Gue ingin lo kembali bersama dengan gue
-Petra Davidson
•••
Gadis dengan rambut terurai itu menyodorkan minuman pada Petra "Silahkan diminum"
Namun Petra masih menatapnya dengan tajam dan Ia masih bingung, siapa gadis tersebut?
"Aku Tia, kami kembar dan aku lahir duluan, entah mengapa orangtuaku menyekolahkan aku duluan daripada Tere" Tia tersenyum "Hampir aku pulang ke rumah, pasti saja teman-temannya Tere bingung melihatku, mereka pikir aku Tere yang sudah berubah jadi feminim"
Petra mengangguk dan terkekeh pelan
"Kamu gak usah canggung sama aku, kita seusia kok cuman jenjang pendidikan kita yang levelnya berbeda" Ia memberikan senyuman manisnya
"Gila nih cewek, beda banget sama Tere, beda 360 derajat anjir" batin Petra saat melihat Tia dari kaki sampai ujung kepala yang terlihat feminim sangat dari Tere
Petra menjulurkan tangannya untuk menjabat Tia "Saya Petra, teman sekolahnya Tere"
Tia pun membalas Petra dan akhirnya mereka berbincang-bincang hal seputar Tere, Petra pikir Ia lebih baik menunggu Tere yang pergi entah kemana daripada pulang dengan perasaan yang tak karuan
Bahkan Rita dan Papanya Tere, Martin yang baru pertama kali dilihat oleh Petra ikut berbincang bersama mereka
"Jadi Tere ikut kepanitiaan prom atau pesta dansa itu?" tanya Martin dengan suara seraknya
Petra mengangguk "Iya om, apakah om menyetujuinya?" tanya Petra kembali dengan gugup
"Pasti, om akan selalu mendukung Tere, dimanapun Ia berada"
Petra tersenyum dan Ia mendapati jika keluarga ini benar-benar menyenangkan dan mereka akrab satu sama lain, apalagi jika ditambah dengan Tere pasti tawaan-tawaan akan meledak, namun sampai saat ini Tere belum datang bahkan sampai di telepon oleh Martin, Ia menjawab jika Ia akan menginap di rumah Dea, terlihat jelas di muka Petra jika Ia sedih karena tak bertemu dengan Tere namun Ia pura-pura tersenyum dihadapan Tia, Mira, dan Martin. Hingga akhirnya Ia berpamitan pulang karena yang dicari, tidak bertemu dengannya padahal perbincangan hangat keluarga kecil itu masih sangat menyenangkan dan hampir tak mau meninggalkan rumah Tere, namun Petra masih punya etika
Ia berpamitan lalu pulang menuju rumahnya. Di sepanjang jalan Ia selalu tersenyum mengulang kembali keharmonisan keluarga Tere, Ia selalu berfikir seandainya keluarganya bisa seperti keluarga Tere yang menyenangkan padahal mereka jarang bertemu
"Ini keluarga gue, yang ada dimarahin mulu, emang sih gue yang salah tapi kan gak usah dimarahin, dimanja kek, disayang kek. Gue serasa anak durhaka tapi emang sih" ucap Petra
Tanpa terasa, Petra kini sudah berada di depan gerbang rumahnya, Ia membuka gerbang secara perlahan agar tak ketauan jika Ia pulang malam. Biasanya Mang Roni, petugas dirumahnya selalu menjadi tangan kanan Petra namun sepertinya Mang Roni tidak bekerja hari imi, sehingga dirinya harus melakukan sendiri
Krek krek krek
Suara gembok gerbang telah berhasil terbuka oleh tangan Petra, kini Ia menjinjing motornya yang tidak nyala tersebut pada halaman depan rumahnya. Tantangan berikutnya ialah pintu, Ia harus membuka secara perlahan bahkan sangat sangat perlahan dan akhirnya Ia bisa menaklukkannya dan rumah itu didapati gelap hingga tangannya menyalakan lampu
Saat lampu menyala, terlihat jelas seorang wanita tua sedang berdiri dihadapannya dengan tatapan garang seperti ingin menyerbu dan dengan kedua tangan dilipat di depan dadanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Vs Prom
Teen FictionKetika perempuan SMA yang tomboy bertemu dengan laki-laki famous yang menjadi dambaan siswi-siswi di sekolah dan ketika perempuan itu dihadapi dengan sebuah acara PROM yang mengharuskannya untuk berubah 360 derajat. Apakah Ia mau melakukannya? Atau...