Kita dipertemukan untuk membuat ku melihat mu menghilang, dan Kamu menghilang untuk ku rindukan.
-Bintang
***
Hari ini seperti biasa aku diantar oleh papa. Dan untuk kali ini sampai ke sekolah, dengan selamat pula. Aku tiba di sekolah jam 7.00 kurang, seperti yang Pak satpam bilang kemarin, sekali lagi aku kesiangan, aku tidak akan dibiarkan masuk. Di gerbang aku bertemu dengan Pak satpam (pastinya), aku pun tak lupa untuk menyapa nya.
"Pagi pa." ku berikan senyuman yang ceria, seceria suasana hati ku pagi ini
"Pagi neng." Balas nya.
***
Sesampainya di kelas, aku melihat orang orang yang masih terlihat asing dimata ku. Diantara mereka masih kelihatan canggung satu sama lain, ada juga yang terlihat sudah akrab, entah karena waktu di smp mereka dekat, teman lama, atau mungkin mereka mudah membaur. Mereka semua mungkin sekarang terlihat asing, namun, aku yakin tak butuh waktu yang lama untuk kami saling mengenal dan menjadi teman sekelas yang sangat akrab.
Akupun duduk di meja paling belakang, karena memang hanya itu meja yang masih kosong. Gara gara kemarin aku tidak sempat masuk ke kelas, jadi kayak nya aku harus menerima dengan lapang dada jika aku tidak akan punya teman sebangku. Soalnya, dari daftar siswa yang terpangpang didepan kelas, ku lihat jumlah siswa disini hanya ada 35 siswa. Tapi itu sih gak masalah, untuk suasana yang masih asing ini, rasanya sendiri di belakang itu akan membuat ku merasa tenang, tentram, nyaman dan damai.
Suasana kelas ini dalam seketika berubah menjadi ricuh, entah apa saja yang mereka bicarakan. Ada yang nyanyi atau mungkin teriak teriak, ada yang lempar lemparan kertas ( ini ulah anak cowok, gak ada kerjaan banget ), ada yang kayak lagi curcol, ada yang sibuk main game, dan aku? Untuk kali ini, aku memilih dunia ku sendiri. Kalian tahu apa? Aku lebih memilih menutup telinga ku dengan earphone dan mendengarkan lagu lagu yang diputar di ponsel ku.
***
Pembelajaran belum berjalan efektif, ada beberapa guru yang tidak masuk, atau mungkin masuk tapi hanya sekedar perkenalan. Bagiku ini membosankan, apa mungkin setiap pertemuan selama seminggu kedepan ini, aku harus terus memperkenalkan diri?
Kayak sekarang, nama nya Bu Endah. Beliau guru matematika, dan sekarang dia mulai mengabsen murid satu persatu.
Satu persatu murid dipanggil, lalu mereka mengacungkan tangan, menjelaskan nama lengkap, asal sekolah, alamat atau mungkin status kalau itu biasanya kaum adam yang menanyakan. Aku terlalu sibuk dengan duniaku, hingga tak sempat untuk sekedar memperhatikan mereka satu per satu. Hingga akhirnya giliran nama ku yang dipanggil."Bintang ... "
"Bin-tang??"
"Bintang mana?"
"Apa Bintang tidak masuk?"
"BINTANG SYAHILA ANATASYA."
Sontak aku kaget, nama ku dipanggil. Aku pun segera berdiri dan mencoba memperkenalkan diri sesantai mungkin, SE-SAN-TAI MUNG-KIN.
"Kenalin, namaku Bintang Syahila Anatasya." Dengan kekuatan mata batin ku yang tiba tiba ada, dari lubuk hati ku yang terdalam aku yakin 100% semua mata tertuju padaku. Tadinya aku ada niatan biasa aja, tapi lama kelamaan aku mulai gugup.
"Kalian bisa panggil apa aja, bebas." Lanjutku
"Asal sekolah .... "
Terdengar suara beberapa murid yang meneriaki, supaya aku memberitahu asal sekolah ku. Aku pun menjawab nya, sampai muncul terus menerus pertanyaan, hingga akhirnya sesi tanya jawab selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEDAY [completed]
Teen Fiction"Karena lo itu bintang gue, dan gue bulan lo. Kita akan selalu seperti bulan dan bintang yang selalu bersama menghiasi langit malam, walaupun dikala siang mereka menghilang, mereka akan hilang bersamaan."