5,3 - spark without flame

479 100 20
                                        



"AGNI SAMANDRIEL!"

Sammy menoleh. Pekikan itu berasal dari seorang gadis yang berdiri di dekat gerbang fakultas, melambaikan tangannya seperti kincir angin. Senyumnya lebar, memenuhi wajahnya. Sammy balas tersenyum. Baru beberapa saat setelah itu, ia menyadari banyak pasang mata yang memandang Iris dengan sorot heran, dan beberapa berbisik menganggap Iris cewek aneh. Sammy berlari kecil menghampiri Iris.

"Ngapain lo ke sini? Nggak kuliah?"

"Mau ngajak makan bakso mie."

"Gue ada kuliah," Sammy mengangkat tangan kiri dan menatap arlojinya.

Iris geleng-geleng. "Salah dong ya gue ke sini, ngajakin anak rajin. Ya udah, kuliah sana. Gue nggak mau dianggap merusak masa depan lo. Dah, Sammy!" gadis itu membuka pintu mobilnya, tapi ditahan oleh Sammy.

"Apa?" tanya Iris.

"Gue mau bakso mie juga."

"Tadi katanya ada kuliah?" Iris mengerutkan kening.

Sammy mengiakan, "Tunggu gue kuliah bentar, dong. Ya? Materi hari ini penting banget, nggak bisa gue tinggal. Ya?"

Netra Iris berotasi. "Gimana ya?"

"Gue yang bayar baksonya, deh! Ya?" Sammy merajuk. "Lo tunggu di kantin fakultas gue. Di sana jualan jajanan pasar. Lo pasti suka. Ada kucur."

"Warna ijo?"

"Warna putih juga ada!" Sammy sumringah.

Iris mengulum bibir.

Sammy buru-buru menambahi, "Mereka juga jual lemper, ote-ote, nagasari, putu ayu, pokoknya jajanan basah kayak gitu. Lo doyan, kan?"

"Lo sok tau banget sih," Iris melotot. "Kata siapa gue doyan?"

"Kapan hari gue beli kucur lima biji lo abisin semua.." Sammy menuturkan alasan. Iris nyengir kuda, tertangkap basah dan tidak bisa mengelak lagi.

Iris menimbang-nimbang. "Jual rokok eceran nggak?"

Raut wajah Sammy berubah. "Ya udah deh, kalau nggak mau nunggu gue kuliah. Lo beli bakso aja sendiri, gue kapan-kapan aja. Nggak masalah, gue juga nggak laper banget sih."

Iris tertawa kecil. "Gue cuma nanya, bukan berarti gue bakal beli rokok."

"Tapi pasti ada niat."

"Iya, tapi niat jelek kalau nggak dilaksanain tuh nggak kecatet dosa, tau," Iris membantah. "Lo kenapa lebih pelit dari malaikat sih?"

"Ya lo tuh emang nggak bisa dikasih tahu."

"Gue kan emang udah ngerokok sebelum kenal sama lo. Kenapa sekarang jadi masalah?" Iris jadi terpancing emosi. Gadis itu sudah tak lagi menampakkan wajah bercanda.

Sammy mendesah pendek. "Ya, ya, terserah lo deh."

"Kok lo gitu sih?"

"Apanya?"

"Jadi sok ngatur gue?"

"Gue nggak ngatur, gue cuma sayang sama lo. Gue nggak masalah kalau harus jadi perokok pasif gara-gara asap rokok lo, tapi gue nggak mau paru-paru lo tuh kenapa-kenapa. Lo tau nggak rasanya bokap lo meninggal karena kanker paru-paru? Nggak kan? Ya udah, jangan pakai ngatain gue sok ngatur. Gue cuma nggak mau lo - "

ROSYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang