Susah! Susah banget buat mengakhirinya
-Teresia Rikanta
•••
"Maksud lo apaan ngirim surat kaya gini?" Tere melempar surat yang diberikan oleh Angel pada meja kafe tersebut
Angel tertawa merendahkan "Lo gak inget sama janji kita apa hah?"
"Gue inget, tapi bukannya kita udah sepakat sampai prom kan?"
Ia menyipirkan matanya "Apa jangan-jangan lo beneran suka sama Petra?!"
Tere menggeleng cepat kepada Angel
"Gue bebasin kok, tenang aja. Batas kita sampai prom btw lo tau kan apa akibat dan hadiah dari semua ini?"
Tere menaikkan dagunya "Gausah basa-basi deh loh, gue ngelakuin ini karna gue ingin balas dendam!"
Angel tersenyum "Baguslah, good girl. So, bye. I want to meet you like enemy"
Tere menaikkan satu alisnya yang menandakan setuju dengan perkataan Angel "Be my enemy, Angel" ucapnya serius
Angel pergi meninggalkan Tere seorang diri di cafe tersebut dan ia memijiat pelipis kepalanya dengan hembusan nafas yang kasar "gue akan terima akibatnya"
***
"Nih ya prom tuh udah bentar lagi, jadi gue akan ajari lo mulai jalan yang bagus tuh gimana"
Tere memutarkan kedua bola matanya malas "Deaaaaa... Jangan bilang lo akan ajari gue pake heels?" Ia menggeleng
Dea tersenyum "Babe, you have to perfect for prom like princess"
"But-"
"Shut up babe"
Dea mengambil beberapa sepatu heels dan wedges yang Ia dan mamanya punya lalu dibawanya ke kamarnya untuk dicoba oleh Tere, Tere hanya bisa berpasrah untuk itu
Dengan cengiran yang ditimbulkan oleh Dea, Tere mengambil salah satu sepatu itu yang berwarna hitam untuk Ia coba. Sungguh Dea ingin tertawa rasanya, namun Ia menahannya. Tere yang tak percaya diri menggunakan heels berwarna hitam kerapkali terjatuh, Dea yang melihatnya geleng-geleng
Dea mengambil salah satu heels yang berwarna perak itu dan dipakaikan pada kakinya "Nih, gini kalo jalan pake heels tuh, gimana sih lo!" Ia mencontohkannya pada Tere
"Susah bego, udah kaki gue sakit lagi"
"Itu karna lo belum terbiasa bego" Dea menghembuskan nafasnya kasar "Yaudah ganti, cobain lo pake wedges"
"Yessss.. akhirnya" Tere bernafas lega "Btw nu mana sih wedges teh? (Btw yang mana sih wedges teh?)"
"Astagaaaa... lo tuh ya, yang itu!!!" Dea menunjuk wedges yang berwarna abu
Tere menyipitkan matanya "APAAN?!! Sama-sama tinggi ihhh" rengeknya
"Coba dulu nyet, itu lebih gampang"
Tere mendengus kesal pada Dea namun Ia tetap mencobanya. Saat Tere mencobanya, Ia lebih enakkan daripada heels tersebut sempat pertama-pertama jatuh namun lama-kelamaan Ia dengan mudah berjalan mondar-mandir dihadapan Dea yang membuatnya mengacungkan kedua jempolnya
"Nah, gampang kan?"
"Iyain"
"Berarti pr lo nanti lo harus lebih banyak belajar yang heels"
"Omaigat, gue tetep dikasih pr? lo kira ini sekolah?"
Dea tersenyum "Ya, gue jadi kepala sekolah dan gurunya. Lo itu murid gue dan ini sekolah yang gue bangun khusus buat lo makanya gue kasih nama SEKOLAH PUTRI TERE"
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Vs Prom
Teen FictionKetika perempuan SMA yang tomboy bertemu dengan laki-laki famous yang menjadi dambaan siswi-siswi di sekolah dan ketika perempuan itu dihadapi dengan sebuah acara PROM yang mengharuskannya untuk berubah 360 derajat. Apakah Ia mau melakukannya? Atau...