***
"Bi, si Dafa gak masuk lagi hari ini?" Tanya Caca saat aku dan murid lain sudah masuk ke ruangan ujian, karena bel sudah berkumandang di seantero sekolah.
"Gak tau Ca, tapi kata dia kemaren, dia bakal masuk." Ucap ku sambil tak henti melihat ke arah pintu, siapa tahu makhluk yang di tunggu muncul.
"Tapi ini udah bel lho Bi, Dafa bukan tipe orang yang suka kesiangan kan?"
"Gue gak tau Ca, dari semalem gue udah coba hubungin dia beberapa kali, tapi chat gue gak dibales, telpon juga gak diangkat."
Aku menarik nafas ku, lalu menghembuskan nya. "Padahal kemaren abis dari rumah dia, gue dianter pulang sama Dafa. Tapi sekarang dia ngilang lagi." Sambung ku, yang diajak bicara hanya fokus mendengarkan tanpa ikut bicara.
"Jangan jangan Dafa masih sakit?" Pikirku dalam hati
"Terus kemaren gimana? Dafa bilang apa aja sama lo?" Tanya Elma.
"Di-"
"Ada guru hey, yu balik ke meja." Ucap Stela tak beraturan karena ada guru pengawas yang sudah masuk.
***
Semua mata pelajaran yang diujikan hari ini sudah selesai, bel pulang pun sudah terdengar di telinga para siswa.
"Bi Dafa beneran gak masuk ya." Ucap Caca, yang sejak bel berbunyi langsung menghampiri meja ku, tentu nya bersama kedua unyil, Elma dan Stela.
"Lo baik baik aja kan Bi? Udah gak usah khawatir, gue yakin Dafa baik baik aja." Ujar Stela sambil membawa botol minum di tas nya, terlihat sekali bahwa dia kehausan.
"Lo mau kita anter ke rumah Dafa lagi?" Tanya Caca
Aku hanya diam, berfikir sejenak apa perlu aku datang lagi kerumah Dafa, untuk memastikan bahwa dia sedang baik baik saja. Tapi kejadian kemarin terputar lagi dimemori ku, ekspresi tidak suka Dafa saat aku datang ke rumah nya. Aku takut semua itu terulang, dan malah membuat ku patah.
Aku terlalu takut dengan resiko yang mungkin saja terjadi lagi, aku tak akan siap dua kali di bentak seperti kemarin.
"Gak usah deh, mungkin dia lagi sakit soalnya kemaren dia pucet gitu. Gue gak mau ganggu waktu istirahat nya."
"Tap-"
"Gue udah ketemu sekalian jenguk dia juga kemeren kan? Jadi udah lah."
"Oh ya udah kalo gitu," ucap Caca
"Balik sekarang yuk, kasian gue cape, otak gue juga." Ujar Elma dengan wajah memelas dan patut dikasihani
"Gue nebeng lagi ya Ma."
"Tapi bayarin parkir ya, duit gue abis."
"Gak usah ngomong, tiap hari kan gue yang bayarin parkir."
"Lo juga gak usah ngomong, tiap hari kan lo nebeng terus sama gue."
Kami pun tertawa bersama sama, mereka memang paling bisa menenangkan hati dan menghilangkan beban pikiran walaupun hanya sementara, aku masih khawatir dengan keadaan Dafa yang tanpa kabar saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEDAY [completed]
Teen Fiction"Karena lo itu bintang gue, dan gue bulan lo. Kita akan selalu seperti bulan dan bintang yang selalu bersama menghiasi langit malam, walaupun dikala siang mereka menghilang, mereka akan hilang bersamaan."