Gue coba bersembunyi dari dia
Gue coba jauh-jauh dari dia
Dan
Gue coba ngelupain dia
Tapi... hasilnya gagal
Di hati gue hanya ada dia seorang-Petra Davidson
•••
Beberapa minggu kemudian...
Suara notifikasi terdengar dari handphonenya Tere. Sungguh Tere sangat malas melihatnya, Ia ingin beristirahat dari berjam-jam belajar untuk ujian nasional karena ujian nasional tinggal beberapa hari lagi
Dengan sembari tiduran Tere mengambil handphonenya itu dari sisinya, Ia menghembuskan nafasnya dengan kasar "Siapa lagi sih yang ngepc gue, udah ada di status gue kalo gue tuh sib-"
Petra Davidson: Hai Tere:)
Seketika matanya terbuka lebar ketika melihat pengirim pesan itu, Petra. "Pet-petra?!" Tere berkali-kali mengucek-ngucek matanya, Ia masih tak percaya jika pesan tersebut dari Petra
"Gue bales gak ya? Bales atau enggak? Bales atau enggak? Ahh kenapa gue bingung gini sih?!" tanyanya pada dirinya sendiri
Tere berdiri dan bolak balik berjalan dengan sangat gelisah sekarang dikamarnya, Ia tak tahu apa yang akan dibalasnya "Gue bales gak ya? Bales gak ya? Ah anjir"
2 menit kemudian, Tere membalas chat dari Petra itu yang awalnya Ia berkomitmen untuk tidak membalas chat dari siapapun hari ini namun komitmennya itu gagal karena Petra. Tidak menunggu lama, balasan dari Tere langsung dibaca oleh Petra yang menandakan Petra sedang on saat itu dengan segera Tere langsung menutup handphonenya dan berteriak sekencang mungkin di dalam kamarnya "Arghhhhh!!!!"
Mira yang sedang ingin menaiki tangga segera pergi menuju kamar Tere, Ia takut jika terjadi sesuatu di dalam kamar putrinya itu "Tere! Kamu kenapa?" tanya Mira sembari mengetok-ngetok pintu kamar Tere.
"Eh- gak apa-apa kok mah. Cuma.." jawab Tere yang masih berada di dalam kamar
"Cuma apa?" tanya Mira dibalik pintu
"Ada kecoa mah tadi, Tere lanjut lagi belajarnya ya mah, dah"
Mira hanya bisa menggeleng mendengar tingkah anak gadisnya itu dan kembali ke bawah melanjutkan aktivitasnya
Berbeda dengan Tere sekarang yang niatnya ingin melanjutkan belajar namun terganggu oleh Petra dan saraf-saraf dalam tubuhnya tidak bisa tertahankan untuk tidak membalas pesan dari Petra dan menunggu balasan dari Petra
Tiba-tiba notifikasi kembali muncul dan terpampang jelas jika yang mengirim pesan lagi- lagi itu Petra. Kembali dengan caranya semula, Ia tak langsung membuka dan membalas pesan itu akan tetapi menunggu hingga beberapa menit kemudian walaupun dirinya sangat-sangat ingin tahu balasan Petra dengan kata lain 'Gengsi'
Menunggu 5 menit tanpa membuka handphonenya terasa lama sekali bagi Tere, Ia sangat gelisah sekarang. Dengan perlahan, Tere membuka handphonenya dan dadanya sungguh sesak sekarang, Ia ingin berteriak sekencang mungkin
Petra Davidson: Malem ini kamu ada acara? Boleh kita ketemu?
Mulut Tere menganga, apa benar Petra mengirim balasan seperti itu?
Rasa bahagia menyelimutinya sekarang, Ia tak percaya jika Petra akan menemuinya lagi. Lagi-lagi pertanyaan muncul dibenaknya, Apakah ini mimpi?
Teresia Rikanta: Untuk?
Lagi-lagi Petra langsung membaca balasan dari Tere
Petra Davidson: Prom
Tere menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia mengira jika Petra rindu terhadap dirinya namun Ia salah menduga, Petra malah hanya ingin mengobrol tentang prom
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Vs Prom
Roman pour AdolescentsKetika perempuan SMA yang tomboy bertemu dengan laki-laki famous yang menjadi dambaan siswi-siswi di sekolah dan ketika perempuan itu dihadapi dengan sebuah acara PROM yang mengharuskannya untuk berubah 360 derajat. Apakah Ia mau melakukannya? Atau...