19 : Ungkapan

191 25 1
                                    

Apakah rasa ku ini rasa mu? Jika memang rasa kita sama. Mari kita membuat sebuah rasa. Rasa  yang biasa disebut rasa cinta. Merah muda. Jika tidak, maafkan aku. Mungkin aku yang terlalu perasa.

-Dafa

***

Tok tok tok

Suara ketukan pada pintu terdengar beberapa kali ditelingaku. Aku lalu bangun dari tidur ku, “masuk.” Ucap ku kemudian pada seseorag dibalik pintu.

“Ada Dafa tuh. Kata nya kalian mau belajar bareng?” Ujar mama berjalan ke arah ku.

“I-iya belajar bareng.” Jawab ku ragu ragu, sembari menggaruk garuk tengkuk ku yang tak terasa gatal. “Oh cuma mau belajar.” Pikirku dalam hati.
“Kamu kenapa bengong?”

Aku hanya menggelengkan kepala ku beberapa kali.

“Kalau kamu mau istirahat, Mama bilang ke Dafa besok aja belajar nya.”

“Ja-jangan Ma. Besok kan sekolah. Bintang ada pr jadi, mau dikerjain bareng, Dafa lumayan pinter buat tugas ini.”

“Oh gitu, ya udah. Tapi jangan sampe lebih dari jam 9, kamu harus istirahat.” Ucap mama dengan ekspresi yang selalu terlihat mengkhawatirkan ku.

“Siap Ma. Tapi, bo-boleh gak Bintang sama Dafa belajar nya di … taman belakang?” Jantung ku tiba tiba berdetak cukup cepat, entah karena apa. Mama ku yang cantik nan baik hati ini, terkadang berubah sementara jadi menakutkan jika berurusan dengan masalah perizinan.

“Lho, emang kenapa kalau dirumah?” Benar dugaan ku, pasti muncul banyak pertanyaan. Disinilah ujian nya, membuat ku harus berpikir keras. Memikirkan cara yang tepat untuk meyakinkan mama ku yang rajin menabung dan tidak sombong ini.

“Bintang pengen aja lihat suasana malem, pasti banyak bintang. Boleh ya Ma? Plis sekali ini aja, gak jauh juga kan?”

“Ya udah, boleh. Kalau Mama bilang gak boleh, kamu bakal tetep kesana kan?”

Aku hanya tertawa pelan. “Bintang keluar duluan ya.” Aku pun langsung berlalu keluar dari kamar, sambil membawa baju hangat ku, karena kami akan mengerjakan nya di taman bunga milik mama, dibelakang rumah. Aku sangat membutuhkan benda benda yang bisa menghangatkan tubuh ku dari serangan angin, yang kadang tak tahu malu, masuk tanpa izin.

***

Aku keluar dari kamar dan pergi ke ruang tamu dimana Dafa berada sekarang. Aku hanya menggunakan baju tidur panjang bermotif panda berwarna hitam, dengan rambut yang ku ikat. Karena Dafa bilang ke mama cuma mau belajar, jadi sepertinya tak masalah jika aku memakai baju seperti ini.

Aku memegang jaket yang belum sempat ku kenakan, beberapa buku dan tikar untuk duduk ditaman. Ribet memang. Aku juga sudah meminta mama untuk membawakan beberapa makanan ke taman untuk kami berdua. Kami pun langsung pergi menuju taman belakang yang penuh dengan bunga kesayangan mama.

"Lo kesini cuma mau belajar atau nyontek pr?" Tanya ku meledek.

"Belajar."

"Oh. Kenapa gak ngajak yang lain?"

"Gue pengen nya berdua sama lo doang. Biar fokus." Ucap nya diiringi dengan kekehan tengil.

"Kok bisa?"

SOMEDAY [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang