Badan ini terlalu berat rasa nya untuk ku angkat, rasanya otot otot ku tidak bisa menopang berat badan ku sendiri, lemas yang amat dahsyat. Aku tidak ingat, bagaimana aku bisa bisa nya tertidur dengan masih menggunakan baju seragam ini, saking lelah nya mungkin aku langsung terlelap, entahlah aku tidak terlalu ingat.
Saat ku lihat jam di dinding, ternyata sudah menunjukan pukul 6.00, aku pun bergegas ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, walaupun sedikit dipaksakan karena rasa lemas yang aku rasakan saat ini.
***
“Ma, kok tadi Bintang gak dibangunin?” Tanya ku heran, karena biasanya mama selalu melarang ku tidur sore sore.
“Maaf Bi, tadi Mama liat kayak nya kamu nyenyak banget, jadi Mama gak tega bangunin nya. kelihatan nya kamu cape banget ya?” tanya mama sembari menonton sinetron kesukaan nya itu, entah apa yang seru dari cerita nya.
“Gak papa kok Ma, tadi Bintang cuma lemes, banget sih," eluh ku pada wanita yang sekarang tengah duduk disamping ku ini.
Entah angin dari mana, malam ini aku ikut nonton tv diruang keluarga, rasanya saat ini aku ingin selalu dekat dengan mereka.
“Bintang udah makan?” Tanya mama, sembari mengutak atik remote tv untuk memperbesar volume nya.
“Udah ma.” Jawab ku singkat sambil terfokus dengan iklan es krim kesukaan ku itu. Sebenarnya si aku suka semua jenis es krim terkecuali rasa durian, semangka, dan bakso tahu. Hehe gak ada es krim rasa bakso tahu si ya
“Oh syukur deh kalau udah.” Mama yang mulai fokus lagi dengan sinetron nya, karena iklan sudah selesai.
“Ade kemana ma?” Tanya ku yang sedari tadi tidak melihat penampakan adik kecil ku itu.
“Ade udah tidur dari tadi.”
“Lho, kok tumben? ini kan belum terlalu malem.” Tanya ku bingung, biasanya kalo aku lagi diem dikamar terus haus, aku pasti turun ke bawah untuk pergi kedapur membawa segelas minuman ditambah cemilan cemilan agar tidak turun dua kali. Dan aku selalu lihat adik masih ikut menonton walaupun jam sudah menunjuk ke angka 9. Tapi sekarang, jam 8 juga belum,tapi ade udah tidur.
“Tadi dia gak tidur siang, jadi es deh dia sekarang.”
“Es?” Tanya ku, hingga kedua alis ku saling bertautan karena tidak paham akan ucapan mama cantik ku itu.
“Teler.”
“Ya ampun, kirain apa deh ah.” Lawakan mama yang membuat ku diam sebentar, membuat ku berpikir untuk menyerap apa yang mama ucapkan.
Percakapan antara kami pun terhenti, sekarang kami mulai sibuk dengan kegiatan kami masing masing. Walaupun kami berada di satu ruangan yang sama tapi tetap saja, kami serasa berada di dunia yang berbeda. Tapi bukan dunia lain lho.
“Bintang papa mau ngomong sesuatu,” papa akhirnya buka bicara, setelah sedari tadi aku lihat tengah serius dengan acara debat politik nya di televisi.
“Ngomong apa Pa? Kalo ngomongin politik Bintang gak ngerti,” jawab ku sekenanya.
“Papa mau ngomong serius Bi.”
“Ah jangan serius serius, nanti Papa cepet tua lho.” Jawabku asal.
“Papa beneran serius Bintang,” jawab papa tegas, dari tatapan matanya aku lihat ini beneran serius.
“Iya, maaf Pa.” Aku menunduk mulai cemas dengan apa yang akan Papa bahas.
“Bintang, Papa sama Mama udah bicarain ini berdua, kita udah pikirin mateng mateng sejak seminggu ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEDAY [completed]
Teen Fiction"Karena lo itu bintang gue, dan gue bulan lo. Kita akan selalu seperti bulan dan bintang yang selalu bersama menghiasi langit malam, walaupun dikala siang mereka menghilang, mereka akan hilang bersamaan."