Semoga perasaan ini gak salah karna gue hanya ingin lo
-Petra Davidson
•••
Nada dering telepon Tere berbunyi, sungguh Ia sangat malas untuk mengangkatnya, Ia ingin beristirahat setelah seminggu lamanya Ia bersama dengan tim promnya itu bekerja keras dan sungguh-sungguh
Benar-benar pengganggu! Pikirnya
Dengan asal dan tanpa melihat nama penelepon tersebut, Tere langsung menjawab telponan itu "Halo, Terenya lagi gak bisa diganggu" ucapnya bohong dengan malas dan lesu
Sang penelepon yang berada di tempat lain itu tersenyum bahkan hampir tertawa saat Tere mengatakan hal tersebut "Oh jadi Tere gak bisa diganggu? Yaudah bilang aja ke Tere nya, ini Petra mau ngajak ke kafe. Kalo gak mau juga gapapa"
Betapa malunya Tere, Ia langsung menepuk jidatnya sendiri dan tubuh yang lemas kini kembali bersemangat "Ini gue Tere, ada apa?" Ia bertanya pura-pura tak tahu
"Oh ternyata Tere daritadi udah ada?"
"Iye, gue pikir lo sape dan emang gue gak ngeliat nama pemanggilnya" jawabnya datar
Untung Tere dapat menutupi rasa bahagia dan malunya itu, padahal hatinya sangat bergejolak saat ini, dapat diandalkan
Terdengar suara tertawa dari suara telponan terseitu
"Pokoknya gue bakal jemput lo nanti jam 7, dah"Telponan itu ditutup langsung oleh Petra tanpa dijawab Tere. Ia hanya menganga ketika Petra melakukan itu
"Parah nih cowok, untung gue suka" omelnya
Ia kembali menimbang-nimbang kembali tentang baju apa yang bagus dipakai untuknya atau sepatu apa yang akan dikenakan pada kakinya. Dan kemeja kotak-kotak berwarna merah dengan sepatu converse Ia pilih sebagai pakaiannya yang akan Ia pakai untuk malam ini, tak lupa jam tangan
Petra meminta ijin pada Martin dan Mira untuk mengajak Tere ikut pergi bersamanya dan kedua orangtua itu memberi ijin walaupun Martin agak susah, namun Ia tetap mengijinkannya
Petra melajukan motornya dengan kecepatan pelan melintasi jalan-jalan di kawasan Bandung. Awalnya Ia akan mengajak Tere untuk makan di sebuah kafe namun niatnya itu tidak dikabulkannya karena Tere lebih ingin makan di pinggir jalan dan akhirnya mereka tiba di salah satu taman di kawasan kota Bandung dan mereka makan disana, tepatnya di bawa pohon dengan orang-orang yang berlalu lalang di sekitar mereka dan lampu taman yang menerangi
"Gue jadi rindu deh" ucap Tere sambil memakan makanan kesukaannya itu, mie ayam
"Rindu gue?" alis kanan Petra naik
"gandeng sia (Diam kamu)" Tere menepis pelan lengan tangan kanan Petra
Petra terkekeh pelan "Maaf, maaf. Sok lanjut, lo kangen sama siapa?"
"Abang gue, Reza. Dia suka ngebawain gue mie ayam, padahal dia masih SMA waktu itu" Tere tersenyum
Petra mengangguk dan memperhatikan penuh wajah Tere sehingga Tere pun lanjut bercerita
"Dia abang gue yang paling gue sayang tapi gue benci karna dia adalah pembuat onar dalam keluarga gue" satu persatu air mata mulai berjatuhan dari mata Tere
"Dia mirip sama lo gini, makanya waktu pertama kali gue lihat lo, gue benci banget sama lo, gue gak mau ngeliat ada orang yang kelakuannya sama kaya abang gue, cukup abang gue yang kaya gitu jangan ada yang lain.. Dia meninggal" Tere tertawa pelan disela tangisannya "Gue marah atas kejadian itu. Gue yang ngedenger kejadian itu langsung pingsan dan gue gak berhenti nangis selama berminggu-minggu, berat banget untuk gue, dia adalah abang gue yang nerima gue apa adanya, dia baik, dia perhatian, dan dia pinter bahkan dia termasuk 3 besar di sekolahnya" Tere tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Vs Prom
Teen FictionKetika perempuan SMA yang tomboy bertemu dengan laki-laki famous yang menjadi dambaan siswi-siswi di sekolah dan ketika perempuan itu dihadapi dengan sebuah acara PROM yang mengharuskannya untuk berubah 360 derajat. Apakah Ia mau melakukannya? Atau...