✨
SAMMY celingukan. Harusnya ia berangkat bersama anak-anak, tapi apa daya bos menelepon dan menyuruh Sammy mengirim ulang desain yang sudah direvisi sehingga Sammy membiarkan anak-anak pergi lebih dulu sementara ia menyalakan laptop dan menunaikan pekerjaannya. Sekarang ia kebingungan karena ia tidak tahu hall mana resepsi pernikahan dihelat. Beruntung Sammy berpapasan dengan salah satu EO – terlihat dari seragam yang dikenakan, dan bertanya. Begitu sampai di dalam hall, Sammy langsung berlari cepat menuju spot di mana Leo, Dylan dan Jeff sedang menata peralatan bersama Mbak Puteri dan satu laki-laki, personel dari EO yang mungkin penanggung jawab atas mini panggung.
"Sori.." Sammy menyapa.
Leo menimpali. "Udah beres nih, tinggal gitar lo. Buruan, kita belum ganti."
Sammy mengiakan.
Setelah beberapa kali menggenjreng gitar elektriknya, Sammy meletakkan gitarnya di papan penyangga. Kemudian menyusul yang lain ke sebuah ruangan yang sediakan EO sebagai ruang ganti. Begitu Sammy masuk, ia terkejut ketika ada gadis cantik sedang berkacak pinggang dan berhadapan dengan Jeff yang menatap geram.
Mbak Puteri terlihat sedikit panik.
"Apa susahnya sih, pakai outfit dari gue? Lo sama temen-temen lo untung karena dapet suit gratis, gue untung karena gue bisa pakai ini sebagai ajang promosi," gadis cantik itu mencak-mencak.
Jeff mendengus kasar. "Yang nggak gue suka, satu, lo muncul seenak lo di sini. Dua, kita nggak butuh suit. Tiga, gue nggak mau jadi bahan promosi lo."
Sammy melipir ke sebelah Leo, berbisik. "Siapa?"
"Nggak tau. Tadi pas kita masuk, dia udah di sini," jawab Leo, juga dengan bisikan.
"Ya ampun, Jeff. Apa susahnya sih? Gue nggak nyuruh lo telanjang di tengah jalan," gadis itu bersikeras. "Gue cuma mau band lo pakai outfit dari gue. Ini gue bikin khusus buat kalian. Liat, gue bahkan bikin logo band kalian di sini. Gue juga pilih warna yang sesuai sama vibes yang gue tangkep dari kalian."
Jeff menghentakkan kaki. "Siapa yang minta?!"
Gadis itu hendak menimpali tapi Jeff melayangkan pandangannya pada Mbak Puteri. Jeff menyalak, "Sejak kapan sih, Mbak, Madina harus tahu semua kegiatan StudioK?"
"Jeff, udah Jeff.." Sammy menengahi.
Kasihan juga Mbak Puteri jadi ikut kena amuk Jeff.
Leo mengambil empat suit berwarna biru dengan kemeja putih yang tersampir di kursi. Ia mengamati outfit itu dan menyadari bahwa semua yang dikatakan gadis bernama Madina itu benar.
"Jeff, kita nggak punya waktu buat debat soal kostum. Udahlah, kita pakai aja. Terlanjur. Sayang kalau nggak dipakai," kata Leo mengusulkan.
Sammy sepakat. "Tadi sebelum gue masuk, ada orang EO yang bilang kalau kita disuruh check sound lagi, satu lagu. Jadi mendingan kita buruan deh."
Jeff berdecak.
"Lanjutin ngamuknya ntar aja, Jeff. Kita lagi ditunggu," Dylan menepuk pundak Jeff.
Mbak Puteri buka suara. "Maaf, Mas Jeff. Saya kira Mas Jeff udah ngasih tahu Ibu. Jadi pas Ibu telepon nanya log studio saya jawab aja kalau ada job ngisi nikahan." Perempuan itu tampak sangat bersalah.
Jeff memaksakan senyum. "Iya, Mbak. Maaf juga tadi saya ngebentak."
Madina merasa menang.
"Karena gue pakai outfit dari lo, jadi sekarang lo pulang aja," kata Jeff, mengambil satu setel dan menunjuk pintu dengan dagunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ROSY
BeletrieAgni Samandriel - mostly known as Sammy - decided to join Leo's band to heal his brokenheart, to forget the girl who used to be his world. But it's not gonna be easy. Copyright ©2018