Bukan tentang hujan, yang reda tanpa berkata.
Bukan tentang angin, yang keliru meninggalkan rasa tanpa makna.
Ini tentang kamu, yang datang menepi dan berlalu begitu saja.-Bintang
***
"Kamu baik baik aja kan Bi?" Tanya Kak Algi setelah Kak Yura pergi dengan membawa sejuta kekecewaan dihati nya, pasti.
"Aku sih baik baik aja, tapi kayak nya Kak Yura yang gak baik baik aja. Harusnya kakak bukan nanya itu ke aku, tapi ke kak yura." Ucap ku datar
"Bintang aku ngomong gitu karena aku pengen dia ngerti."
"iya Kak aku tau, dan aku juga pengen Kakak ngerti, sampai detik ini perasaan aku cuma buat Dafa."
"Apa kamu gak bisa, kasih aku kesempatan?"
"Udah bukan saat nya buat itu Kak, hati aku udah ada yang isi."
"Aku pulang dulu." Lanjut ku
"Aku anterin." Sergahnya
"Kayak nya gak perlu, aku bisa sendiri kok. Duluan ya Kak." Aku pun berlalu dari hadapan nya.
***
Seminggu berlalu, waktu ujian pun telah usai. Sampai akhir masa ujian, Dafa tak sehari pun muncul di sekolah. Aku khawatir? Sudah pasti.
Ini hari minggu, rencananya aku akan pergi ke rumah Dafa diantar ketiga sahabatku.
Yang menyebalkan Dafa sulit sekali di hubungi. Whatsapp tidak pernah dibalas. Last seen disembunyikan. Ditelpon gak diangkat. Sebenarnya kenapa sih orang itu.
Sebenarnya aku malas untuk pergi kerumah nya, secara aku perempuan gengsi dong ya.
Tapi terkadang dalam sebuah hubungan semua itu harus agak dikesampingkan, memastikan dia baik baik saja jauh lebih penting ketimbang ego yang tak beralasan.Jam sudah menunjukan pukul 10.25, sahabat sahabat ku pun sudah ada dirumah ku. Kami tinggal berangkat ke tempat tujuan.
Aku sudah mempersiapkan segala nya, penampilan yang diusahkan secantik mungkin dan siap siap melepas rindu yang sudah ditahan sejak lama.
"Berangkat sekarang Bi?" Tanya Caca sambil mata nya tetap fokus pada ponsel yang ia mainkan.
"Iya ayo, tapi ko aneh ya, perasaan gue kaya yang gak karuan gitu."
"Gak karuan gimana?" Tanya Elma
"Ya gitu, susah dijelasin."
"Mungkin lo gugup kali mau ketemu Dafa, secara kalian udah lama gak ketemu kan." Timpal Stela
Aku terkekeh kecil, "iya kali ya."
"Iya lah. Ya udah ayo." Ucap Caca beranjak dari tempat semula nya lebih dulu.
***
Akhirnya kami sampai di tempat yang kami tuju. Pagar tertutup rapat dengan gembok yang tergantung disana, hingga membuat ku terpaksa harus agak berteriak agar seseorang didalam mendengar dan membukakan pagar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEDAY [completed]
Teen Fiction"Karena lo itu bintang gue, dan gue bulan lo. Kita akan selalu seperti bulan dan bintang yang selalu bersama menghiasi langit malam, walaupun dikala siang mereka menghilang, mereka akan hilang bersamaan."