya kau tidak mungkin Athena dengan sikap Sombong dan Somplak mu itu..." Ucap Edwin.
Plak...
"Sekali lagi kau memancing keributan aku kurung kau di penjara angin...!" Ucap Felly setelah menampar Edwin.
"Dia masih sesomplak dulu...!" Batin Kirari.
Hari menjelang Pagi..
Setelah menyembuhkan Kirari dan Hiroki Angin besar menerpa mereka.
"Ketemu...!" Ucap Dearti.
"Sial...!!" ucap Hiroki.
"Kita lari...!" Ucap Kirari lalu berlari
"APA!!!!" ucap semuanya menyusul Kirari.
"Mau lari kemana kalian...!!" Ucap Dearti mengejar mereka.
Mereka berlari ke jurang dan mereka kehabisan jalan.
"Mau lari ke mana lagi kalian...?" Ucap Dearti dia pengguna elemen angin dan dia menciptakan angin dengan kipas.
"Kirari seorang yang hampir menjadi dewa seperti mu berlari seperti pengecut? Menyedihkan sekali nasib mu...!" ucap Dearti.
Fajar hampir terbit.
"Kami akan mengalihkan mereka sampai matahari terbit...!" Ucap Felly.
Lalu Edwin dan yang lain menyerang Dearti, mereka terlihat seimbang untuk beberapa menit tapi mereka terlihat kelelahan dan Dearti memanfaatkan saat itu untuk menyerang, dan al hasil Edwin dan yang lain terlempar.
Di saat yang sama Fajar terbit.
Hiroki dan Kirari kembali ke Wujud mereka semula
Kirari berjalan mendekati Felly dan mengambil Wind Arow.
"Aku pinjam sebentar...!!" ucap Kirari datar.
Kirari menarik tali busur itu dan muncul anak panah.
"Qeifot....Sinario...Windirs...Sefire....!!" Teriak Kirari melepaskan panah itu, panah itu melesat secepat angin dan mendarat di jantung Dearti dan api pun muncul dan membakar habis Dearti.
Setelah itu Hiroki menyerang semua pasukan Dreinot yang di pimpin Dearti dengan sekali Serang dengan petir.
"Kau terlalu meremehkan aku Dearti...!" Ucap Kirari.
"Ba..gai...mana bisa..kau...bisa mengunakan Wind Arow...?" Tanya Felly.
"Dearti sudah bilang bukan? Aku hampir menjadi dewa...!" Ucap Kirari sambil menyembuhkan Luka Felly.
"Tapi kalian sudah terlihat seperti dewa...!" Ucap Robbie yang sedang di obati oleh Hiroki.
"Apa tujuan kalian sebenarnya Kirari! Hiroki...!?" Tanya Edwin.
"Jika kalian ingin tau ini adalah tujuan ku, aku ingin menjadi dewa yang bisa merubah Takdir yang selalu mempermainkan kehidupan....!!" Ucap Kirari serius.
Ucapan itu di barengin dengan Angin yang membuat rambut ke 5 orang itu berkibar.
"Ki...kirari...?" Ucap Felly.
"Kau...!" Ucap Robbie.
*
*
*
*
*"Mirip dengan Athena...!" Ucap Edwin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atelino & Satorik #3 (END)
FantasiEmpat tahun setelah Athena dikabarkan meninggal. Keberadaan penyihir diketahuin dan terbongkar oleh manusia biasa, membuat kedua dunia ini saling terbuka satu sama lain, dan akhirnya kedua dunia ini sudah sangat damai. Tapi...muncul musuh baru dari...