“BINTANG … “ Teriak seseorang dari arah luar kamarku. Suara itu, seperti nya sudah tidak asing lagi di telingaku.
“BIN … TANG ….” Entah kenapa tiba tiba panggilan itu semakin ramai, ditambah suara ketukan pintu yang tidak pantas lagi disebut ketukan, karena itu lebih seperti dipukul pukul dengan sekuat tenaga. Sepertinya makhluk diluar sana tidak hanya satu atau dua orang, aku rasa lebih.
“Bintang helloooo …. “ Yang aku takutkan lama lama pintu kamar ku akan jebol, oleh manusia manusia diluar sana yang sepertinya mulai aku ingat siapa.
Aku pun segera membukakan pintu, untuk makhluk makhluk ganas yang kasat mata itu.
“Apaan sih kalian, bisa kan ketuk pintu baik baik.” Ucap ku ketus.“Maaf Bi gue terlalu sibuk ngajarin otak berfikir, sampe lupa ngajarin tangan ngetuk pintu.” Jawab Natasya. Aku memutar bola mataku malas. Dan mempersilahkan rombongan yang haus akan kerinduan kepada ku ini untuk memasuki ruang yang sebentar lagi akan menjadi kapal pecah alias berantakan.
“Woy lo kenapa gak masuk?” Tanya Nefa pada Arlo yang sedang diam mematung didekat pintu.
“Gue baru sadar, kalian betina semua.”
“Sialan, emang kita ayam apa?! pake betina segala. Lagian lo kemana aja baru nyadar Pak?” Ucap Nefa yang tidak terima 100% kami disebut betina, padahal sama saja? Ah entahlah.
Arlo hanya memutar bola mata nya malas, mungkin dia sudah bosan karena terlalu sering berdebat dengan Natasya.
“Ya udahlah lah, lo masuk aja. Kita kan banyakan ini, lagian lo cuma sebiji gak bakalan bisa macem macem.” Tanpa dipersilahkan mereka pun langsung menyerbu tempat tidurku yang awalnya rapi tapi beberapa detik kemudian berubah 180 derajat. Sementara pria yang tadi nya ragu untuk masuk akhirnya duduk di kursi meja rias ku, sambil memakan cemilan yang mama siapkan untuk ku.
“Makan sendiri aja lo.” Carla menoyor kepala Arlo, hingga si korban hampir jatuh tersungkur mencium lantai.
“Shwialamn lwo.” Ucap Arlo tak jelas karna mulutnya dipenuhi keripik tempe yang ia makan tadi.
Carla yang memang suka seenaknya, merebut paksa cemilan yang dipegang Arlo “Siniin gak!” Meski awalnya ada perlawanan dari Arlo tapi akhirnya ia mengalah.“Ih kalian kesini kayak orang kelaparan aja sih.” Ucap Devina ketus.
Arlo haya diam cemberut, sedangakan Carla asik menikmati makanan hasil rampasan nya itu “Bodo amat Dev bodo amat.”
“Terserah lo.” Ucap Devina memutar bola mata nya malas, lalu mengambil ponsel dari tas nya dan mulai memainkannya.
“Kalian gak berubah ya, ribut aja terus.”
“Eh, iya dong Bi harus.” Ucap Carla yang belum selesai dari aktivitas makan nya.
“Bi gue juga lapar nih.” Ujar Natasya sembari memegangi perutnya yang sudah tak tahan ingin diisi ulang.
“Bener ya kalian kesini cuma mau makan gratis, parah …. “ Aku hanya geleng geleng tak habis pikir dengan kelakuan mereka yang masih tetap sama walaupun sudah hampir setengah tahun kami tak kumpul lagi seperti ini. Selain karena aku sakit, lalu susah minta izin dari mama dan karena mereka sibuk sama urusan mereka masing masing.
“Gue sih engga ya Bi.” Ujar Devina
“Iya iya. Ya udah gih bawa makan sendiri ke mama di dapur.” Perintahku pada mereka. akhirnya Natasya, Arlo, Nefa, langsung melesat keluar, sedangkan Carla “Gue nitip Nef.” Ucap Carla belum juga menghabiskan keripik tempe yang di makan nya
“Gimana sekolah lo Bi?” Tanya Devina yang selesai dari aktivitas memainkan ponsel nya.
“Baik.” Jawab ku singkat sembari turun dari tepat tidur lalu mencari novel yang bisa aku baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEDAY [completed]
Novela Juvenil"Karena lo itu bintang gue, dan gue bulan lo. Kita akan selalu seperti bulan dan bintang yang selalu bersama menghiasi langit malam, walaupun dikala siang mereka menghilang, mereka akan hilang bersamaan."